4

31 3 0
                                    

hlow muc, jngn lupa feedbacknya yaa.

-^^-

Hope u like it mucc

|
|
|
|
|
|
|

Taeyong selesai dengan pekerjaannya, sekarang ia harus pulang karena ia tidak mengambil jadwal malam. Berjalan menuju meja kasir taeyong membungkukan badan bermaksud pamit pada teman mungilnya yang sedang berjaga, "winter nona, aku pulang duluu. selamat malam" setelah berpamitan pada wanita mungil bernama winter tadi  taeyong keluar dari toko dan berjalan ke arah samping toko guna mengambil sepeda miliknya. Namun bukan sepeda yang ia dapat tapi hanya gang kosong, taeyong bingung kemana sepedanya, jangan bilang sepeda itu di curi. Ohh sepeda pemberian mendiang ibunya, di saat situasi tengah tegang tiba² saja dari arah belakang ada yg menepuk bahu taeyong.

"Hey pendek, apa yg kau lakukan di gang sepi seperti ini? Kau maling" taeyong yang terkejut langusng membalikan badannya dan melotot ke arah laki² yang menepuk bahunnya, ia memang tidak punya banyak uang tapi ia tidak begitu kejam untuk mencuri agar mendapatkan uang. Menatap dengan jelas pria di depannya ternyata itu adalah preman yang tadi sore membeli rokok padanya.

"Aku memang miskin dalam hal harta, tapi aku tidak miskin dalam hal akhlak baik, ck" balas taeyong kepada yuta pria yang ia sebut preman tadi, yuta menekuk alisnya "lalu apa yang kau lakukan di gang ini?" Tanya yuta kembali sembari mengambil putung rokok di dalam sakunnya. Taeyong yang melihat itu segera mendorong tubuh yuta dan keluar dari gang. "Tolong jangan nyalakan benda itu di depanku, dan untuk pertanyaanmu aku kehilangan sepeda padahal seingatku tadi masih ada di sini" yuta yang mendengar penjelasan taeyong memiringkan kepalanya dan menatap ke depan toko.

Terdapat sepeda berwarna coklat dengan boneka beruang di keranjangnya, kembali menatap taeyong, yuta menyentil pelan rambut miliknya. "Sepeda di depan pintu itu? Milikmu?" Tanya yuta sembari memajukan dagunya mengisyartkan bahwa di sana ada sepeda yang terparkir. Taeyong langsung mengalihkan padangannya ke depan toko dan berlari ke arah yang yuta maksut, "beberrrr" tunggu? Panggilan apa tadi yuta berpikir dalam hati kata yang di ucapkan taeyong beberapa detik yang lalu. Mulai.mendekati pemuda mungil yang kini tengah mengecheck keadaan sepedannya, yuta mengambil boneka yang taeyong truh di atas keranjang.

"Dari kekasihmu?" Taeyong yang merasa dapat pertanyaan mendonggak untuk melihat yuta, menggelengkan kepala taeyong berdiri dan menepuk kedua tangannya guna membersihkannya dari debu "itu dari mendiang ibuku, dulu saat aku masih kecil beliau selalu membawa boneka ini di depan sepedannya agar aku mau sekolah" jawaban taeyong membuat yuta bungkam beberapa menit sebelum ia sadar taeyong sudah menaiki sepedannya, dan mengambil alih boneka di tangannya. Berpamitan pada yuta, akhirnya ia mulai mengayuh sepeda miliknya dan kembali ke rumah.

Jika kalian tanya mengapa yuta dapat kembali lagi ke toko tempat taeyong kerja, jawabannya adalah yuta membeli kopi kaleng dan rokok seperti yang ia beli sore lalu, setelahnya saat ia keluar ia melihat taeyong tengah linglung di depan gang sepi.

Selepas kepergian taeyong, ponsel yuta bergetar dan menampilkan panggilan dari temannya segera ia menganggkatny dan berjalan menuju apartemen miliknya di sebrang sana.

Membuka pintu rumah miliknya, taeyong melepas sepatu dan beberapa kelengkapan kerja seperti pin, topi, dan sabuk di almari kecil di atas rak sepatu milikny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membuka pintu rumah miliknya, taeyong melepas sepatu dan beberapa kelengkapan kerja seperti pin, topi, dan sabuk di almari kecil di atas rak sepatu milikny. Berjalan menuju dapur mulai menghidupkan lampunya taeyong meletakan beberapa makanan yang ia bawa dari toko, tentu dengan izin bosnya. Lalu menuju ruang tengah guna menghidupkan lampu setelahnya ia menuju ke kamar dan menaruh tas kerja miliknya di meja belajar, taeyong mengambil handuk miliknya di teras samping kamar dan masuk kembali menuju kamar mandi, hari ini tidak terlalu melelehkan menurut taeyong, karena ia belum.mendapat job untuk mengajar.

Setelah beberapa menit mandi, taeyong akhirny selesai dan sudah rapi dengan piama sky blue miliknya, ia berjalan keluar kamar dan ke dapur untuk membuat makan malam. Ia mengambil semua alat dan bahan yang ia perlukan lalu mulai memasak makanan, selang beberaoa menit makanan sudah siap, taeyong menyiapkan semuanya di meja makan namun sebelum itu ia kembali keruang tamu dan menyalakan tv guna mendengarkan berita atau hanya teman agar tidak terasa sepi saja.

Sama halnya dengan taeyong, kini kediaman jung tengah menikmati makan malam bersama terlihat mark tengah makan dengan lahab dan terdapat buku di tangan kanannya, jika kalian berkata itu buku pelajaran oh bukan mark tidak seobsesi itu dengan pelajaran ia juga butuh hiburan toh membaca novel bukan suatu hal yang buruk.

Berbeda dengan mark, jaehyun sibuk dengan laptop miliknya beberapa file baru masuk dan ia mengecheck satu persatu file yang di kirim oleh sumin dan beberapa kariyawan lainnya, namun fokus jaehyun buyar ketika mark mengajaknya berbicara "yah, besok mark ingin belajar bersama dahyun didampingi oleh tante somi bolehkah?" Mark bertanya dengan, mata yang masih fokus kpd novel, jaehyun yang mendengar pertanyaan mark hanya mengangguk dan menutup laptop miliknya, "boleh, besok minta antar saja pada paman lim"

Mark yang mendengar jawaban milik ayahnya, tersenyum senang dan mengangguk ia dengan cepat menutup novelnya dan mulai menghabiskan makanannya, ia harus bersiap dari sekarang ia lama tidak belajar bersama dengan temannya semejak kematian sang ibu, selesai dengan makan malamnya mark bangkit dan menaruh piring kotor pada wastafel setelahnya ia berjalan ke arah jaehyun dan memeluk jaehyun dari belakang

"Markk sayang ayaah, selamat malam ayah" mark mengecup pipi kanan milik jaehyun begitu pun sebaliknya jaehyun mengecup pucuk kepala mark sambil merapalkan doa yang biasa ia berikan saat mengecup kepala mark, mengusap pelan surai hitam mark, jaehyun mengangguk dan mengunyal pipi kenyal mark "malam jagoan, matikan ponselmu dan benar² tidur. Mimpi indah" mengangguk patuh mark berlari ke arah tangga dan naik ke kamarnya. Jaehyun masih setia duduk di kursi dapur dengan pandangan kosong ke depan, entah apa yang di pikirkannya namun tak mau larut dalam pikiran kacau miliknya.

Jaehyun bangkit dan menatap kursi samping miliknya "aku rindu" itu ucapan terakhir jaehyun sebelum meninggalkan dapur dan membiarkan lampu menyala, karena setelah ini mungkin bibi riu akan mencuci piring bekas milik mark. Berjalan santai ke arah ruang tamu jaehyun duduk di sofa dan meletakan laptop ke sisi samping dirinya. Pikirannya kembali kacau saat melihat foto di atas tv miliknya, foto dirinya yang tengah menggendong mark dan merangkul mendiang istrinya. Mengulang kembali beberapa memori 4 tahun yang lalu di mana ia masih teringat bayangan mendiang istrinya yang tergantung bebas di langit² kamar apartemen miliknya.

Menghela nafas pelan jaehyun mendonggak dan memijit pelipisnya, merindukan orang yang ia cinta adalah hal yang wajar bukan? Bahkan jika kau sudah sah sekalipun, apa salahnya mengulang sedikit memori dengan dia. Namun terkadang jaehyun juga tidak bisa seperti ini terus, mark memang sudah besar tapi ia juga memerlukan cinta dan kasih sayang dari ibu, mendapat paksaan mencari pasangan hidup kembali bukanlah hal mengejutkan bagi jaehyun, namun ia tak pernah mendengar orang tuannya memaksannya untuk menikah kembali, orang tua jaehyun tak mau memaksakan apa yang membuat anaknya stres atau bahkan tertekan, biarkan ia menemukan jalan sendiri dan dengan caranya sendiri.

-TBC

fly me to the moon | jaeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang