Viona membuka matanya ketika mendengar handphone berbunyi. Viona bergumam pelan merasa terganggu oleh handphone tersebut, kemudian kembali memejamkan matanya ketika handphone tersebut berhenti berbunyi karena memang Viona masih mengantuk.
Tunggu, Viona merasakan dengkuran halus terdengar dan juga deru nafas di atas kepala Viona.
Viona dengan cepat membuka matanya kembali, mendongak untuk melihat wajah yang berada di atasnya. Sial, sungguh sial hidup Viona. Baru hari pertama masuk sekolah saja sudah begini.
Viona mencoba bangkit, namun susah karena tangan Andreas yang membelit tubuhnya. Jangan lupa dengan miliknya yang masih menyatu dengan milik Andreas.
"Sial" Viona mengumpat pelan.
Tidak ada yang bisa Viona lakukan selain membangunkan Andreas kemudian meminta melepaskan semuanya.
"Kak, bangun"
Viona menggerak-gerakkan tubuhnya, berharap Andreas bangun.
Andreas bergumam pelan ketika merasa terganggu oleh gerakan Viona.
"Diam Viona" ujar Andreas dengan suara seraknya.
Andreas membuka matanya secara perlahan, setelah nyawanya terkumpul Andreas kemudian melepaskan pelukannya. Melepaskan miliknya dari milik Viona."Ahhhh" desah pelan Viona karena miliknya terasa perih dan juga merasa lega karena miliknya tidak lagi merasa sesak oleh kejantanan Andreas.
Andreas menggulingkan tubuh Viona menjadi tidur disebelahnya, kemudian dia bangkit.
"Gua mandi dulu, setelah itu kita pulang" ujar Andreas. Dia berjalan kearah kamar mandi tanpa menggunakan sehelai benangpun.
Viona mengangguk pelan, pipinya memerah ketika tak sengaja melihat kejantanan Andreas. Pantas saja milik nya sakit ketika dimasuki milik Andreas, ternyata ukuranya memang besar.
Viona menutup kepalanya dengan selimut, menyembunyikan pipinya yang memerah.Lima belas menit kemudian Andreas keluar dengan menggunakan handuk yang menutupi bagian bawahnya. Dia melihat Viona yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Mandi sana" perintah Andreas.
Viona mengeluarkan kepalanya, lalu membelit tubuhnya dengan selimut. Dia mencoba membangunkan tubuhnya, namun rasa sakit di kewanitaannya membuatnya meringis pelan.
"Lo lama" ujar Andreas dengan kesal.
Andreas menggendong tubuh Viona, membawanya masuk kedalam kamar mandi. Kemudian menurunkan Viona, membuka selimut yang membelit tubuh Viona.
"Mandi!"
Setelah mengatakan itu, Andreas langsung keluar meninggalkan Viona.
Viona menatap cermin yang menampilkan tubuh polosnya. Dia mengumpat pelan melihat lehernya terdapat bercak merah, selain itu bercak merah tersebut berada di dadanya, perut sampai pahanya.
Viona berjalan dengan tertatih menuju bathtub yang sudah terisi dengan air hangat, kemudian langsung memasuki bathtub tersebut.
Viona memikirkan siapa sebenarnya Andreas, kenapa Andreas bisa memiliki ruangan sendiri di sekolah barunya. Bukankah dia hanya seorang murid? Viona tidak mengerti.
®®®
Andreas membawa Viona ke apartemen nya. Sebelumnya Viona sempat menolak, namun seperti biasa Andreas selalu mengancam Viona
Viona duduk di sofa apartemen Andreas sembari memainkan handphonenya. Btw, sebenarnya handphone Viona ada di tas Viona yang dikelas, tapi Alika membawanya ke apartemen Andreas karena memang Alika tinggal bersama Kenan dan apartemen Kenan bersebelahan dengan apartemen Andreas.
Andreas sedang keluar, entah kemana. Viona tidak peduli. Malahan dia merasa senang kalau tidak ada Andreas.
Perut Viona terus berbunyi karena memang belum di isi dari pagi. Bayangkan sekarang jam 15.52 jadi pantas saja perut Viona terus berbunyi.
Viona berjalan ke dapur dengan sedikit mengangkang. Dia membuka kulkas untuk melihat apa yang bisa dia masak.
Ternyata di dalam kulkas Andreas terdapat banyak bahan makanan. Viona bisa menebak Andreas kayaknya Andreas bisa memasak. Viona mengambil ayam dan kangkung, dia berniat untuk menggoreng ayam dan membuat tumis kangkung. Menu itu pasti cocok karena Viona memang sudah benar-benar lapar.Lima belas menit kemudian Viona sudah selesai memasak. Viona sudah membawa seporsi nasi lengkap dengan lauknya, kemudian menyimpannya di meja makan. Viona makan dengan lahap.
Andreas datang ketika Viona masih asik makan. Dia membawa banyak paper bag yang berisi baju, bra dan celana dalam Viona. Andreas menghampiri Viona.
"Lo makan kek orang kelaparan" Ujar Andreas sembari duduk disebelah Viona.Viona mendongak. "Ia aku lapar, karena kamu gak ngasih makan" jawab Viona dengan kesal.
Andreas mendengus kesal. Dia bangkit, dia berniat membawakan minum untuk Viona.
"Minum" titah Andreas ketika Viona menyudahi makanya.
Viona dengan langsung meminumnya sampai habis. Kemudian berjalan ke dapur untuk mencuci piring bekas makannya.
Andreas menyeringai, dia mengikuti Viona. Kemudian dia memeluk dari belakang Viona yang sedang mencuci piring.
"Ehh" Viona terkejut dengan apa yang di lakukan Andreas.
Tangan Andreas masuk kedalam kaos yang di gunakan Viona, melepaskan kaitan bra Viona kemudian meremas dengan pelan payudara Viona.
"Ahhh" Viona mendesah pelan. Tubuh Viona terasa berbeda, dia seperti menikmati sentuhan Andreas.
"Kak, panas" ujar Viona. Tubuhnya mulai berkeringat.
Andreas tersenyum smirk sembari menjilat leher Viona, tangannya turun untuk mengangkat rok Viona. Menggoda vagina Viona untuk menambah rangsangan.
Andreas membalikan tubuh Viona, mencium bibir Viona dengan kasar. Dia menggendong Viona lalu membaringkannya di sofa.
Andreas membuka baju keduanya dengan cepat. Kemudian langsung memasukan miliknya yang sudah tegak kedalam kewanitaan Viona."Ahhhh" Viona mendesah keras karena Andreas langsung menggerakkan tubuhnya. Rasa nikmat menjalar ke seluruh tubuh Viona. Viona terus mendesah.
Andreas tersenyum mendengar desahan keras Viona. Dia membalikan tubuhnya hingga Viona berada di atasnya. Dia ingin mengubah Viona menjadi liar.
"Gerakan tubuh lo" perintah Andreas, membiarkan Viona yang memegang kendali.
Viona dengan cepat menurut. Dia mulai memaju mundurkan tubuhnya secara perlahan.
"Viona, ini nikmat" Andreas meracau tidak jelas. Walaupun gerakan Viona pelan, tapi bagi Andreas ini sangat nikmat.
"Kak, aku keluar" jerit Viona. Kemudian tubuh Viona ambruk di atas tubuh Andreas. Tubuh Viona teras lemas.
Andreas dengan cepat membalikan kembali tubuhnya menjadi dirinya yang memegang kendali. Kemudian langsung menggerakkan tubuhnya dengan brutal untuk mengejar pelepasan.
"Khak Andreashhh phelannhhh" pinta Viona karena merasa miliknya akan sampai. Hingga Viona merasa miliknya mengeluarkan cairan kenikmatan lagi.
Andreas menenggelamkan kepalanya dileher Viona ketika merasa miliknya akan sampai. Dia menekan kejantanannya, lalu merasakan spermanya mulai keluar.
"Lagi Viona, gua mau lagi" ujar Andreas sembari mengangkat tubuh Viona, menggendongnya ke kamar tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreas's
Teen FictionDi hari pertamanya masuk sekolah baru, Viona di lecehkan oleh Andreas yang baru di temui nya. Viona terjebak dengan Andreas hingga dirinya menjadi mainan seorang Andreas