Katanya, satu kepakan sayap kupu-kupu di suatu tempat, bisa menyebabkan topan di wilayah lain. Orang-orang menyebut itu sebagai ... Butterfly effect. Artinya sebuah aksi yang di kira kecil bisa menyebabkan sebuah reaksi yang sangat besar, atau bahkan sangat-sangat besar.
"Hidup gue lucu banget tuhan ... "
Gadis itu---Rukmi tergelak sesaat, sambil membasuh wajahnya di wastafel toilet sekolah lalu menatap lurus pantulan bayangannya di cermin.
"Gue pasti bisa, kan?"
Sambil terus menatap bayangannya, Rukmi mengusap bagian belakang kepalanya yang lepek---berdarah karena terbentur tembok. Tidak terlalu serius, Rukmi masih bisa menahan pendarahannya sendiri.
Dari awal Rukmi sebenarnya sadar, perubahan kecil yang ia buat malah membuat kematian menjadi lebih dekat ke arahnya. Bukan hanya bisa mati ditangan budak cinta Melody, Rukmi juga bisa mati dengan cara lain yang mungkin saja lebih tragis.
Rukmi sendiri bingung dengan keadaan begini kenapa ia masih nekat pergi ke sekolah. Namun mengingat kalau ia satu atap dengan Rangga, Rukmi tidak bisa tenang jika harus berdiam diri dirumah.
Sikap 'anarkis' Yatha itu bisa dibilang bentuk butterfly effect yang timbul karena tindakan Rukmi yang sedikit melenceng.
Rukmi yang sadar telah berbuat kekacauan hingga menyebabkan Yatha bertambah tidak waras membuatnya tentu tambah tidak tenang. Kalau begini, ia tidak bisa hidup tenang dengan hanya goyang-goyang kaki. Semuanya menjadi sulit.
Menatap hampa wajahnya yang penuh lebam di cermin, Rukmi bukannya tidak tahu bahwasannya selain terlihat menyedihkan, ia juga tampak sangat lemah. Nyatanya menentang alur novel tidak semudah yang ia pikirkan.
"Hanna kamu nggak papa kan?" Suara yang menyapa hangat dari belakangnya membuat Rukmi refleks membalikkan badan.
Mata Rukmi meredup, seberusaha mungkin menahan diri ketika melihat Melody yang selalu datang tiba-tiba sudah berada di belakangnya.
Protagonis kita sudah 'sembuh' ternyata.
Melody ini ... kenapa selalu muncul seakan memang benar-benar seorang malaikat baik hati? Gadis itu selalu datang dan bertanya pertanyaan yang sama berulang kali, 'apa ia baik-baik saja?'
"Apa gue emang keliatan sekuat itu ya?" Rukmi bertanya dengan nada jenaka. Tidak habis pikir dengan tingkah Melody yang terlampau 'baik'.
Melody menelan ludahnya kasar. Rasa bersalah terhadap gadis berambut pendek dihadapnnya bertambah berkali-kali lipat menjadi lebih besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE TO SURVIVE
Fiksi Remaja#TransmigrasiSeries1 Rukmi Humeera masih bisa 'baik-baik saja' ketika pacar dan sahabatnya mengkhianatinya dari belakang. Bahkan setelah pulang dari pemergokkan perselingkuhan sahabat dan pacarnya, Rukmi masih bisa menyumpah serapahi Bram---ayahnya...