Di dalam lift khusus yang mengarah ke lantai bawah, Aldebaran tengah mengenakan jam tangannya yang sejak siang tadi tidak ia kenakan. Saat ini, ia akan menemui seseorang yang mana orang tersebut memiliki sebuah kabar baik untuknya.
Saat lift baru sampai di pertengahan jalan, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Ponsel yang dibuat khusus agar berfungsi dengan baik di Area 212 itu kini menampilkan nama Eros di layarnya. Tanpa berlama-lama Aldebaran pun segera mengangkatnya.
"Halo, Ros, ada apa?"
"Halo, Pa. Aku ada sebuah kabar baik."
Mendengar hal itu sontak Aldebaran langsung menajamkan telinganya.
"Eksperimen tahap awal pembuatan Hydra berjalan lancar. Ular yang kami gunakan menunjukkan tanda-tanda regenerasi tubuh yang sangat baik. Jika terus seperti ini maka ada kemungkinan di tahap ketiga atau keempat kami sudah bisa membuat ular yang memiliki kepala dua atau bahkan lebih dengan tingkat regenerasi tubuh yang mendekati sempurna."
Mendengar kabar yang sangat baik ini Aldebaran pun langsung melebarkan senyumnya. Ia merasa senang. Ia bahkan langsung memuji kinerja Eros yang mana terbilang sangat baik.
"Tidak salah Papa menempatkan kamu di sana."
Eros yang ada di seberang sana hanya tertawa kecil sebelum akhirnya keduanya lanjut bercakap-cakap sebentar.
"Terus kabari Papa perihal eksperimen Hydra ini. Papa tunggu kelanjutannya."
"Baik, Pa."
Setelahnya sambungan telepon terputus dengan Aldebaran yang tak henti-hentinya melebarkan senyum. Ia merasa sangat bangga atas kemajuan yang telah Eros lakukan.
"Benar-benar anak Papa."
Tanpa terasa lift akhirnya tiba di lantai X-69, satu-satunya lantai yang hanya bisa diakses oleh Aldebaran dan juga anggota keluarganya. Setelah pintu lift terbuka Aldebaran langsung berjalan melewati lorong kosong yang di depannya terdapat sebuah pintu emas berukuran besar, yang mana di balik pintu itulah sosok yang sejak tadi menunggunya berada.
Kartu akses keluarga beserta sensor anggota tubuh digunakan untuk membuka akses pintu emas. Setelah Aldebaran memberikan semua yang diperlukan, pintu dengan berat berton-ton itu akhirnya terbuka, menampilkan sebuah ruangan pribadi yang sangat megah, mewah dan juga luas. Benar-benar seperti bagian dari sebuah istana.
Kolam dengan air yang sangat jernih menjadi pemandangan pertama yang Aldebaran lihat. Patung dewa-dewi yang terpahat indah dan diletakkan di setiap sudut ruangan pun terasa seperti menyambut kedatangannya. Sebuah ruang keluarga yang terdapat sofa berwarna merah menjadi fokus atas perhatiannya. Ia mencari keberadaan seseorang di sana.
"Di mana dia?"
Tidak menemukan siapa-siapa, Aldebaran lantas beralih menatap ke arah bar. Dan barulah di sana ia menemukan sosok yang sejak tadi ia cari-cari. Sosok pemuda bertubuh jangkung yang kini sedang berdiri sembari menggoyang-goyangkan gelas anggurnya. Ia tampak sedang menikmati momen kesendiriannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OLYMPIANS: THANATOS AND HYPNOS
Fantasía*SILAKAN MAMPIR. KALI AJA SUKA* Masih on going dan akan update tiap minggu. Blurb: "Jika ada kesempatan, maukah kamu keluar dari tempat ini bersamaku?" -Thanatos. "Ya, aku mau. Bawa aku bersamamu. Bawa aku keluar dari tempat ini." -Hypnos. *** Diper...