"apa kamu menyukainya?"
"Ya. Ini sangat manis"
Ya tuhan dia sangat lucu. Aku ingin mendekapnya erat-erat. Wajah polos bahagianya itu membuatku lemah.
"Ini, cobalah" dia menyuapiku yang langsung aku terima. Sebenarnya rasanya biasa saja tapi itu terasa sangat istimewa karena adanya dia.
Aku membelai pipinya lembut yang membuatnya mengalihkan perhatiannya sepenuhnya padaku.
"Kamu sangat manis. Lebih manis dari ini. Aku selalu lemah dan bergetar melihat caramu tersenyum hanya karena hal kecil. Ini hanya apel yang dicelupkan dengan madu baby... Rasanya tidak seluar biasa itu. Tapi bagaimana bisa ini menjadi sangat nikmat hanya karena kamu yang menyuapiku?. Katakan padaku kamu memasukkan sesuatu pada madunya kan?"
Dia tertawa kecil. Senyumannya semakin lebar dia balik membelai wajahku.
"Hahaha... Apa maksudmu? Aku tidak mencampurnya dengan apapun. Apakah kamu tahu kenapa rasanya sangat nikmat?" Aku mengerutkan dahiku dan menggeleng. Tangan kami tidak terlepas. Masih saling membelai pipi.
"Karena... Ini dinikmati dengan cinta"
Aku semakin bergetar. Dadaku sakit sekali karena sengatan listrik luar biasa. Aku membelai wajahnya sekali lagi. Menariknya sedikit untuk semakin dekat. Dia melakukan hal yang sama. Hingga hidung kami saling bersentuhan. Dia memejamkan matanya. Aku menikmati wajah polosnya beberapa detik hingga akhirnya, aku tidak ragu-ragu menempelkan bibir kami dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari wajahku. Kami berciuman lembut dihadapan senja.
"Awww... Apa yang kamu lakukan bodoh!" Seulgi memukulku.
"Hahaha. Wendy lihatlah dia menghayal lagi" seulgi tertawa dengan keras sambil menunjuk padaku.
"Hey jangan ganggu dia, biarkan dia menikmati waktunya sendirian. Dia perlu menjernihkan otaknya" aku dan seulgi terdiam. Ada apa dengan wendy?. Tidak biasanya dia tidak bergabung dilelucon bodohnya seulgi. Dia aneh.
"Oke baiklah. Memikirkan dia lagi?" Aku hanya memutar mataku padanya. Ck dia benar-benar mengganggu. Aku masih menikmati momen masa lalu itu tapi dia merusaknya. Sial.
Pintu unitku terbuka dan jisoo unnie datang dengan kantong besar ditangannya. Oh tuhan itu berat dan aku yakin dia sangat lelah. Dia berjalan kearah kami dan meletakkan kantong itu dengan kasar diatas meja.
"Hahhhh... Ini dia makanan sehat dan bergizi untuk tiga raja" dia mengusap peluhnya dan duduk disofa.
Kami bertiga saling melihat dengan canggung.
"Ehehe ini unnie. Minumlah" wendy memberikan minuman kaleng padanya.
"Aku perlu menutup wajahku dengan masker dan memakai topi. Aku takut seseorang memperhatikan kita lalu bisa terdengar oleh dad"
Ini semakin sulit saja. Beruntung masih ada mereka yang menemaniku.
"Apa kalian akan menginap lagi?"
"Entahlah. Mungkin untuk beberapa hari?"
"Apa kalian akan meninggalkanku sendirian?"
"Kami akan bergantian bodoh" ada apa dengan si bodoh yang satu ini. Dia sensitif sekali sejak tadi.
"Apa kamu datang bulan wendy? Kamu seperti eomma-eomma saja" ledekku. Tapi dia sama sekali tidak menggubris.
"Unnie apa ini sudah harus dibersihkan? Aku ingin mandi ssstt" ini mulai terasa menyakitkan. Aku tidak bisa bergerak bebas karena luka ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Emerging Love (Hiatus)
Teen Fiction. . . . . Dia hanya masa lalu. Jika jennie meragukan ku hanya karena dia?. Itu tidak adil. Aku punya cinta yang lebih besar untuknya. ______________________________ "Apa ini akan menjadi akhir?" "Tidak. Ingat... Selalu ada alasan dibalik suatu kejad...