Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Viona bersama Alika sedang berada di kantin, mereka duduk di temani bakso dan es teh manis.
Hari ini Viona sedikit bebas dari Andreas, Alika pun sama karena Andreas dan Kenan pergi entah kemana. Andreas cuma bilang bahwa dirinya ada urusan sebentar.
"Kemarin lo di unboxing ya sama Andreas" celetuk Alika.
Viona yang mendengar itu langsung tersedak, dia meminum es teh manisnya dengan terburu-buru.
"Kamu kalau ngomong di filter dikit dong" ucap Viona. Dia menatap sebal Alika.
"Sorry, soalnya gua denger jeritan lo" Alika menatap lekat Viona. "Pasti yang pertama" lanjut Alika
Viona merotasikan matanya, menatap jengah Alika. Dia hanya menganggukkan kepalanya, mengiyakan.
"Gimana, punya Andreas gede kan?" Tanya Alika dengan penasaran.
"Besar banget, sampe rasanya punya aku robek" jawab Viona dengan jujur.
"Tapi lo suka kan sama milik Andreas yang gede?" Alika kembali bertanya.
"Gak, rasanya sakit banget setiap milik Andreas masuk"
"Lo nya belum terbiasa" Alika berucap dengan cepat.
Viona menatap Alika, dia sedikit penasaran tentang hubungan Alika dan Kenan. Apakah Kenan melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan Andreas.
"Hubungan kamu sama Kenan gak berawal seperti aku kan?" Tanya Viona, memastikan bahwa apa yang di pikirannya itu salah.
"Lo tau Kenan sama Andreas sepupuan kan? Jadi apa yang ada di pikiran lo tentang gua dan Kenan bener" jawab Alika.
"Kenan sama brengseknya dengan Andreas. Mereka berdua selalu menyewa jalang untuk memuaskan nafsu mereka, bahkan cewek murid sini pun ada yang menyerahkan tubuhnya dengan senang hati hanya untuk dekat dengan mereka."Viona diam, dia ingin mendengar kelanjutannya.
"Andreas dan Kenan adalah cucu dari pemilik yayasan sekolah ini, itu kenapa banyak cewek yang ingin dekat dengan mereka. Tapi gua gak sama sekali, gua hanya terjerumus karena ketidaksengajaan." Alika menghela nafas panjang, kemudian dia melanjutkan. "Ada yang memberikan obat perangsang pada Kenan dan waktu itu gua gak sengaja lewat ruangan tempat mereka. Dia narik gua masuk dan yang terjadi adalah gua kehilangan keperawanan gua disitu. Gua kira Kenan gak bakal ngelakuin lagi, tapi ternyata gua salah. Kenan selalu paksa gua ngelakuin itu. Awalnya memang gua selalu memberontak tapi untuk sekarang gua nikmatin permainan Kenan." Alika mengakhiri ceritanya.
"Kamu cinta sama Kenan" tanya Viona hati-hati.
"Gua gak tau, gua cuma nyaman aja sama dia" jawab Alika.
Bel tanda istirahat telah berakhir berbunyi. Viona dan Alika dengan cepat pergi ke kelas mereka karena guru matematika selalu datang tepat waktu, tidak ada kata telat. Kalau telat silahkan mereka belajar di luar.
®®®
Jam sudah menunjukan pukul 20.30. Viona sedang menonton tv di apartemenya.
Sebenarnya tidak ada izin dari Andreas, tapi dirinya tidak nyaman berada disana. Walaupun apartemen Andreas lebih besar bahkan dua kali lipat dari apartemennya, tapi tetap saja apartemennya lebih nyaman.Viona melihat handphonenya, terdapat 10 panggilan tak terjawab dari Andreas dan juga pesan yang membuat Viona membelabakan matanya.
Andreas
Lo dimana?
Pulang Viona!
Gua gak izinin lo kemana mana
Viona!
Jawab gua!
Viona!
Awas aja, gua bikin lo gak bisa jalan.
Anjing, jawab gua bangsat!Tubuh Viona langsung menegang ketika membaca pesan dari Andreas. Dirinya takut Andreas akan melakukan hal gila padanya, dirinya berdoa semoga Andreas tidak menemukan apartemennya.
Bel apartemen berbunyi, Viona dengan pelan berjalan untuk membuka pintu.
Tubuhnya kembali menegang melihat siapa yang berada di balik pintu.
"Kak Andreas" cicitnya.
Viona berusaha menutup kembali pintu namun kalah cepat dengan Andreas.
Andreas mendorong masuk tubuh Viona kembudian membanting pintu apartemen Viona. Andreas menyeret Viona kemudian membanting tubuh Viona di ranjang kecil Viona.
"Ada izin gua lo balik ke apartemen lo?" Andreas bertanya sembari mencengkram rahang Viona.
"Kak, aku mohon maafin aku. Aku janji gak bakal kayak gini lagi" Ucap Viona dengan pelan. Dirinya takut ketika melihat wajah menyeramkan Andreas.
Andreas dengan cepat melumat kasar bibir Viona. Tangannya bergerak melepaskan celana pendek beserta underwear milik Viona, kemudian dengan cepat Andreas memurunkan celananya untuk mengeluarkan kejantanan miliknya lalu memasukannya pada kewanitaan Viona.
Mata Viona terbelabak ketika merasakan milik Andreas memasukinya. Rasa sakit menjalar ketubuhnya karena miliknya yang masih kering.
Andreas melepaskan ciumannya. Melihat Viona yang menangis.
"Shut, ini hukuman lo" ujarnya kemudian menggerakan tubuhnya secara cepat.
Tangan Andreas bergerak menaikan baju milik Viona kemudian mengangkat bra mengeluarkan payudara Viona. Meremasnya dengan kuat.Viona hanya bisa menangis. Vaginanya sangat sakit seperti di perawani kembali. Payudaranya pun terasa ngilu karena di remas sangat kuat oleh Andreas.
"Belum Viona, ini belum selesai" bisiknya sembari membalikan tubuh Viona menjadi posisi doggy style. Menggerakan tubuhnya dengan sangat cepat untuk mengejar pelepasan.
"Akhhhhhhhhhhh" Desah Viona ketika dirinya pelepasan bersamaan dengan semburan cairan milik Andreas. Viona lemas, dirinya tidak bisa menompang tubuhnya, kalau saja Andreas tidak menahannya, dirinya yakin tubuhnya akan ambruk.
"Kakk" jerit Viona ketika merasakan tubuhnya diangkat dengan mudah oleh Andreas menuju kamar mandi. Viona merasa tidak nyaman ketika milik Andreas belum keluar dari miliknya, apalagi ketika Andreas berjalan.
"Ini bakal terus berlanjut sampai gua yakin lo gak bisa jalan besok" bisik Andreas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreas's
Novela JuvenilDi hari pertamanya masuk sekolah baru, Viona di lecehkan oleh Andreas yang baru di temui nya. Viona terjebak dengan Andreas hingga dirinya menjadi mainan seorang Andreas