"Nghhhh nhh ahhh ..."
Gairah kian melambung tinggi, keringat tidak pernah berhenti menetes dari permukaan kulit putih Jisung. Tubuhnya bagai disesaki dua rasa yang berlawanan arah, panas didalam namun benar-benar basah diluar oleh kucuran keringat. Dinding lubangnya berkontraksi, cukup menjadi tanda bahwa dirinya akan kembali klimaks.
Penis Jisung menegang, membengkak dengan cairan precum yang tiada henti menetes. Sementara penis Jaemin didalam lubang anal Jisung ikut bereaksi. Berdenyut kencang disertai urat-urat kokoh yang memunculkan diri, memacu detak jantung yang terus berdegup kencang.
Baik Jaemin maupun Jisung merasakan bila mereka akan mencapai klimaks. Otot pada lubang Jisung menegang sempurna, mencengkram dengan sangat erat penis besar Jaemin.
"Ghhh!!! Jisung!!!" Suara Jaemin pun terdengar berat. Melenguhkan bariton khas yang mampu membuat tubuh Jisung meremang.
Jisung menggigit bibir bawahnya kuat menerima tumbukan benda tumpul pada prostatnya. Kenikmatan terus menggerogoti, ditambah kepala penisnya yang dihimpit perut Jaemin.
Basah dan juga hangat.
"AKHHH" Jisung mendesah dengan keras saat Jaemin menarik mantap pinggulnya. "Gghhh.." Jaemin membenamkan penisnya sangat dalam ke lubang anal Jisung dengan hentakan yang sangat kuat. Jisung bisa merasakan hangat dari sperma Jaemin yang menyembur didalam dirinya.
Jaemin telah mencapai klimaksnya, mengeluarkan spermanya yang begitu banyak didalam diri Jisung dengan tembakan hebat. Begitupun dengan Jisung.
"Hahh ... hahh hhh ..." melenguhkan nafas memburu. Seluruh tubuh Jisung terasa lemas, energinya terkuras drastis pasca klimaks untuk yang ketiga kalinya. Jisung memposisikan kepalanya pada pundak Jaemin.
Jaemin mengangkat tubuhnya yang meniban tubuh sang kekasih dibawahnya. Lelaki tampan itu menatap lekat wajah Jisung yang memerah dan sangat mempesona. Ia tersenyum, lalu dengan perlahan membelai bibir Jisung yang sedikit terbuka.
Lembut dan kenyal.
"Jisung ..."
"Humm."
"Menikahlah denganku!"
▪
▪
▪
"Jaemin .." Jisung memanggil nama kekasih tampannya yang sedang asik memeriksa beberapa dokumen penting. Sepasang kekasih itu sedang berada dalam ruang kerja pribadi milik sang CEO.
"Kenapa sayang?" Jaemin menaruh kembali dokumen itu dengan rapi. Atensinya sekarang sudah menjadi milik si manis.
"Ayo nikah!" Ucap Jisung sambil tersenyum.
"Eh! Kamu serius?" Jaemin menatap tak percaya kekasih manisnya itu. Pasalnya lamaran setelah bercinta semalam tidak dijawab sama sekali oleh kekasihnya itu.
"Aku serius Jaeminku sayang. Aku sudah memikirkan lamaranmu semalam, dan aku sangat serius untuk menikah denganmu." Jisung menatap CEO tampan itu dengan mata berbinar.
"Sayang .. terimakasih. Besok atau lusa kita harus segera menikah!" Jaemin beranjak dari duduknya lalu memeluk tubuh ramping Jisung.
"Aku setuju. Tapi .."
"Tapi apa sayang? Ada yang kamu inginkan? Katakanlah."
"Aku ingin menjadi pihak atas, menjadi Top!" Ucap Jisung pelan, masih dalam pelukan kekasih tampannya.
"Hah? Bagaimana sayang?" Jaemin sedikit melonggarkan pelukan itu, menatap Jisung terheran-heran.
"Ayo menikah! Tapi Jaemin yang jadi bottomnya. Aku mau jadi Top. Nanti Jaemin yang hamil, melahirkan dan menyusui terus jadi Mommy. Aku yang jadi Daddy. Aku kan bisa kerja. Jaemin mau kan?"