10

257 39 14
                                    

"Tidak, aku bahkan tak memiliki kekasih."






Suara ketukan pintu ruangan kapten diketuk, sang kapten mengizinkan masuk pada si pengetuk.

"Hei, Minji," sapa Siyeon dengan senyum menjengkelkannya.

Yang disapa hanya berdeham untuk menjawab. Minji tengah fokus pada gulungan kertas di mejanya, ia tengah memastikan rute yang mereka lewati tak salah, ia tak ingin melewati tempat berbahaya lagi seperti sebelum-sebelumnya. Mereka sudah menunda perjalanan sekitar tiga hari, kapal mereka harus diperiksa setelah pertarungan dua monster beberapa waktu lalu.

"Bicaralah.." kata Minji memberi izin kepada anggotanya ini.

Siyeon mengangguk, ia menutup pintu menggunakan kekuatannya sementara Siyeon duduk di kursi yang ada di depan meja kapten. Wanita itu bahkan melipat kedua tangannya dan menyenderkan kepala pada sandaran kursi, lalu menghela nafas panjang seolah memiliki beban yang begitu berat. Padahal ia adalah anggota yang bersumbu pendek.

Sang kapten mengangkat sebelah alisnya dan meletakkan peta yang ia angkat tadi, "Kau seperti baru saja mendapat tekanan yang besar?"

"Tidakkah kau berpikir ada sesuatu yang aneh pada Jeno?" tanya Siyeon langsung pada poinnya, inilah alasan Siyeon menemui Minji.

Setelahnya hening, agaknya sang kapten sedikit mencurigai hal itu. "Ya sedikit, tapi dari semua hal.. bagaimana bisa serigala sepertinya bisa seceroboh itu terjun ke laut, dan bahkan berhasil selamat dari monster itu."

Siyeon menggeleng, "Tidak mudah, aku memintanya untuk pergi ke permukaan lebih dulu, tapi tiba-tiba ada yang menyambarnya hingga ia malah menuju ke dasar laut, aku baru menyadarinya saat jarak kami sudah cukup jauh," ujar Siyeon menjelaskan tragedi sebenarnya.

Minji menegakkan tubuhnya, "Kalian terjebak dipusaran, aku tak mungkin salah lihat dan salah dengar juga! Bagaimana bisa?"

Yang ditanya mengangkat bahu. "Aku hampir saja ikut turun membantu, tapi aku juga harus membangunkan monster beban itu. Hingga kau kebingungan ingin melakukan apa, lalu sesuatu yang aneh terjadi, bukan... bukan sesuatu yanga neh, ia datang membantu kita," ucap Siyeon dengan serius.

Kepala Minji miring sedikit saat ia tak mengerti dengan penjelasan terakhir Siyeon, "Siapa yang kau maksud? Raja?"

Siyeon berdecak, "Bukan Baginda, makhluk itu tak akan mau ikut turun dengan misi kita. Kita bukan satu-satunya guardian yang mendapat misi kau tahu?"

Seakan baru teringat dengan sesuatu, Minji mengangkat kepalanya, "Handong? Ia sudah kembali?"

"Entah, karena sang penjaga samudra tiba-tiba bangun dan keadaannya menjadi normal seolah tak pernah bertarung sebelumnya," ucap Siyeon dengan mengusap dagunya, pose berpikir andalan wanita itu. "Satu-satunya yang bisa melakukan itu hanya makhluk yang memiliki kemampuan moderante natura tingkat tinggi yang bisa melakukan itu, Handong memiliki kemampuan berbeda."

Minji mengangguk setuju, "Berarti ada sosok yang tidak kita ketahui yang membantu kita.. Apa kau tak melihat apapun lagi?"

Siyeon mengangguk, "Oh ya.. Setelah monster itu bangun, ia membawaku naik ke punggungnya dan mengangkat ku ke permukaan, tak lama kemudian sebuah benda hitam seukuran tiga meter muncul cukup tinggi. Bentuknya seperti tangan raksasa, tapi telapaknya berbentuk bundar sempurna, lalu Jeno dibebaskan dan tangan itu menghilang seolah tak pernah ada. Hanya itu yang ku lihat," ucap Siyeon menjelaskan panjang lebar.

Mereka berdua diam. Sang kapten sibuk berpikir sementara Siyeon memperhatikan dengan raut polosnya. Kedua wanita itu sibuk dengan pikiran masing-masing, seolah teka-teki ini harus terjawab saat ini juga. Hanya suara deburan ombak yang mereka dengar.

The Shadow King's Precious Gem || JaemJen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang