"Apa-apaan?" Sekali lagi Yeonjun mengulangi kata-katanya disaat keempat temannya membisu.
Tak disangka ternyata Yeonjun kembali tak lama setelah Taehyun pulang dari mini market. Pemuda itu menatap keempat temannya dengan wajah marah, membuat keempatnya sedikit tegang.
"Kakak tanya, apa-apaan ini, Soobin? Kau ikut audisi? Huh?" Tanyanya sekali lagi dengan emosi. "Buat apa coba? Hah? Buat apa?"
Sekarang Soobin dan yang lainnya sangat yakin bahwa Yeonjun sedang marah besar. Pemuda itu meneguk salivanya kasar, dia menggigit bawah bibirnya dan memainkan jari-jarinya.
Perlahan Beomgyu berjalan mendekati Yeonjun dengan senyuman kaku.
"Kak, dengerin dulu--"
"Apa? Kamu mau kakak dengerin apa lagi? Hah? Kamu mau kakak dengerin bisikan milikmu dan menyuruh kakak untuk daftar ikut audisi juga seperti yang kau lakukan pada mereka yang punya impian mereka sendiri, begitu?"
"Bisikan?" Beomgyu menyipitkan matanya marah.
Jujur saja ia tersinggung. Apa yang dimaksud Yeonjun? Membisikannya dan menyuruhnya untuk ikut audisi seperti apa yang ia lakukan pada Soobin dan Taehyun?
"Oh, jadi Beomgyu itu termasuk golongan jahat?" Tanya Beomgyu dengan tawa remeh.
"Memangnya omongan kakak salah?" Yeonjun memiringkan kepalanya, wajahnya benar-benar terlihat marah. Beberapa kali dia memutarkan bola matanya jengkel pada Beomgyu. "Kau sadar, 'kan, sejak dulu kamu sering mengajak kita buat melakukan hal yang enggak seharusnya kita lakukan. Bolos sekolah, melanggar peraturan, bahkan Soobin pernah dihukum oleh kedua orang tuanya karena itu. Dan sekarang kau mengajak Soobin dan Taehyun untuk menjadi idol,"
Yang lebih muda menghela nafas, mencoba untuk tidak meluapkan amarahnya.
"Makannya, kakak dengerin dulu!--"
"KAMU YANG HARUSNYA DENGERIN AKU!!"
Bentakan Yeonjun membuat yang lainnya tersentak. Selama mereka tinggal bersama, Yeonjun tak pernah menaikkan suaranya seperti itu. Kali ini Yeonjun benar-benar sudah dikuasai oleh amarahnya sendiri.
"Dengar, Choi Beomgyu, sebelum kita semua sepakat tinggal bersama, orang tua kalian menitipkan kalian padaku. Mereka menginginkan aku untuk memperhatikan kalian. Dan itu yang aku lakukan sekarang." Ujar Yeonjun.
"Dan aku tahu, orang tua kalian menginginkan kalian untuk menjadi dokter, polisi, dan juga guru. Aku benar-benar gak peduli kamu dan Heuning mau jadi penyanyi karena aku tahu keluarga kalian gak masalah akan hal itu. Tapi lihat Beomgyu, lihat lagi. Taehyun dan Soobin itu bukan kamu ataupun Heuning Kai." Yeonjun menekan kata-kata terakhirnya, jari telunjuknya menunjuk ke dada Beomgyu yang masih menatapnya dengan mata berlinang. "Kamu juga ngapain, sih, ngajakin mereka jadi idol? Orang tua mereka gak mau mereka jadi idol, kau tahu? Orang tua mereka benar-benar gak setuju jika mereka jadi idol! Mereka bukan kamu! Mereka punya impian mereka sendiri! Berhenti mengajak mereka melakukan hal yang enggak-enggak!"
Sekali lagi bentakan Yeonjun membuat yang lainnya bergidik ngeri.
Mengingat mendiang ibunya pernah sekali memintanya untuk menjadi seorang dokter membuat hatinya pedih. Kalau saja saat itu Yeonjun bisa menjadi seperti Soobin yang menurut, pasti ibunya akan sangat bangga sekarang. Tapi apa ini? Dia malah mengatakan pada ibunya bahwa dia ingin menjadi idol. Dia tak mendengarkan ibunya.
Melihat Soobin dan Taehyun yang memiliki ibu yang menginginkan mereka menjadi seorang guru dan dokter membuat Yeonjun teringat pada dirinya yang dulu. Pada beberapa titik dia merasa bersalah karena pernah mengajak Soobin untuk ikut kelas menari.
Dia takut Soobin dan Taehyun akan menyesal seperti dirinya karena sudah tidak mendengarkan ibu mereka.
YOU ARE READING
One Dream ||TXT Friendship AU (Completed)
Fiksi PenggemarPersahabatan antara lima pemuda di satu dorm yang memiliki mimpi yang sama. Namun di sisi lain mereka harus menerima kenyataan memiliki orangtua yang menginginkan jalan hidup yang berbeda bagi anak2 mereka. . . . . . Authornya masih belajar. Mohon...