"Sebaiknya kita kembali tidur."
•
•
•
•
•Pagi hari di laut, waktunya memulai hari yang baru. Para anggota guardian dengan satu anggota baru tengah melakukan aktivitas masing-masing. Mereka tampak bosan dengan perjalanan mereka yang tampak monoton dan perlawanan yang tampak mudah sekali untuk dimenangkan. Terutama San yang menggerutu kebosanan sedari ia bangun.
Jeno mengangkat kalung yang diberikan Imperfect Fairy dan telah diberikan tambahan hiasan oleh sang penjaga samudra. Kalung itu tampak bersinar karena terkena cahaya mentari. Melihatnya membuat Jeno merasa suasana sejuk karena penggabungan dari simbol-simbol alam.
Pemuda itu menoleh kala suara Minji yang menginterupsi kegiatan mereka, Jeno menyimpan kalung itu di saku dan mendekat. Ia berdiri di samping kiri Lucas yang tengah bersandar di tong yang ditumpuk.
"Perkiraanku sebelumnya kita sampai malam ini, sekitar pukul sepuluh atau sebelas, tapi kita akan tiba lebih cepat dari yang diperkirakan karena serangan sekelompok burung itu yang membuat jalur lebih singkat dari seharusnya," ucap Minji sedikit berteriak.
"Apa kita harus berterimakasih pada sekelompok monster burung itu?" tanya Mark dengan nada sarkasme, pemuda itu sedang membuat anak panah baru.
Siyeon menguap lebar dan berdecak, "Kita akan menemui raja setelah sampai?"
Minji mengangguk, "Ya.. kita akan melaporkan semuanya, kalian semua bersiap saja."
San merotasikan matanya malas, ia agak malas jika berurusan dengan istana, terlalu banyak drama meski ia juga bagian dari pekerja istana, "Baiklah!"
"Bukankah ini terlalu monoton? Aku benar-benar bosan. Tidak ada yang bisa ditemukan dalam ruang ini," celetuk Siyeon membuat satu isi kapal menoleh ke arah wanita itu.
Siapa juga yang mungkin berani
berbicara seringan kapas seperti tadi jika bukan Siyeon? Mungkin sesekali San juga begitu karena San agak bebal terkadang. Tapi Siyeon lebih sering melakukannya karena umurnya hanya berjarak sekitar dua tahun dengan Minji dan mungkin itulah penyebab Siyeon terkadang selalu seenaknya.Helaan nafas keluar dari mulut Minji, "Kepalamu terbentur atau bagaimana? Tidak ingat dengan Kraken, pertempuran dua monster, munculnya monster legenda dan sekelompok monster burung?" oceh Minji dengan muka menahan amarahnya.
Wanita bermarga Lee itu berdiri, "San mengalahkan Kraken dengan mudah, kita bahkan bekerja sama untuk tiga monster sialan itu, sekelompok burung itu seperti mainan. Ah sudahlah," cerocos Siyeon lalu kembali berbaring dan menutup wajahnya menggunakan topi lebar.
"Memangnya kita butuh berapa lama saat bertarung kemarin?" tanya Jeno yang tiba-tiba lupa.
Lucas menegakkan tubuhnya, "San membutuhkan waktu tiga jam.. itu sudah termasuk cepat, lalu tiga monster kita membutuhkan waktu sebelas jam, lalu yang terkahir butuh waktu seharian karena kita bertarung sembari memperbaiki kapal. Sekitar satu minggu perjalanan ini, kita tak banyak bertarung tapi waktu santai kita yang banyak, aku akan kembali menghitung awan," jelas Lucas.
"Niat sekali kau. Apa tidak ingin menghitung koin saja?" tanya Mark. Terkadang Mark itu bingung, kenapa Lucas selalu melakukan hal-hal aneh daripada melakukan hal-hal yang lebih masuk akal di otak.
"Daripada kau, berhalusinasi dengan salah satu pelayan laki-laki di kerajaan yang memiliki kulit tan itu. Kau lebih buruk daripada diriku," sindir Lucas terang-terangan, pria itu mengucapkannya tanpa beban.
"Sialan," gumam Mark tak terima.
San yang semula hampir tertidur lalu mengubah posisinya menjadi duduk, "Wah..parah, ternyata Mark yang dikira anak baik ada sisi buruknya juga ya," ejek San dan menaik-turunkan alisnya. Tentu saja, pria Choi itu terjatuh karena tong yang ia duduki ditendang oleh Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow King's Precious Gem || JaemJen
FanfictionHanya karena menemukan permata misterius saat mencari bahan ramuan, bukan berarti ia harus mendapatkan misteri baru yang belum pernah ia tangani sebelumnya! Jeno hanya manimal ras serigala biasa, bukan makhluk dengan kekuatan super yang bisa membela...