Friend With Benefits | Part 36

2.5K 129 11
                                    

Playlist :
Sigrid, Bring Me The Horizon - Bad Life

Happy Reading..

***

Emerald mansion - New York City, USA.

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Celine, saking kencangnya wanita itu sampai tersungkur di atas lantai. Pipinya terasa kebas, ia menatap pria yang menamparnya itu dengan tatapan tajam namun hal itu sama sekali tidak menyamarkan raut ketakutan dari wajahnya.

"Bunuh saja aku, tua bangka sialan!" teriak Celine sembari memegangi pipinya yang memerah.

"DIAM!" bentak Austin. Pria paruh baya itu terlihat marah sampai urat-urat di lehernya terlihat, jakunnya naik turun dengan cepat, ada sedikit keringat yang terlihat di pelipisnya.

"Apa bedanya aku denganmu? Kau bahkan tidak segera menghentikan skandal itu."

"Ku bilang diam!"

Austin menyeret Celine masuk ke dalam kamar, menutup pintunya dengan kencang kemudian menjatuhkan tubuh Celine di atas tempat tidur, Austin mendekat ia berada di atas Celine, menatap setiap inci wajah Celine sebelum tangannya mencengkram rahang wanita itu.

"Kau! Kau yang sudah menghancurkan pestaku bukan?"

Deg!

Bola mata Celine membelalak, ia menelan ludahnya dengan susah payah, tubuhnya mulai bergetar, ia takut- sangat takut. "Tidak!" Celine berusaha menyela.

Austin menyeringai. "Kau pikir aku bodoh?! Kau tahu? Pria rubah itu sudah berada di tanganku."

Deg! Jantung Celine berpacu dengan cepat, berkali-kali ia menelan ludahnya, keringat dingin mulai keluar dari pelipisnya. "Ba-bagimana bisa?" Celine menggeleng. "Tidak! Jangan lakukan apapun padanya, kau tidak boleh menyakitinya."

"Why? Who is he? Dia kekasihmu?" Austin menyeringai. "Bukan hanya menghancurkan puteraku kau bahkan mengancurkan acara yang telah ku buat, jalang!" ucap Austin penuh penekanan.

Celine memberontak, namun kedua tangannya terkunci oleh Austin. "Tidak! Lepaskan aku! Lepas! Biarkan aku pergi, sialan!"

Plak!

Tamparan kedua mendarat di tempat yang berbeda, Celine menangis, ia berteriak. Namun tidak ada kata penyesalan yang keluar dari mulutnya, wanita itu terus menerus menyulut amarah Austin dengan sumpah serapahnya.

Austin beranjak dari tempatnya, pria paruh baya itu menghela napas tatapannya tidak sekalipun terlepas dari Celine yang tengah mengatur napasnya, wanita itu berusaha bangkit.

"Aku sudah muak dan lelah, kau lupa? Aku menikahimu agar puteraku bisa melupakanmu, Celine. Ben tidak pantas bersanding dengan wanita sepertimu. Kau sudah di luar batas."

Friend With Benefits (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang