Terlihat empat laki – laki itu sedang duduk dan berunding mengenai keberangkatan mereka kembali ke Jakarta yang sangat mendadak. Daniel, dan Amanda terlihat seperti membicarakan sesuatu yang serius. Sedangkan ketiga gadis lainnya berada di kamarnya masing – masing entah apa yang sedang mereka lakukan.
Kembali lagi pada suasana semalam ketika mereka menyadari dua orang temannya Sakha dan Emilly tidak terlihat di area Villa sejak makan malam bersama. Hal itu di sadari pertama kali oleh Adrian, ketika ia melihat di sekeliling meja panjang itu tidak menemukan sosok Emilly dan Sakha di sana. Hal itu tentu saja membuat Adrian mempertanyakan keberadaan mereka pada yang lainnya. Orang – orang di meja makan itu menggeleng, tidak ada yang mengetahui keberadaan mereka terkecuali satu laki – laki yang sejak tadi terdiam kini mulai buka suara
"mereka pergi naik mobil"
"kemana?" Tanya Gevan pada laki – laki yang menjawab pertanyaan Adrian itu, Daniel. Namun laki – laki itu hanya menggeleng dan menggedikkan bahunya ketus seolah ia malas membicarakan kedua orang itu saat ini
"Idihh santai bro, gue cuma nanyak" Sindir Gevan, merasa tersinggung dengan sikap yang di tunjukkan oleh Daniel
"Biarin aja, sama Sakha juga perginya. Ntar juga balik" Sambung Chandra sembari memotong – motong steak yang sudah tersaji dengan rapi di atas meja
Tidak ada lagi yang merespon, Adrian juga tidak membahasnya lagi, walaupun kesal karena merasa kalah start dengan Sakha, yang terpenting saat ini ia mengetahui gadis itu sedang bersama siapa. Tidak mungkin juga ia menunjukkan ketidak sukaannya tentang fakta kalau gadis yang sedang ia sukai, saat ini sedang bersama laki – laki lain.
Tidak ada yang membicarakan Emilly dan Sakha di ruang makan, karena mereka yakin kedua orang itu juga pasti akan baik – baik saja. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang saling berbunyi saat bersentuhan langsung dengan piring. Terasa begitu canggung.
Entah mengapa Chandra yang biasanya selalu mencari gara – gara kali ini terliha lebih diam, tidak ada yang bisa ia Jahili kali ini. Gevan? Ia terlihat sibuk dengan ponselnya, Viona? Gadis itu terduduk agak jauh dari tempat duduknya dan terlihat berbicara sesekali dengan Tiara. Adrian dan Erland bahkan terlihat sedang membicarakan sesuatu yang serius sedikit berbisik di kursi paling kiri. Daniel? Entah mengapa minatnya sudah hilang sahabatnya itu sedikit berubah semenjak dekat dengan siswi beasiswa itu. Lalu Evellyn? Gadis itu terlihat lebih pendiam, sesekali ia memperhatikan Evellyn yang terlihat meringis setiap kali memasukkan makanannya ke mulut, apakah luka karena ulahnya itu membuat gadis itu kesulitan untuk makan? Gadis itu meletakkan sendok dan garpunya di piring, meminum minumannya dan pergi membawa makanannya ke belakang pantry lalu menaruh piring kosongnya ke wastafel. Gadis itu membuang makanannya? Ia tidak makan malam?
Chandra menggelengkan kepalanya sembari menyunggingkan senyum remehnya, itu bukan urusannya lagi. Gadis itu meminta untuk melupakan semuanya, dan mengatakan pernah terjadi apapun diantara mereka, bahkan gadis itu memintanya untuk tidak saling mengusik, berbicara padanya jika memang tidak perlu dan gadis memintanya untuk tidak berlaku seolah – olah ia mengenalnya. Hubungan mereka cukup sebatas Sepupu Milly dan Erland, dan sahabat Milly dan Erland yang tidak sengaja di pertemukan, hanya itu saja.
Kegiatan makan malam itu pun usai, dan saat ini jam telah menunjukkan pukul 9 malam. Evellyn terlihat sedang melanjutkan akivitas menonton Drama koreanya, malam ini ia tidak melakukan video call, atau berkirim pesan pada kekasihnya, Mike. Hal itu di karenakan kekasihnya itu sedang mengerjakan project matakuliahnya.
Namun di saat sedang fokus untuk menonton tiba – tiba ponsel Emilly berdering yang membuat atensi Evellyn langsung teralih ke sumber suara. Emilly meninggalkan ponselnya dalam keadaan sedang mengisi daya di kamarnya. Itu adalah sebuah panggilan dari Natalie, mama Emilly. Dengan cepat Evellyn menyambungkan panggilan itu, ia menjelaskan bahwa Emilly sedang pergi bersama Sakha dan tidak membawa ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not the Princess
Novela JuvenilKatanya aku seperti putri, namun aku bukanlah tuan putri Aku rasa aku bukanlah seorang putri, tapi ternyata aku memanglah putrinya