293. survey anjing

899 65 0
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi yang nomor dua itu dibahas bagian keuntungan online si Dell ini. Keuntungan online ini tiap segmen yang ada di nomor satu yakni segmen transaction sama segmen relationship. Keuntungan ini kayak ngebahas gimana perilaku konsumen sama survey— ANJING," umpat Jiskala ketika melihat Nana datang bersama Hardin di belakangnya terlebih mereka hanya berdua.

Lisa, Sahila, Rose, Jesslyn, Devan, Satria bahkan Mateo pun langsung mengikuti arah pandang Jiskala.

"Pak Hardin sama teh Nana?" tanya Rose sambil menatap tajam Nana yang tersenyum pada mereka.

"Anjing pacar gue," kata Jiskala emosi menatap tajam Hardin yang sudah tersenyum manis ke arahnya.

"Iya anjing cowok kita,"

Jiskala ingin memukul kepala Sahila karena mengatakan 'cowok kita' tapi ia sudah terlanjur kesal melihat Nana dengan Hardin.

"Tadi gue sampe mana ya?" tanya Jiskala membuat Teo terlihat berpikir sambil mengusap pelipisnya sendiri.

"Survey konsumen atau survey anjing?"

"Ah iya survey konsumen. Survey itu diambil dari penjualan di website—"

"Halo temen-temen. Teteh sama pak Hardin boleh gabung gak?"

Pertanyaan Nana membuat hawa kelompok belajar itu tidak nyaman karena melihat wajah para gadis yang terlihat malas menanggapi Nana, tetapi tidak dengan para cowok yang sudah tersenyum manis menanggapi Nana.

"Boleh banget teh. Sok join aja hehe,"

Nana pun duduk di sebelah Bobby dan Hardin sengaja menarik kursi agar duduk bersebelahan dengan Jiskala.

Jiskala melirik pada Hardin sebentar yang sudah tersenyum kepadanya. Devan yang melihat interaksi mereka hanya menahan senyumnya.

"Kalian lagi ngebahas apa sih?" tanya Nana basa-basi.

"Kita lagi ngerjain tugas saluran distribusi teh,"

"Susah gak? Itu cukup nyambung sama operasi bisnis ya?"

"Ga terlalu nyambung, tapi berkaitan. Kalo saluran distribusi lebih ke rantai pasok kalo kata saya teh," jawab Teo sopan melihat teman-temannya yang enggan menjawab pertanyaan Nana.

"Teh Nana gak pesen dulu?" tanya Bobby lalu direspon Nana dengan mengangguk.

"Pak Hardin mau saya pesankan juga?" tawar Nana pada Hardin.

Pria itu melirik Jiskala seakan meminta izin, tetapi gadis itu tidak memedulikan Hardin masih fokus pada laptopnya.

Devan yang mengerti keadaan langsung berdiri.

"Teh Nana sama pak Hardin mau pesan apa? Biar saya yang memesankan, tapi bayar sendiri sih,"

Nana tertawa karena ucapan Devan, tapi tidak dengan Hardin yang beberapa kali melirik Jiskala khawatir karena dari tadi gadis itu tidak menatapnya.

"Teteh biar pilih sendiri aja sama pak Hardin. Iya kan pak—"

"Karena saya bestie nya pak Hardin jadi saya tau selera beliau. Jadi pesanan pak Hardin biar saya pesankan. Mari teh Nana saya antar ke kasir," Devan langsung menarik pelan Nana menuju kasir karena paham situasinya.

Mungkin setelah ini Hardin harus mentraktir Devan karena sudah menyelamatkannya.

"Jadi intinya gimana?" tanya Satria melihat Jiskala yang sudah rusak mood nya.

"Ya intinya menurut kalian keuntungan apa yang didapet si Dell dari kesuksesan penjualan online nya," jawab Jiskala ketus.

Hal itu membuat teman-temannya kompak langsung fokus mencari jawaban di halaman study case Dell. Melihat tidak ada yang memerhatikannya, Jiskala menoleh pada Hardin di sebelahnya yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Apa?" tanya Jiskala berbisik sambil menatap tajam Hardin di sebelahnya.

Hardin melihat keadaan sekelilingnya kemudian mencium pipinya kilat membuat Jiskala melebarkan matanya. Jiskala langsung memukul paha Hardin, hal itu membuat Hardin sigap menggenggam tangan mungil Jiskala.

Gadis itu mencoba melepas tangannya dari genggaman Hardin, tetapi tidak bisa. Bahkan pria itu tersenyum mengejek pada Jiskala yang sedang menatapnya kesal.

"Kalian berdua ngobrolin apa sih? Kayak asik banget," kata Nana yang melihat Hardin dan Jiskala sedang bertatapan.

"Lagi ngobrolin adiknya pak Hardin yang cakep banget kayak Jaehyun NCT," ketus Jiskala membuat Hardin menahan tawanya.

"Kamu cocok tau Jis sama adiknya pak Hardin,"

"Iya emang cocok teh. Selera musik kita sama. Doain jodoh sama abangnya,"

"Eh?"

"Bercanda teh Nana. Astaga," kata Jiskala sambil tertawa sarkas.

"Pak Hardin ada cewek gak sih?"

Jiskala menatap tidak suka Nana yang terus mencari topik agar bisa berbicara dengan Hardin. Bukannya perempuan itu sudah tau Hardin mempunyai pacar?

"Ada,"

Jawab Hardin seadanya tanpa menatap Nana. Hal itu membuat Jiskala menahan tawanya.

"Kasian ya ceweknya pak Hardin. Dia gak tau pacarnya lagi ngobrol akrab banget sama cewek lain," sindir Nana sambil membersihkan tangannya dengan tisu.

Jiskala berdecih. Hampir saja ia ingin membalas perkataan Nana, tetapi Hardin langsung mengusap punggung tangannya untuk menenangkan gadis itu.

"Pak Hardin. Mending kita pindah meja aja gak sih? Kayaknya gak pada nyaman ada kita di sini. Ohya pak Hardin nanti bisa antar saya pulang?"

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang