00

14 1 0
                                    

Typo bertebaran 😌


5. 40 pagi

Seorang pemuda masih meringkuk dengan selimutnya sesekali meringis di sela-sela dirinya menggeliat, terdapat banyak luka di sekujur tubuhnya. Ia menjadi korban saudara tirinya ketika melampiaskan kekesalan mereka.
Bantal putih bernoda darah itu saksi bisu bahwa pemuda pemilik suara berat itu menerima kekerasan fisik. Tubuhnya tampak kedinginan merasa suasana musim dingin saat pagi hari.

Byuurr...

Pemuda bernama lengkap Jung jisung itu terperanjat ketika air dingin itu mengenai kepalanya mengalir dan membasahi tubuhnya, membuat luka di tubuhnya perlahan menjadi perih. "Bangun anak haram, kau sama saja dengan jalang itu. Pemalas" makinya seorang wanita membuat Ji-Sung tertunduk takut seraya memeluk tubuhnya sendiri.

"A-aku, butuh istirahat Bu, sebentar saja. Sekujur tubuhku terasa sakit" ucapnya lirih dengan bibir bawah bergetar.

"Enak saja, aku membesarkan anak haram di rumah ini bukan untuk jadi pemalas. Jadi bangun dan ikut bekerja dengan maid yang ada di rumah ini. Bukankah kau tau itu sejak kau kecil?"

"Tapi Bu A-ku--"

Tanpa aba-aba, Wanita bernama Bae joohyun itu menyeretnya, tak perduli Ji-Sung membentur apapun di sekitarnya. Membawanya keluar gudang yang di tempati jisung tadi.

Ia membanting tubuh jisung kelantai hingga menimbulkan bunyi yang begitu keras. Maid yang melihat itu merasa kasihan kepada tuan mudanya namun apalah daya mereka, hanya seorang maid yang membutuhkan pekerjaan juga uang untuk hidup mereka.

"Akhhss..sakit bu" ucap jisung sambil meringis memegangi lengannya yang terbentur lantai

"Sakit? Kau pikir aku peduli dengan itu?"

Joo Hyun menyeringai kecil, "cepat bekerja atau aku akan memukulmu sama seperti yang di lakukan sunoo dan hyunjin"  jisung beranjak perlahan, pemuda itu langsung menuju dapur bergabung dengan para maid di sana.

Joohyun melipat kedua tangannya, menyaksikan jisung dengan telaten mengerjakan tugas para maid di sana.

"Bahkan tak akan kubiarkan kau, anak dari jalang itu hidup tenang di rumah ini" gumam joohyun dengan bibir bawah bergetar, dengan sedikit emosi.

mengingat masa lalu dari suaminya yang menghianatinya dahulu.

"Bu, dimana sialan itu?" Ujar Hyunjin yang sedang menuruni tangga seraya menyampirkan tas ranselnya sedangkan sunno berjalan di belakang hyunjin.

pertanyaan hyunjin hanyalah sebuah basa-basi, karena dari tadi hyunjin sudah tau dan menyaksikan semuanya.

Joohyun membuyarkan lamunannya, dan beralih ke pusat suara, ia tersenyum kecil.
"Seperti biasa, ibu memberinya surprise di pagi hari." Kata joohyun menuju meja makan.

"Akh, ibu. Kau double kill. Apa kau tidak lihat luka-luka di tubuhnya, kenapa kau memberi kejutan lagi di tubuh jisung?" Ujar Sunnoo. Mereka berdua duduk di maja makan lalu mengambil makan-makan lezat dan bergizi di sana. Dan memakannya dengan lahap.

"Anak haram harusnya mendapatkan perlakuan seperti itu nak" joohyun tertawa   sinis. Wanita itu sibuk menyendokan selai untuk kedua anaknya, sedangkan Ji-Sung dari kejauhan hanya mencuri pandang di sela-sela bekerjanya. Ia hanya bisa menelan ludahnya menahan rasa lapar di perut, karena tidak makan malam kemarin. Perutnya terasa perih karena pemuda itu memiliki riwayat lambung.

Jisung mengelus perutnya dan mengedarkan pandangannya mencari sisa-sisa makanan disekitarnya. Jisung perlahan merasakan mual, dan pergi menuju ruang istirahat yang para maid yang kebetulan sedang sepi. Ia mendudukkan tubuhnya sambil termenung namun tanpa sadar ia meneteskan air mata, ia menghapus air matanya dan bergumam dengan nada bergetar.

"Ibu kenapa kau lakukan ini kepada ku?
Kau membuat ku tak berarti disini di tempat ini" ia menangis dan ingin sekali mengeluarkan segala isi hatinya yang selama ini di pendam

"Ibu,,aku berharap kau melihat dan tolong kuatkan aku agar aku bisa menghadapi semua ini" jisung mengusap air mata yang terus saja menetes lalu kemudian seseorang masuk dan tersenyum kepada jisung

"Tuan jisung..aku membawakan makanan untuk mu" ucap bibi Jung, kepala maid di rumah ini

"Bibi Jung kau terus saja memanggil ku tuan..aku mohon panggil aku dengan nama saja karena aku bukan anak mereka dan juga apa hak ku disini, Aku hanya anak  yang tak diharapkan"ucap jisung dengan tatapan sendunya

"Hentikan tuan!. kau itu titipan yang berharga dari tuhan untuk keluarga ini jadi jangan berkata seperti itu lagi" ucap bibi Jung mengusap pipi gembil jisung.

"Mati lebih baik kan bi?"

"Tuan muda, jangan katakan lagi." Ucap bibi Jung dengan penuh penekanan di akhir kalimat. Jisung semakin terisak, Tanpa aba-aba bibi Jung membawa jisung ke dalam pelukannya dan ikut merasakan kesedihan anak itu.

Bibi Jung adalah orang yang menjadi suport system bagi jisung. Karena bibi Jung adalah orang yang merawat jisung sejak lahir.

Bibi Jung melepaskan pelukannya, "ayo makan sebelum nyonya joohyun tau. Kau juga punya riwayat mag. Kan?" Ucap bibi Jung mengusap air mata jisung lalu menyisir rambutnya ke belakang dengan jarinya.

"Tunggu tuan jaehyun kembali"




TBC 💚


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEFORE I GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang