4. Undangan Pesta(?)

292 59 2
                                    



Black Magic Chapter 4 —

Suara alarm penanda berbunyi, menunjukkan waktu pelatihan pendidikan pada hari ini telah usai. Semua putri dengan tertib beranjak keluar dari ruangan, setelah mentor mereka meninggalkan ruangan itu. Joohyun yang memang lebih suka meninggalkan kelas paling akhir, tampak santai memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

Sementara di depan kelas Joohyun, sesosok wanita sudah menunggunya di luar. Itu putri Seulgi yang berdiri dengan senyum merekah sambil melambaikan tangan ke arah Joohyun.

Tak berselang lama, Joohyun sudah selesai merapikan segala keperluannya, kemudian berjalan keluar, menemui sang putri yang sudah menunggunya. Dengan cepat, tangan Joohyun disambar. Dengan sedikit berlutut, Seulgi membubuhkan kecupan singkat di punggung tangan Joohyun, senyum merona nampak jelas di pipi Joohyun.

Putri Seulgi terlampau manis memperlakukannya, tapi Joohyun menyukainya.

"Apa hari ini cukup berat, Putriku?" Sapa Seulgi begitu lembut. Joohyun menggeleng,

"Tidak juga. Sama seperti biasanya."

"Kalau begitu, apa yang membuat putriku terlihat murung?"

Joohyun diam sejenak. Sial. Seulgi selalu tahu kondisi hatinya, meski dia berusaha menutupinya.

Memang, hari ini agak kacau untuknya. Joohyun mendapat nilai merah di beberapa materi, dan jika dia terlalu banyak memiliki nilai merah, dia bisa dikeluarkan dari Arcadia.

Keduanya berjalan beriringan dengan berpegangan tangan, menuju taman di mana Joohyun selalu membaca buku seri Harry Potter miliknya.

"Kamu tidak menjawabku, ada apa, Joohyun?"

Kali ini pertanyaan Seulgi bersifat memaksa. Bahkan langkah keduanya terhenti begitu saja. Joohyun tersenyum kecil melihat tingkah Seulgi.

Terkadang, dalam kondisi kesal, Seulgi justru berkali lipat terlihat lebih rupawan.

Dengan sabar, Joohyun mengusap surai kecoklatan milik Seulgi, kemudian merapikan dasi berbentuk pita yang sedikit miring, dan mengusap pipinya lembut.

"Ada sedikit masalah dengan nilaiku, tidak begitu parah. Toh, kamu bisa membantuku belajar, 'kan? Kamu kan salah satu murid yang cerdas." Joohyun akhirnya berucap jujur pada Seulgi.

Perlahan, raut kesal Seulgi memudar. Berganti dengan senyum tipis dan anggukan mantap yang menandakan bahwa dirinya akan membantu Joohyun dalam belajar.

Seulgi membuka lengannya, kemudian memberikan isyarat agar Joohyun menautkan lengannya di sana. Dengan senang hati, Joohyun meraih lengan Seulgi. Kedua putri itu melanjutkan perjalanan mereka menuju taman yang berada di halaman belakang, dengan dipenuhi tatapan heran dari beberapa putri yang ada di sana. Tak terkecuali, Chaeyoung—yang sepertinya tengah menyelidiki sesuatu.


Black Magic Chapter 4 —

Malam sudah tiba, kini Seulgi dan Joohyun tengah berjalan melewati lorong asrama milik Joohyun, untuk mengantarkan putri itu kembali ke kamarnya. Seulgi memang selalu seperti ini, ia tak pernah absen mengantarkan Joohyun hingga masuk ke dalam kamarnya. Meski berkali-kali Joohyun menolak, dengan dalih bahwa asrama mereka cukup jauh jaraknya. Namun, semua itu percuma, Seulgi sama sekali tak keberatan. Baginya, keamanan dan kenyamanan Joohyunlah yang paling utama.

Keduanya terus berjalan hingga akhirnya sampai pada pintu coklat bertuliskan nomor 91. Itu nomor kamar Joohyun. Keduanya bertatapan sejenak, Seulgi turut membubuhkan kecupan lembut di dahi Joohyun, sebelum akhirnya keduanya berpisah, dan Joohyun menghilang dibalik pintu kayu itu.

Sesampainya di dalam, belum berselang lama, pintu kamar Joohyun kembali diketuk. Tak menunggu lama, Joohyun membuka pintu kamarnya kembali, dan melihat Seulgi berdiri dengan senyum kikuk dan tangan yang disembunyikan di belakang.

"Ada yang ketinggalan?" tanya Joohyun heran. Seulgi menggeleng, sembari tersenyum kecil.

"Kamu sudah cium aku. Lalu apa lagi?" Joohyun berusaha menebak apa tujuan Seulgi mengetuk pintu kamarnya lagi.

Merasa berhasil membuat Joohyun kebingungan, Seulgi akhirnya menarik telapak tangan Joohyun, kemudian menaruh sebuah amplop coklat dengan hiasan pin berlogo Arcadia. Joohyun terkejut, pasalnya amplop itu berisi undangan pesta dansa yang diadakan setiap tahun di akademi ini. Joohyun belum pernah datang ke pesta dansa, selama dia menjalani pelatihan di sini. Tahun kemarin pun, dirinya tidak ikut dikarenakan masa pelatihannya yang terbilang baru berjalan 3 bulan, dan dia tidak memiliki teman untuk diajak pergi.

Bak mimpi menjadi nyata, Joohyun membuka amplop itu dengan mata berbinarnya. Seulgi berdiri di depan Joohyun dengan tatapan lembut yang tak pernah hilang.

"Undangan pesta dansa untuk putriku yang paling cantik. Maukah kamu datang bersamaku, Putri Joohyun dari Kerajaan Alberta?"

Joohyun tersenyum dengan haru, dia tak menyangka bahwa mimpinya untuk pergi ke pesta dansa akhirnya terwujud, dan dia akan pergi dengan seseorang yang selalu didambakannya sejak pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini.

Seulgi yang melihat Joohyun, lantas membuka lebar tangannya, bersiap menerima pelukan dari sang kekasih hati.

Ya.

Keduanya telah menjalin kasih selama beberapa bulan semenjak kejadian di perpustakaan. Jangan tanya bagaimana, kalian tentu sudah paham tentang cara kerja mantra dari sihir hitam itu, 'kan?

Kedua putri itu berpelukan di tengah lorong yang sepi. Joohyun sesekali menangis, dan Seulgi berusaha menenangkannya dalam pelukan hangat.

"Terima kasih, aku sangat mencintaimu, Seulgi."

"Aku lebih mencintaimu Joohyun ... sejak dulu."

.
.
.
.

Black Magic Chapter 4 —

BLACK MAGIC - SEULRENE SHORT FIC [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang