TERIMA KASIH ATAS DUKUNGANNYA SELAMA INI UNTUK TEMAN-TEMAN YANG MENJADI SAKSI SETIAP KALIMAT YANG AKU TULIS DENGAN HATI DALAM "BURUAN TEMBAK GUE!"
TETAP DUKUNG KARYA INI DENGAN FOLLOW, VOTE, KOMEN DAN SHARE SEBANYAK-BANYAKNYA. KARENA APRESIASI DARI KALIAN AKAN SANGAT BERARTI. MARI KITA SALING MENDUKUNG.
JANGAN LUPA MAIN KE INSTAGRAM AKU @dia.purnama.9 UNTUK INFO-INFO TENTANG TULISAN AKU. THANKS MAN-TEMAN...
**********
Suara bel tanda berakhirnya jam pelajaran berdentang ke seluruh pelosok SMA Harapan Bangsa. Semua siswa kelas dua belas keluar dari kelasnya masing-masing dengan wajah yang bahagia dan lega. Benar saja, hari ini adalah hari terakhir mereka melewati ujian akhir. Dan setelah hari ini, tentu banyak dari mereka yang sudah menyusun rencana untuk masa depan.
Kelas IPA 1 terbuka disertai suara riuh penghuninya. Mereka berhamburan menyerbu pintu secara bersamaan. Hingga aksi dorong-dorongan pun terjadi.
"Ayo ... ayo ... habis ini kita gak bisa lagi begini," teriak Wisnu yang berdiri paling depan. Kaum hawa sudah berteriak marah karena merasa terjepit di antara para perusuh kelas.
"Minggir," ucap Langit pada Wisnu sang pembuat gaduh.
"Mau ke mana Lang?" tanya Wisnu melirik tangan Biru yang sudah ditarik Langit.
"Ke KUA," jawab lantang Langit sambil terus menerobos pintu bersama Biru.
"Ke KUA? Gak mungkin. Kalian kan belom mau nikah," ucap Fera sambil terus membaca komiknya.
"Hei, Fera yang cantik jelita, yang lemotnya tiada tara. Buruan ikut gak lo?" teriak Indah yang sudah berjalan menyusul Langit dan yang lainnya. Tentu tidak semudah itu bagi Biru dan Langit berjalan berdua-duaan. Para penjaga yang selalu siap mengawal mereka sampai halal sudah tidak bisa dipukul mundur lagi.
"KUA, KUA. Kalian pikir gue bisa dibohongi. Ke mana pun kalian pacaran, kami ikut. Jangan sampai kalian melakukan selebrasi kelulusan dengan perbuatan yang tidak senonoh. Ayo gaesss naik mobil gue!"
"Haha ... Langit ... Langit, Elka lebih kejam dari yang kita duga," ledek Rega sambil membukakan pintu mobil untuk Indah.
"Lah yang jadi penumpang gue siapa?" tanya Elka bingung setelah sadar Biru dan Indah tidak masuk ke dalam mobilnya.
"Noh, yang onoh penumpang lo," jawab Rega menunjuk Fera yang berlari menyusul mereka di parkiran.
**********
"Yaaaa, gak asik nih. Pasukan pada ikut. Gak bisa apa kita berdua-duaan dulu?" Langit mulai memacu mobilnya dengan wajah separuh ditekuk.
"Hahaha ... bagus juga kalo mereka ikut biar rame," ucap Biru girang.
"Kamu gak pengen gitu berduaan aja sama aku? Aku kan pengen kita puas-puasin pacaran sebelum nantinya kita berpencar kuliah," rengek Langit.
"Emang kita mau ke mana sih Lang? Aku belum hubungi bang Alex lho." Mata Biru melirik plang penunjuk jalan yang mereka lewati.
"Ada deh. Kamu cukup duduk manis semanis senyum kamu hari ini. Dan aku sudah hubungi Alex tadi," ucap Langit.
"Kamu berubah Lang. Sekarang pintar gombal. Banyak bicara. Cerewet dan malu-maluin." Biru merapikan kerah kemeja Langit yang tak rapi. Langit tertawa pelan. Dirinya pun menyadari perubahan itu. Ternyata jatuh cinta itu mampu membuang sifat pendiamnya selama ini. Luar biasa! Biru penakluknya yang paling ampuh.
"Aku bahagia Bi. Bahagia bisa dapatin kamu. Kamulah yang mengubah pendiamku menjadi periang seperti saat ini. Terima kasih!" Cup ... satu kecupan mendarat pada punggung tangan Biru yang digenggamnya erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buruan Tembak Gue!
RomanceCinta itu tak pernah bergeser sedikit pun sejak ia menatap mata sayu gadis itu. Baraka Langit, berjanji akan menaklukkan calon tunangannya sendiri tanpa membawa label di jodohkan. Dan gadis bermata indah itu adalah Biru Pramana. Penakluk sang kapten...