Yuk ... komen sampai 500, aku update bab 6...
Kalau belum sampai, beberapa hari ke depan aku enggak update2 dulu....
Selain kalian gak bisa diajak kerja sama. Tanganku lagi sakit banget. Jadi Pengen istirahat dulu
BTW ... Habis bab ini, harusnya BAB MATURE 1, Tapi cuma diposting di karyakarsa. Xixixixi. Jadi kalau kalian penasaran gimana Dante bongkar gudangnya dara, cuss ke sana. Cuma 3K kok...
murah meriah. bikin meriang. ehhhh....
----------------------------------
Aku tidak mengerti apa nama rasa ini. Namun yang pasti kuyakni, hatiku merasa bahagia bila berada di dekatnya kini.
Kewaspadaan Dara dibalas tawa oleh Dante. Tawa bahagia sambil menepuk-nepuk bagian perutnya, Dante merasa lucu dengan segala sikap yang Dara tunjukkan kepadanya. Dengan seribu macam pengalaman yang Dante miliki, dia bukan tidak paham apa yang Dara rasakan kini. Akan tetapi dia memang sengaja membiarkan Dara yang memainkan perannya dalam hubungan mereka. Sedangkan dia hanya diam-diam menanggapi dengan sesekali memberikan tanggapan seperti reaksi tawanya kali ini.
"Ketawa terus!!!"
"Habis lucu."
"Enggak ada yang lucu, ya!"
"Kamu yang lucu."
"Apaan sih?" Sahut Dara tak acuh.
Disaat ia ingin menghindari tatapan manik mata itu, sebelah tangan Dante malah mengunci wajahnya, sehingga mereka kembali saling tatap satu sama lain.
"Apa?" Dara masih mencoba menunjukkan emosinya. Jujur dia tidak suka dipermainkan seperti ini. Apalagi dirinya yang minim pengalaman membuatnya sering kali curiga atas beberapa gerakan yang Dante lakukan.
"Jangan galak begitu," ungkap Dante.
Tubuhnya sengaja ia majukan kembali, sehingga mengikis jarak dengan Dara, barulah Dante bergumam pelan. "Kita ...."
Baru satu kata terucap, dering ponsel Dante yang terdengar berbunyi keras. Berisik dan mengganggu, itulah yang Dante rasakan. Ingin sekali dia menyemburkan kemarahan pada orang yang sudah mengganggu karena menghubungi Dante dikondisi yang sangat tidak tepat.
Akan tetapi memangnya siapa yang tahu waktu kali ini tidak tepat untuk Dante menerima panggilan telepon?
"HALO!!"
"Widih, galak banget. Kayaknya diwaktu yang enggak tepat gue hubunginya."
Mendengar suara Fla disebrang panggilan tersebut, Dante langsung menjauhkan telinganya dari ponsel, dan melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.
Natta. Nama itulah yang menghubunginya, namun yang telinganya dengar adalah suara Fla.
Tidak perlu Dante tanya bagaimana kondisi di sana saat ini. Pastinya Fla yang meminta Natta untuk menghubungi Dante, karena ia tahu bila nama Fla yang tertera dalam panggilan itu, Dante tidak akan mengangkatnya.
"Siapa?"
Terlalu penasaran dengan panggilan yang Dante terima, Dara mengajukan pertanyaan yang ada dalam pikirannya.
"Fla."
"Owh, lagi sama Dara, ya. Video call coba."
"Ngapain sih?"
"Udah buruan video call. Lo enggak lagi telanjangin dia, kan?"
"Maledizione!"
"Idih, marah sih. Udah buruan video call."
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOSAMI! DANTE
RomancePerkara uang 100 Juta, aku pikir kami akan terikat dan menjadi dekat setelahnya. Namun nyatanya tidak. Setelah membaca-baca berbagai macam berita, akhirnya aku sadar, salah satu negara di dunia ini yang mayoritas pendudukanya terlambat menikah adala...