09. Night

11.4K 526 43
                                    

Gianna tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya begitu menginjakkan kaki di dalam unit apartemen mewah milik Marvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gianna tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya begitu menginjakkan kaki di dalam unit apartemen mewah milik Marvin. Apartemen dengan tipe penthouse tersebut berada di lantai paling atas bangunan yang terletak di kawasan SCBD, yang mana merupakan salah satu hunian premium di Ibu Kota.

Tentu saja Gianna tau jika Marvin merupakan putra bungsu dari keluarga kaya raya, tapi Gianna tak mengira jika tempat yang ditinggali pria itu akan semewah ini. This is beyond expectation.

Kira-kira berapa puluh miliar ya harganya?

Gianna mengedarkan pandangannya untuk mengamati interior apartemen Marvin yang tampak sangat modern dan terkesan maskulin karena sebagian besar didominasi oleh warna-warna netral yang cenderung gelap seperti hitam, putih, coklat tua, dan abu-abu.

Begitu pula furniturenya tertata dengan sangat rapi tanpa ada ornamen yang terkesan mencolok mata. Terdapat pula jendela-jendela besar yang menampilkan pemandangan Kota Jakarta.

"Lo tinggal sendiri kak?" Gianna bertanya seraya mendudukkan diri di sofa berbahan kulit dengan bentuk letter U, yang mana tepat beberapa meter di depannya terdapat Smart TV MicroLED berukuran 85 inch.

"Gue nggak mungkin ngajakin lo nginep kalo misalnya ada orang lain di sini Gi," jawab Marvin sembari ikut mendudukkan diri di sofa yang posisinya berseberangan dengan Gianna.

Gianna pun mengangguk paham. Sebenarnya ia memang sudah menduga hal itu, namun ia bertanya langsung pada Marvin hanya untuk memastikannya saja.

Jika dipikir-pikir bukankah sayang sekali jika apartemen sebesar ini hanya ditinggali seorang sendiri?

"Lo mau tidur di kamar tamu apa bareng sama gue, Gi?"

Gianna memutar bola matanya dengan malas, memangnya pertanyaan semacam itu masih perlu dia jawab kah?

"Di kamar tamu lah."

Marvin tertawa dengan suara nyaring mendengar jawaban sewot tersebut. Sepertinya menggoda Gianna akan menjadi hobi barunya mulai saat ini.

"Tapi kamar tamu agak horror karena nggak pernah ada yang nempatin. Lo nggak takut emangnya?"

Gianna tau jika Marvin tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya, sehingga Gianna juga membalasnya dengan candaan.

"Takut sih. Tapi gue jauh lebih takut sama lo sih kak daripada sama hantu."

Tawa Marvin pun menggelegar.

Ya baiklah, bisa dimengerti jika Gianna berfikir demikian. Barangkali Marvin memang terlihat lebih menakutkan dibandingkan dengan makhluk ghaib tak kasat mata. Setidaknya hantu tak akan bisa macam-macam pada Gianna bukan?

Marvin kemudian berdiri dari duduknya, lalu menunjuk salah satu ruangan. "Kamar tamu ada di sebelah sana, Gi."

Gianna mengangguk paham. Ia berniat untuk turut berdiri dari duduknya, namun ia urungkan ketika mendengar Marvin melanjutkan kalimatnya.

Friends With Benefits [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang