Angin malam berhembus lembut, menerbangkan surai kuningnya, membelai wajah rupawan yang tegas namun juga lucu.
Luca Kaneshiro, nama lelaki itu. Saat ini ia sedang berkumpul bersama teman-teman satu grupnya; Luxiem. Mereka semua berkumpul di sebuah warteg yang tak jauh dari rumah Ike.
Nongkrong ygy
Tongkrongan kami bukan tongkrongan pecundang pecundang pecundang
"Hei Luca, bagaimana kabar (name)?" Tanya Vox, mengabaikan teriakan Mysta yang menggila disebelahnya.
Luca menampilkan senyum lebarnya, "Dia baik-baik saja, Pog! Tak ada yang perlu dikhawatirkan!"
"Syukurlah kalau begitu."
"Lalu, bagaimana dengan kelanjutan hubunganmu dengan (name)? Udah mulai tahap lanjut nggak nih?" Goda Shu.
Muka Luca memerah. Dengan malu-malu, ia menjawab, "N-nanti rencananya aku bakal lamar dia, semoga aja lancar..."
"Wah, semangat!"
Mysta yang tak sengaja mendengarnya berseru, "Beneran? Wih, keren banget! Selamat ya! Guys, kita bakal jadi paman!!"
"Nikah aja belum." - Ike
"Ya kan siap-siap aja besti." - Mysta
Luca menatap kotak cincin yang ia pegang ditangannya, berharap bahwa semuanya berjalan dengan lancar, sesuai yang diharapkannya.
~.~
"(Name)! Aku pulang!"
"Luca, selamat datang!"
Luca memeluk (name) yang sedang terbaring di kasurnya, menggenggam tangan (name), dan mencium buku jari-jemarinya.
Semburat merah muncul di pipi putih (name). Ia menunduk, berusaha menyembunyikan rona merah yang menjalar di pipinya.
"Bagaimana kabar mereka, Luca? Mysta, Shu, Vox, dan... Ike?" Tanya (name).
"Mereka baik pog! Mereka menitip salam untukmu!" Jawab Luca riang.
Luca melepaskan jaketnya, menyisahkan sebuah kemeja dengan kancing terbuka sedikit, menampilkan dua buah Boba yang terlihat sangat besar.
"Bagaimana harimu? Menyenangkan?" Tanya Luca, memeluk sang pujaan hati dengan hangat.
(Name) mendusel-duselkan kepalanya di Boba Luca, "Seperti biasa, tak ada yang spesial." Jawabnya.
'Duh nyaman banget tiduran disini, empuk.'
Keduanya terdiam, menikmati momen-momen kebersamaan yang jarang terjadi ini, akibat sibuknya Luca akan pekerjaannya.
Luca teringat dengan rencananya, segera ia turun dari kasur dan bersimpuh dihadapan (name) yang menatapnya dengan bingung.
"(Name), aku mau bicara serius sama kamu."
(Name) diam, apakah Luca sudah bosan dengannya dan meminta untuk putus?
"Luca, aku-"
"Will you marry me?"
"Ha?"
(Name) memasang muka bingung, dia nggak salah denger nih?
Lima menit telah berlalu, (name) sibuk bengong, Luca setia berlutut dihadapannya.
"(Name)? Aduh jangan ngebug dong, pegel nih."
"Kamu serius?"
"Ha?"
(Name) menggigit bibirnya, "Kenapa, kau masih mau denganku? Padahal, ada banyak wanita cantik diluar sana."
Eh?
"Kau tahu kan, aku itu bukan kaum good looking, masih banyak diluar sana cewek yang cantik. Bukannya gimana ya, cuman... Kamu yakin?"
"Stop, berhentilah mengatakan itu, (name)." Luca berdiri dan memeluk (name) dengan erat.
"Kata siapa kamu jelek? Kamu itu cantik (name), walaupun Dimata orang kamu nggak sempurna, kamu sempurna dimataku."
"Kamu baik, rendah hati, suka menolong, itulah point plus kamu. Itu yang kusukai darimu, kebaikan hatimu."
"Aku tak akan menikahi siapapun selain dirimu, karena hanya kaulah satu-satunya wanita yang kucintai."
(Name) terharu, "Tapi-"
"Nggak ada tapi-tapian, kucium juga nanti."
"No matter what happens, I don't care what other people say, i will still love you... remember that, (name)."
Luca menyodorkan sekotak cincin dihadapan (name)
"So... Will you marry me, Pog?"
Seperti biasa, jika ada grammar yg salah mohon koreksi, aku pake google translate soalnya hehe
Yh ok gitu aja si, ayo disini yg sekolahnya make kurikulum merdeka siapa? Enak ga? ᕙ( • ‿ • )ᕗ
KAMU SEDANG MEMBACA
⇒𝗟𝘂𝘅𝗶𝗲𝗺 - 𝗢𝗻𝗲𝘀𝗵𝗼𝗼𝘁
Acak〔 🖇 〕 - On Going-! Luxiem x Fem!Reader Oneshoot antara kamu dan luxiem Dikit banget yang buat versi Indo, kesel, makannya buat sendiri, wakakaka Ini isinya random, nyesuain ide sama mood Ceritanya cringe dan penuh typo //memberimu warning Hope you...