"Feel better?" Pertanyaan yang akhirnya keluar dari mulut Jaehyun. Jaehyun baru berani menanyakan hal ini, setelah beberapa jam mereka kembali dari sekolah.
"Merasa baikkan? Maksud kamu?" Tanya Renjun, yang heran dengan pertanyaan Jaehyun.
"Tentang masalah tadi." Tanya Jaehyun dengan penuh kehati-hatian. Dia takut kalau dia salah ucap kepada Renjun.
Sementara Renjun langsung terkekeh, begitu mendengar pertanyaan polos yang keluar dari mulut Jaehyun. "Tentang masalah Naeun tadi?" Tanya Renjun, di sela tawanya.
Jaehyun bingung, kenapa Renjun tertawa? Apakah Renjun sebegitu kesalnya kepada Naeun, jadinya ia lebih memilih untuk tertawa?
Karena keterbingungan Jaehyun, Jaehyu hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Aku gapapa Jae." Ucap Renjun, seraya mencubit kedua pipi Jaehyun gemas, karena tatapan polos yang Jaehyun tunjukkan saat ini.
"Gapapa?" Tanya Jaehyun sekali lagi memastikan.
"Ya aku emang udah gapapa daritadi. Bahkan aku sudah melupakan kejadian itu ketika di sekolah. I mean, ya aku memang sangat kesal dengan ucapan Naeun. Maka dari itu aku meluapkan segala kekeasalan-ku kepada dirinya. Dan ya, setelah semuanya telah aku keluarkan? Aku merasa lega saat itu juga, dan segera melupakan semua kejadian tadi." Jelas Renjun, yang langsung membuat Jaehyun menghela nafasnya lega.
"Syukurlah... aku kira kamu masih marah karena insiden tadi." Seru Jaehyun, yang langsung memeluk Renjun yang sedang menyenderkan tubuhnya di sofa. Jaehyun juga meletakkan kepalanya di pundak sempit milik Renjun, menelusupkan kepalanya di leher jenjang, putih, nan harum milik Renjun.
"Jadi, kamu bersikap baik daritadi tuh untuk memastikan keadaan-ku?" Tanya Renjun yang baru sadar akan tingkah Jaehyun yang seperti tidak biasanya.
Jaehyun yang mengajaknya pergi ke berbagai tempat, selepas mereka pulang sekolah. Jaehyun yang mengizinkan apa saja yang Renjun inginkan, termasuk makan ice cream dengan porsi banyak. Padahal Jaehyun suka melarang Renjun memakan ice cream dalam porsi yang banyak, karena amandel yang Renjun punya. Jaehyun yang memberikan banyak makanan untuk Renjun, seperti akan melakukan siaran mukbang. Jaehyun yang membatasi sikap manja dan suka menempelnya kepada Renjun, karena ia tau kalau Renjun tidak suka ada orang yang manja, serta menempel kepada dirinya, ketika dia sedang marah.
"Aku selalu bersikap baik ya kepada-mu!" Peringat Jaehyun, yang memang kenyataannya seperti itu.
"Ya ya ya. Maksud aku sikap-mu yang aneh beberapa jam yang lalu." Ujar Renjun, yang segera meralat ucapannya.
"Ya habisan kamu kelihatan marah banget tadi. Terus juga pas pulang, muka kamu ketekuk banget. Jadi aku mikirnya kamu masih marah karena insiden tadi." Ujar Jaehyun, begitu mengingat ekspresi wajah Renjun tadi.
Renjun tertawa kencang, begitu mendengar ucapan Jaehyun. "Kau tau? Wajah-ku badmood sepulang sekolah tuh bukan karena aku marah karena kejadian tadi. Tapi karena Ibu Sunny yang tiba-tiba kasih ulangan, di jam terakhir pelajaran. Mana soal yang dia kasih susah sekali. Udah gitu semua ponsel kami di sita. Mana aku belum belajar lagi..." Curhat Renjun, mengenai kesialannya tadi.
"Dan kau tau apa yang lebih bodoh? Aku malah mengira kamu yang marah sama aku, karena aku bertingkah di kantin tadi. Aku pikir kamu malu, ketika aku membuat keributan kayak tadi." Sambung Renjun, yang masih mengingat kejadian tadi.
Dia sama Naeun memang sempat terjadinya perdebatan. Naeun yang tidak mau kalah, serta Renjun yang tidak bisa menahan rasa emosi, amarah, serta rasa sabarnya. Dia benar-benar di luar kontrol tadi. Tapi untungnya tidak sampai berkelahi fisik. Renjun masih ingat kalau dirinya masih berada di ruang lingkup sekolah.
"Untuk apa aku marah? Aku justru senang dan bangga sama kamu." Ujar Jaehyun dengan senyuman mengembangnya, yang menghasilkan lubang cacat di kedua pipinya (Lesung pipi/dimple) mengingat keberanian Renjun tadi.
"Kok malah senang sama bangga? Aku membuat keributan di kantin tadi. Ya walaupun tidak sampai main fisik." Ujar Renjun yang merasa aneh akan respon yang Jaehyun berikan.
"Ya aku senang akhirnya kamu bisa meluapkan segala emosi dan kekesalan kamu. Aku juga bangga akhirnya kamu bisa keluar dari zona hati-hati kamu. Aku tau kamu orang yang selalu memikirkan resiko kedepannya nanti. Tapi aku lebih senang kalau kamu mau mengambil tindakan secara langsung, tanpa memikirkan resiko yang kamu sendiri tidak tau. Ibarat pepatah, kalau kamu belum coba, bagaimana bisa kamu tau hasil yang akan kamu dapat? Dan pepatah yang juga mengatakan kalau kamu belum tentu hidup sampai besok, jadi nikmati hari ini, dan keluarkan serta bebaskan apa yang kamu inginkan hari ini." Jelas Jaehyun, mencoba memberikan nasihat kepada Renjun, yang notabennya lebih muda dari dirinya.
Renjun merenungi semua perkataan yang keluar dari mulut Jaehyun. Kalau di pikir-pikir, semua ucapan yang di keluarkan Jaehyun benar apa adanya. Dia takut mengenai resiko yang akan datang. "Kamu benar. Mulai saat ini, aku akan mencoba dan lebih berusaha lagi, untuk menunjukkan apa yang aku rasa kepada semua orang." Ujar Renjun.
Jaehyun yang mendengar itu pun tambah senang. Ia langsung membenarkan posisinya menjadi menatap Renjun, dan langsung mencium Renjun dengan sekilas.
*cup* satu kecupan mendarat di bibir Renjun, membuat Renjun terkekeh karenanya.
"Ay, mommy nanyain kamu." Ujar Jaehyun, yang saat ini sudah membuka ponselnya, dan berseder kembali ke Renjun.
"Mommy siapa? Aku apa kamu?" Tanya Renjun, memancing Jaehyun.
"Cie elah... jadi udah menganggap mommy-ku jadi orang tua kamu." Ledek Jaehyun.
"Ya kan lagi belajar supaya gak kaku, pas aku udah jadi istri kamu." Balas Renjun, menanggapi ledekkan Jaehyun.
"Aku bisa wujud-tin panggilan itu. Ayo nikah sekarang sama aku." Ajak Jaehyun tanpa pikir panjang.
"Jangan konyol." Peringat Renjun, yang langsung membuat tawa Jaehyun menggelegar.
"Tapi serius mommy aku nanyain kamu. Nanyain kabar kamu, sama peringatin aku." Ujar Jaehyun yang tidak bohong, dengan tangan yang sibuk menekan layarnya, yang saat ini sedang menampilkan game di layar ponselnya.
"Mommy peringatin kamu apa?" Tanya Renjun.
"Ah gitu.... kayak biasanya aja. Aku di suruh jagain kamu, jangan aneh-aneh dirumah. Dia juga bilang kalau misalkan kamu tuh anak dari sahabatnya dia. Jadi aku harus benar-benar jagain kamu, karena mommy kamu udah nitipin kamu sama dia." Jelas Jaehyun, di iringi decakan kasar, ketika karakter yangbia gunakan mati, karena di kepung oleh banyak orang.
"Yang, mau sampai kapan kita nyembunyiin hubungan kita dari orang tua kita?" Tanya Jaehyun, yang baru kepikiran akan hal ini.
Begitu juga dengan Renjun yang tidak sadar, kalau mereka masih menyembunyikan hubungan mereka, dari kedua orang tua mereka.
"Yang...." panggil Jaehyun di sertai rengekkan, karena tidak mendapatkan balasan dari Renjun.
"Nanti pas orang tua kita berdua datang kemari."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER BROKE THE PROMISE - JAEREN
FanficCERITA INI KHUSUS UNTUK JAEREN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA...