DON'T LEAVE ME, PLEASE!

511 17 13
                                    

Malam sunyi terlihat begitu menenangkan, suasana di Sunny-Go saat sangat senyap. Tentu karena jam masih menunjukkan pukul 1 malam.

Tapi, kini ada Luffy yang sedang duduk di atas kepala kapal itu, pandangannya ia luruskan ke depan.

"OREWA, KAIZOKU-O NI NARU OTOKO DA!!"

Teriakannya terdengar begitu jelas dan menggema.

•DON'T LEAVE ME, PLEASE!•
RATE : T
GENRE : ROMANCE
WARNING : OOC, TYPO, ETC
•ENJOY•

Bletak~

Tiba-tiba sebuah sepatu melayang ke arah kepalanya. "BERISIK! Ini masih malam tau!".

Di alihkan pandangan Luffy ke pemilik sepatu itu, " Nami? Kenapa kau belum tidur?" Ucap Luffy tetap tenang.

"Bagaimana aku bisa tidur kalau kau berteriak seperti itu?" Protes Nami.

"Maaf, aku tidak akan berteriak lagi, sekarang kembalilah tidur." Lalu Luffy membalikkan badannya untuk menatap lautan malam itu.

Nami terdiam dan mendadak bingung, ada yang salah dengan Luffy. Bukannya ia kembali tidur, dia melangkahkan kakinya kearah Luffy.

Nami mengambil sepatunya yang sempat ia lempar tadi, lalu merangkak naik ke kepala Sunny-Go, dan menepuk pundak Luffy. "Hei..." Panggilnya pelan.

Luffy membalikan badannya lagi untuk menatap gadis itu, "Katanya mau tidur?" Tanya Luffy.

"Aku kalau udah kebangun jadi ga bisa tidur" Jawab Nami.

"Maaf, itu salahku. Nami jadi tidak bisa tidur." Ucap Luffy dengan mengusap pelan kepala gadis itu.

'Sudah kuduga!' Batin Nami. Ada yang salah dengan perilaku Luffy saat ini, dia terlihat begitu dewasa. Walau Nami rasa itu sedikit menggoda, tetapi tetap saja ada yang aneh dari Luffy, dan itu membuatnya tidak nyaman.

"Kau... Kenapa? Salah makan?" Koreksi Nami.

Luffy tidak menjawab, ia hanya tersenyum simpul lalu melihat ke depan lagi.

Nami sangat kesal, terlihat dari salah satu pipinya yang mengembung. Ia tidak suka di abaikan, apalagi oleh Luffy.

Nami bergerak untuk memeluk Luffy dari belakang, kepalanya ia sandarkan pada punggung pria itu. "Hei, jangan abaikan aku, aku tidak suka itu."

Luffy memegang tangan yang sedang memeluknya itu.

"Nami..."

"Hm?

"Kau tidak akan pernah meninggalkan ku kan?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Aku bermimpi aneh ahir-ahir ini. Kalian meninggalkan ku satu persatu. Tidak ada yang percaya padaku lagi. Aku takut semua itu benar-benar terjadi, Nami" Ucap Luffy lembut.

Nami merasa iba, ia memutar tubuh kaptennya itu. Lalu memeluknya dari depan, "Jangan takut, Luffy. Kami tidak akan pergi meninggalkan mu."

Luffy membalas pelukan itu, menenggelamkan kepalanya pada bahu Nami. Lalu ia... Menangis.

Nami rasa ia ingin ikut menangis juga, bulir air mata sudah berada di ujung matanya, namun ia tahan, karena ia pikir itu hanya akan membuat suasana semakin buruk.

Dia mengusap punggung kaptennya yang bergetar, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu Luffy"

"Aku takut kalian semua tidak percaya lagi padaku, dan pergi meninggalkan ku. Di saat kita sudah memutuskan untuk berlayar bersama, kita berjanji akan mencapai impian masing-masing. Begitu juga denganku, karena kita di kapal yang sama, kita akan saling membantu untuk mencapai impian kita. Jadi... Aku tidak akan pernah bisa menjadi raja bajak laut tanpa kalian" Jelas Luffy dengan suara serak.

"Maka dari itu, jangan pernah tinggalkan aku. Terutama dirimu Nami... Aku sangat takut kehilanganmu, kau adalah gadis yang sangat berarti untukku" Ucap Luffy yang sudah mulai tenang, air matanya sudah berhenti menetes.

Nami sedikit terkejut dengan penuturan Luffy tadi, "Aku? Berarti... Untukmu?"

Luffy mengangguk dalam pelukannya. Nami melepaskan pelukan itu, dan melihat wajah Luffy yang terlihat sangat sayu, "Kau tahu kenapa?" Ucap Luffy setelahnya dengan senyuman.

Nami menggelengkan kepalanya.

"Karena, aku-"

Wussh~

Nami terkejut bukan main, "Kau serius dengan ucapanmu itu?"

"Apa perlu ku ulangi lagi?"

Nami mengangguk.

"Karena aku mencintaimu, Nami"

Nami langsung memeluk lagi tubuh kaptennya, dengan perasaan yang sangat senang tentunya, "Aku juga mencintaimu, Luffy..."

Luffy tersenyum bahagia, lalu membalas pelukan itu sangat erat. "Terimakasih... Nami. Terimakasih karena sudah menjadi orang yang paling berarti dalam hidupku. Aku benar-benar berterimakasih, Shishisi"

"Luffy...?

" Ehm?"

"Jika nanti semua orang meninggalkan mu, mungkin aku adalah satu-satunya orang yang akan tetap mendampingi mu"

"Hahahaha, aku tahu itu. Tapi kuharap itu tidak pernah terjadi, karena aku tidak akan sanggup kehilangan kalian lagi."

Nami melepaskan pelukan itu, "Jika Luffy... Jika. Kau ini tidak ada romantisnya sama sekali" Nami mengalihkan pandangannya. Pipinya mengembung seperti tadi.

Luffy gemas sendiri, lalu menarik pipi Nami. "Iya deh... Jika mereka semua pergi, hanya Nami yang akan tetap di sisiku"

"Sakit Luffy..." Ucapnya seraya menghentikan tangan Luffy.

"Mau sesuatu yang lebih lembut?"

Nami tidak terlalu mengerti, tapi ia menganggukkan kepalanya.

Tiba-tiba—

Cup~

Hal yang mungkin terlalu cepat untuk dilakukan, Luffy mencium bibirnya. Nami berusaha memberontak, namun belakang kepalanya ditahan oleh Luffy.

Akhirnya ia pun luluh, menutup matanya dan mencoba untuk menikmatinya. Lidah Luffy bergerak untuk memasuki bibir Nami. Hingga mereka saling bertukar air liur.

Beberapa saat kemudian, ciuman itu terlepas. Keduanya terengah-engah kehabisan nafas karena ciuman panas tadi.

Mereka saling tatap, mata-mata itu saling mengisyaratkan cinta, sayang, dan hangat.

"Rasanya enak bukan?" Tanya Luffy dengan cengiran nakalnya.

"Heh... Luffy yang polos sekarang sudah mulai nakal ya" Jawab Nami dengan cengiran nakalnya juga.

"Tapi kamu suka, kan?"

"Banget"

Lalu mereka mempertemukan bibir mereka kembali, seolah-olah tadi tidak terjadi apa-apa.

Mungkin, untuk sekarang dan seterusnya. Ia tak akan berfikir teman-temannya akan meninggalkannya. Karena gadis ini mampu meyakinkan dirinya. Ia tidak tahu apa, tapi ada sisi yang sangat special dari Nami.

Mungkin, sisi special itu adalah bodynya yang sexy? Entahlah, hanya Luffy yang tahu.

Dan untuk malam ini, biarkan mereka menikmati waktu berdua.

"Lanjutin di kamar yuk"

Bonk~

•THE END•

Cerita dengan konsep yang mungkin sudah pasaran di kalangan LuNa. But, i hope you enjoy it.

YOU NEED LUNA SHORT STORY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang