(09) AMARAH

108 30 3
                                    

Aldebaran memerintahkan para ilmuwan yang bertugas untuk menghentikan uji coba. Namun, tepat saat para ilmuwan ingin menembakkan peluru berisi cairan penenang pada sang monster, Thanatos yang berada di ruang uji coba malah memulai pertarungannya dengan sang monster. Melihat hal itu Aldebaran langsung membatalkan perintahnya. Ia tiba-tiba saja ingin melihat sampai sejauh mana Thanatos bisa bertahan menghadapi monster tersebut.

"Tapi, Tuan, jika dibiarkan mereka berdua bisa tewas," ucap Toto khawatir.

"Biar. Aku akan mengambil risiko terburuk dari uji coba ini," balas Aldebaran.

Pria itu terlihat sangat santai, menandakan betapa berbesar hatinya ia jika Thanatos dan Hypnos tewas karena uji coba ini.

Toto yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa gigit jari menyaksikan pertarungan Thanatos dari layar monitor. Ia benar-benar takut dua subjek eksperimen langka ini tewas cuma gara-gara kehendak Aldebaran yang terkesan nekat.

Sementara itu di ruang uji coba, Thanatos melemparkan segala benda berat yang ada di sekitarnya ke arah sang monster. Namun, monster itu sama sekali bergeming, ia tidak berusaha menghindari setiap serangan Thanatos. Seakan-akan ia tidak takut sama sekali terhadap semua serangan tersebut.

Thanatos yang melihat musuhnya sangat kuat lantas berusaha untuk meningkatkan kekuatannya. Ia akan melancarkan serangan lebih banyak agar monster itu segera tumbang.

Namun, berbeda dari Thanatos yang berambisi untuk membombardir serangannya ke arah sang monster, Hypnos yang tidak bisa membantu memutuskan untuk mengamati dan mencari tahu kelemahan sang monster. Ia yang melihat sang monster bisa menyembuhkan dirinya dengan cepat dan juga tidak terluka saat terkena setiap serangan Thanatos, meyakini kalau ada satu bagian tubuhnya yang menjadi titik kelemahannya. Ia pun terus mengamati jalannya pertarungan sembari fokus menatap ke arah sang monster.

"Bertahanlah lebih lama, Tan. Aku akan mencari tahu kelemahannya," batin Hypnos.

"Tidak ada satu pun makhluk terkuat yang tidak memiliki kelemahan, termasuk makhluk ini," lanjutnya.

Dan apa yang diucapkan oleh Hypnos di dalam hati itu sampai ke batin Thanatos. Thanatos yang awalnya ingin mengeluarkan seluruh kemampuannya, akhirnya mengurungkan niatnya dan beralih untuk menyicil setiap serangannya. Ia akan menyerang setiap sisi dari tubuh sang monster agar Hypnos bisa melihat di mana dari semua sisi itu yang menjadi titik kelemahannya. Dan kini, ia pun memulai menyerang sang monster dari bagian kepalanya.

"Rasakan ini!"

Thanatos melemparkan belasan bola-bola energi magenta dan berhasil membuat kepala sang monster terluka cukup parah, bahkan bagian otak dari monster itu sampai terlihat. Namun, monster itu masih bisa berdiri dan bahkan dengan cepat menyembuhkan lukanya. Itu berarti bagian kepala bukanlah titik kelemahannya.

Thanatos pun beralih menyerang bagian tubuh lain. Ia menyerang bagian tangan, kaki, ekor dan bahkan kembali menyerang bagian punggung. Namun, dari semua bagian itu tidak ada satu pun yang melemahkan sang monster.

"Sial! Dia bisa meregenerasikan setiap lukanya dengan sangat cepat. Benar-benar merepotkan!" ucap Thanatos yang kini mulai merasa kelelahan.

Thanatos menghela napasnya sejenak sebelum akhirnya kembali melancarkan serangan. Ia melemparkan bola-bola energi magenta dan juga benda-benda berat di sekitarnya ke arah sang monster. Namun, tetap tidak ada hasil yang ia dapatkan. Monster itu terus saja menyembuhkan diri dan malah balas melakukan serangan.

Sampai akhirnya, Thanatos yang terus melancarkan serangan, tidak sengaja mengarahkan serangannya ke arah dada sebelah kiri sang monster tepat saat sang monster tengah melompat di atasnya. Dan anehnya, sang monster dengan cepat menghindar dan hal itu seketika memunculkan kecurigaan di diri Hypnos.

THE OLYMPIANS: THANATOS AND HYPNOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang