Bedah Buku
"Aku Seorang Nyai"
Oleh tithaniaelz●●●
• [ Sinopsis ] •
Kebencianku terhadap bangsa Belanda telah mengakar sejak jiwa ini lahir di atas tanah jajahan, sebagai kaum golongan terbawah berstatus budak di negeri sendiri. Kemiskinan adalah hal lumrah. Kelaparan merajalela saban hari. Tubuh-tubuh kurus lelaki pribumi berbajukan kain goni berkebalikan dengan Tuan-Tuan Eropa murni.
Bukan tanpa alasan pendatang kulit putih itu di benci masyarakat, mereka memonopoli kekayaan tanah Nusantara, membawanya ke Eropa untuk membangun kejayaan negeri Belanda. Adapun, para Londo itu memperlakukan kami dengan sangat buruk.
Hingga hari itu merubah segalanya....
Bagai menjilat ludah sendiri, aku terjerat dalam pesona seorang perwira Belanda
•[Kelebihan]•
1. Dengan mengangkat tema asmara dan fiksi sejarah di masa pendudukan Belanda di Indonesia, cerita yang disampaikan terasa memiliki variasi rasa sewaktu dibaca. Kadang dibawa melihat tekanan semasa pendudukan, kadang mengalami kedekatan antara Gita dengan William.
2. Detail-detail dalam ceritanya cukup menggambarkan keadaan yang mau disampaikan oleh penulis, sehingga tidak terasa seperti information dump.
3. Alurnya enak diikuti hingga akhir karena alurnya yang sederhana. Meskipun begitu tidak melupakan detail penting, seperti transisi antara Gita yang masih "kurang berpendidikan" menjadi Gita yang sudah mengenal lebih banyak hal.
4. Diksi yang digunakan sederhana dan konsisten, tetapi tetap mampu membawa pembaca terbawa dalam cerita.
5. Penulis membawakan cerita dengan apik. Tidak ada plot hole sehingga cerita tersebut seperti kisah sungguhan.
6. Deskripsi peristiwanya mantap, penulis berhasil membuat pembaca hanyut dalam emosi di tiap peristiwa dalam ceritanya.
7. Panjang tiap chapter ideal, tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek, sehingga pembaca, khususnya pembaca maraton betah untuk mengikuti cerita.
•[Kekurangan]•
1. Pada bagian awal cerita, terutama selama Gita hidup bersama keluarganya di kampung, hampir seluruhnya digambarkan hidup berkesusahan. Hal ini menimbulkan kesan yang terlalu stereotip di masa pendudukan Belanda.
2. Ada beberapa inkonsistensi tentang keadaan Gita, misalnya dia mengenali apa itu mentega dan bistik sewaktu baru tiba di rumah William, mengenal tentang kepribadian ganda, serta mengetahui kisah Cinderella. Sedangkan, waktu itu Gita belum menerima didikan dari Meneer Gilbert.
3. Kadang-kadang ditemukan penggunaan yang tertukar antara "di" sebagai preposisi dengan "di" sebagai imbuhan kata kerja pasif.
4. Beberapa penggunaan Bahasa Jawa kurang sesuai, khususnya di bagian percakapan yang melibatkan Bahasa Jawa halus (krama).
5. Ada beberapa detail yang membuat pembaca kebingungan soal latar waktunya, sebut saja saat Meneer Gilbert menyebut "HIS" yang pertama kali berdiri tahun 1914, tetapi penulis memperkenalkan Johannes Benedictus van Heutz sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang masih menjabat (sekitar 1904-1909).
•[Saran]•
1. Pada bagian awal cerita, akan lebih menarik dan realistis jika diselipkan hal-hal menyenangkan, seperti hobi atau permainan tradisional tertentu, yang bisa dilakukan Gita dan keluarganya untuk menghibur diri dari kesusahan mereka.
2. Bahasa Jawa krama, kalau ingin lebih tepat penulisan dan tata bahasanya, bisa diterjemahkan per kata lewat kamus-kamus bahasa Jawa daring, tapi harus siap untuk sedikit pusing nyari satu-satu. Atau bisa cari-cari info ke orang yang paham bahasanya langsung :3
Salam Manis,
Tim Historicus●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
Recensio Book
RandomKali ini, Black Pandora Club menghadirkan kemudahan bagi kalian para pembaca Wattpad untuk mengenal karya-karya master piece dari para member BPC, hanya dengan melalui satu "portal teleportasi" saja. Eits, tunggu dulu. Portal teleportasi? Yaps! Kont...