"Mas Adam!!" Teriakan Bella menggema di derasnya hujan.
Gadis cantik itu tampak berlari menerobos derasnya hujan tanpa memperdulikan teriakan para tamu undangan. Dia pun menghampiri sosok yang kini terbaring lemah di jalan dengan darah di sekujur tubuhnya.
"Hiks... Ma-mas Adam!!" isaknya sambil menggengam erat tangan Adam, Calon suaminya.
"He-hei, ja-jangan menangis! I-ini kan pernikahan kita?" ucap Adam terbata-bata seraya mengusap lembut wajah Bella.
Bella semakin terisak mendengar perkataan Adam barusan. saat Adam berusaha mengatakan sesuatu lagi, Bella pun segera menggelengkan kepalanya sambil meletakan telunjuknya di bibir Adam, memberikan isyarat agar Adam tidak mengatakan sepatah kata pun.
Semua tamu undangan tampak meneteskan air mata melihat kedua calon pengantin yang tampaknya tidak ingin berpisah itu. Bella yang melihat nafas Adam sudah tersenggal-senggal pun segera memeluk Adam erat.
"Hiks... ja-jangan pergi Mas!" isak Bella
Adam tersenyum tipis dengan air mata yang mengalir di sudut matanya, tangan yang lemah itu pun perlahan mengusap lembut kepala Bella.
"Ma-maafin M-mas ya, enggak bi-bisa nemenin kamu lagi. Jan—" belum sempat Adam melanjutkan ucapannya, Dia memejamkan mata seraya menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya.
Bella yang menyadari hal itu pun segera mengangkat wajahnya menatap wajah Adam, lalu dengan sekuat tenaga ia pun berteriak.
"Ya Allah, Rasa sakit macam apakah ini? sehingga sesaknya seakan mencabik-cabik ruh hambamu ini."
***
"Hei, kenapa kamu melamun saja, Bell?" tanya Acha yang baru saja melihat sahabatnya itu melamun."Astagfirullahalazim, Eh iya Cha. aku hanya sedikit tidak fokus saja." jawab Bella yang baru saja tersadar dari lamunannya.
Acha pun tersenyum kecil saat menyadari sudut mata sahabatnya itu yang tampak berair.
"Kamu inget Adam ya?" tanya Acha sambil tersenyum.
Bella mengangguk pelan lalu memeluk erat Acha seraya terisak,
"Sampai kapan aku akan terus hidup di jiwa yang telah mati ini, Cha?"
Acha mengusap bahu Bella lembut, lalu memegang wajah yang kini telah basah oleh air mata itu.
"Jangan menangis,hm. ini sudah 2 tahun sejak kepergian Adam, apa kau ingin membuat Adam sedih di atas sana?" ucap Acha yang langsung di respon Bella dengan gelengan kepala.
"kalau begitu berhentilah menangis, oke?" kekeh Acha
Bella mengangguk lalu mengusap air mata di wajahnya.
"Baiklah, Ayo pulang!" ajak Acha
Bella tersenyum kecil lalu menggandeng tangan Acha, keduanya pun berjalan bersamaan sambil sesekali bercanda.
Dari arah berlawanan terlihat Kevin dan geng nya tengah di kejar Nenek Ima Karena mencuri mangga.
"Anjir, tungguin gue!" teriak Arga yang nyaris tertangkap nenek Ima.
"Bodo amat, anjir! selamatkan diri masing-masing." timpal Kevin sambil berlari mundur.
"Woi Vin, awas belakang lo!" teriak Bara saat melihat dua perempuan di berjalan di dekat Kevin.
"Apa—" Belum sempat Kevin menimpali ucapan Bara, dia sudah menabrak tubuh Bella dan keduanya berguling bersamaan di jalan Aspal.
Kevin yang melihat hal itu segera memeluk Bella erat agar tubuh gadis itu tidak terluka, Seketika jantungnya berdetak lebih cepat saat melihat wajah cantik yang kini berada di pelukannya itu memejamkan mata.
'Masya Allah ciptaanmu Ya Rabb' batin Kevin
"Heh, mau sampai kapan lu meluk dia!" tegur Bara sambil menepuk Kevin.
Bella yang mendengar ucapan Bara segera membuka matanya, dan betapa syoknya dia saat menatap wajah yang ada di hadapannya persis seperti Adam 'Calon suaminya' yang telah meninggal.
"M-mas Adam" ucap Bella terbata-bata
Kevin melongo mendengar ucapan Bella,
'Adam? maksud dia siapa? gue?' batinnya.
"Haha iya, Hawa ada apa? ini Adam mu." kekeh Kevin dengan nada bercanda.
Mendengar jawaban Kevin barusan, Air mata menetes dari mata Bella. Kevin pun segera membenarkan posisinya dan Bella, Kevin pun memandangi gadis di hadapannya yang tampak duduk sambil menelungkupkan wajah di telapak tangan seraya menangis.
bingung dengan situasi yang terjadi sekarang, Kevin pun memberi kode ke Arga untuk menjelaskan semua. Arga pun hanya mengangkat bahunya sebagai tanda kalau dia juga tidak tahu apapun.
Acha pun membuang nafas pelan lalu memberikan kode agar Kevin mendekat.
Kevin yang paham pun segera mendekat ke Acha."Jangan banyak bertanya," ucap Acha sambil menunjukan foto Adam dan Bella di ponselnya.
Kevin menelisik foto dengan teliti, dia menatap Acha seraya menunjuk diri sendiri dan ke wajah Adam.
"Ya, kalian mirip bukan? Dia Bella, Calon istri Adam. Tapi di hari pernikahan mereka, Adam meninggal karena kecelakaan." jelas Acha
Kevin mengangguk pelan lalu melihat ke arah Bella, perlahan dia pun mendekat ke Bella.
"Maaf gue kira tadi lo bercanda," ucap Kevin.
Bella mengangkat wajahnya, lalu menatap kevin. Kevin pun berniat mengusap air mata Bella, namun Bella menjauhkan diri dari Kevin.
"Kamu memang sangat mirip dengan Mas Adam, tapi bukan dia," ucap Bella sambil berlalu pergi.
Kevin terdiam mendengar ucapan Bella. Dia menatap gadis yang barusan berlari dari hadapannya itu, lalu tanpa sengaja dia melihat sebuah buku diary kecil di hadapannya.
"Woi bro kenapa melamun!" tegur Bara
"Anjir, diem napa!" kesal Kevin seraya memungut diary tersebut.
"Ck, ngapain lo ambil beginian." ucap Arga sambil melempar diary itu.
"Arga! Apa-apaan lo?" bentak Kevin
"Vin, kita nggak kenal sama mereka dan buat apa juga kita kepo soal mereka." jawab Arga
Kevin membuang muka lalu memungut diary itu lagi, lalu dengan santainya dia membersihkan diary tersebut.
"Lainkali jaga perkataan lo, Ga. mulai sekarang Bella itu Nyonya bos kalian." ucap Kevin yang membuat Bara dan Arga menatap tidak percaya.
"What?? Lo normal, Vin?" Teriak keduanya bersamaan.
Kevin langsung melotot ke arah kedua sahabatnya itu,
"Maksud Apaan anjir?" bentak Kevin
"Yy-yakan kita kira lo homo." kekeh Arga dan Bara seraya berlari
"Lo berdua bener-bener mau gue marah, Hah? sini lo berdua!" teriak Kevin sambil mengejar keduanya.
"Asek, makan tumpeng guys! Bos kita nggak homo." teriak Arga
"Kampr*t sini lu," teriak Kevin lagi sambil menarik kerah Arga.
"E-eh Vin, nggak boleh kasar kalau mau jadi calon si bella. entar dia takut, hayo loh?" ucap Arga mencoba mengelabui kevin.
"Iya juga ya, ah yaudah gue lepasin lo." ucap Kevin sambil melepaskan Arga.
"Njir, si kevin kalau bucin serem amat." bisik Bara
Bugh.. bughh..
dua tonjokan berhasil mendarat di perut Arga dan Bara. Keduanya tampak meringis menatap Kevin.
"Heh, kalau mau ngerumpiin orang minimal jangan gede ngomongnya. nggak sekalian aja lo bisik-bisik pake Toa biar kedengaran. lagian gue bucin ya bucin aja, tapi nggak letoy juga kali." ucap Kevin
"Hei bocah-bocah nakal, kemari kalian!" teriak Nek Ima.
"Anjir, masalah kita belum kelar bro!" teriak Arga
"Kabur!!" ketiganya berlari secepat mungkin dari kejaran sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Jadi Imam
FanfictionKevin berlari secepat mungkin sambil melepaskan jaket geng kebanggannya menerobos kerumunan. nafasnya tampak tersenggal-senggal namun semua itu bukanlah masalah baginya, melihat gadis pujaan hatinya sedang tertunduk malu dengan hijab yang nyaris ter...