Kurang lebih 5 hari kaivan dirumah sakit. Hari ini adalah hari kepulangannya. Selama itu juga, Opa Brata menjadi dekat dengan Kaivan. Bahkan sekarang mereka sedang bermanja-manja. Melihat burung yang singgah di batang pohon tepat di depan kaca ruangan Kaivan.
"Opa mau turun" Pinta Kaivan.
"Mau kemana hm? " Tanya Opa Brata. Yang dengan berat hati menurunkan cucunya.
"Mau pegang burungnya... Kayanya dia sakit"
Kaivan membuka jendela itu. Tangan kecilnya mencoba meraih burung kecil di ranting itu. Opa Brata menatap cucu bungsunya. Sangat gemas melihat kelakuan anak itu. Ahhh kenapa ia baru menyadari kegemasan cucunya satu ini.
Klekk-
"Eh Kai! "
Dengan secepat the flash Opa Brata langsung menarik cucunya saat merasa pembatasnya berbunyi. Kaivan mengerjapkan matanya berkali-kali. Sedangkan Opa Brata sudah membolak-balikan sang cucu.
"Kamu terluka? Jangan main disitu ya. Opa takut kamu terjatuh" Kata Opa Brata.
"Aku gakpapa. Kasihan burungnya Opa, pasti sakit. Opa bisa tolong ambilkan? Tangan Kai kurang panjang. Hehe.. "
Opa Brata tersenyum tipis. Walaupun begitu ia harus tetap menunjukkan sisi wibawanya. Beliau meraih burung tersebut dengan mudah. Setelahnya ia membawanya masuk dan ia tunjukkan pada Kaivan.
"Burung ini? Bukankah ia baik-baik saja? "
"Tidak Opa. Lihat saja kakinya terluka. Disini ada obat merah sama plester luka Opa? "
Benar kata Kaivan. Ada luka goresan di salah satu kaki burung itu. Kaivan mengambil burung itu dan membawanya duduk di Sofa. Oh iya, Kaivan juga sudah tidak diinfus. Tapi entah kenapa ia tak boleh pulang. Selagi Kaivan mengelus elus burung itu Opa brata mengambil P3K di nakas.
"Ini nak. Hati-hati ya, jangan sampai burung itu malah melukaimu hm.. " Ucap Opa Brata seraya mengusap rambut Kaivan gemas.
Kaivan tersenyum dan mengambil cotton bud dan mencelupkannya ke alkohol setelah itu ia mulai membersihkan luka burung tersebut. "Maaf ya burung. Kai cuma mau obatin kamu hmm.. " Ucapnya yang tak luput dari pengawasan Opa Brata.
"Sudah! " Serunya setelah selesai memasangkan plester pada kaki si burung.
"Opa, kai mau pelihara dia sampai sembuh boleh? Kasihan Opa soalnya aku tau rasanya kaya gini. Boleh ya? " Opa Brata sempat tertegun sebentar.
"Tanya Ayah sama Bundamu. Kalau Opa asal tidak bahaya tak apa"
Kaivan mengangguk patuh dan setelah itu kembali mengelus elus burung tersebut. Tak lama pintu terbuka dan memperlihatkan Askara dan Savina.
KAMU SEDANG MEMBACA
WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]
FanfictionTentang perjalanan Kaivan. Anak berumur 12 tahun yang diusir oleh Papanya sendiri, yang ternyata adalah orang jahat yang telah menculiknya saat berusia 2 tahun. Perjalanan itu membuat Kaivan bertemu dengan keluarga kandungnya yang sudah terpisah sel...