16. Awal perkenalan

338 54 4
                                    

Hallo guys, ada yang sama ga sih lebih tertarik saat jaman Sea dan Nukha pacaran dulu kayak gimana? Soalnya kan disini aku cuman ceritain potongan-potongannya doang, apa kalian lebih suka versi dewasanya?

jangan lupa voted🤗
.
.

"Hai Sea," sapa Marc pada Sea yang melewatinya.

Tepat lima tahun lalu di sekolah, Bastian, Marc dan Nukha sedang nongkrong di teras kelas. Seperti rutinitas sehari-hari mereka setiap pulang sekolah, selalu nobar dengan WiFi sekolah.

Sea melirik dan tersenyum, "hai Marc."

"Gue gak disapa, Ea?" tanya Bastian.

"Gue cuman inget nama dia, cuman tiga kata soalnya." Sea tersenyum malu.

"Bastian," tegas Bastian mengingatkan Sea.

"Oh iya, iya gue inget."

Maklum, Sea dan Nukha the geng tidak sekelas. Sea anak IPS, sementara para cowok itu dari kelas IPA.

"Nih temen gue ada yang mau kenalan," ucap Marc mendorong Nukha ke hadapan Sea.

Nukha terlihat sangat kaku dan tegang, " gu..gue Nukha. Garisson Xander Nukha."

Tangan Nukha yang melayang itu langsung digapai oleh Sea dengan ramah, "Sea, Lucia Camila Numa."

Nukha mengangkat pandangannya untuk menatap Gadis ini dengan seksama, ternyata tidak susah untuk berkenalan dengan wanita tercantik di sekolahnya ini.

"Jadi ini Nukha yang selalu diperbincangkan semua orang karena ketampanan dan sikap dinginnya?" celoteh Sea sambil tersenyum.

"Jadi ini juga cewek yang selalu jadi topik utama pembahasan para cowok karena kecantikan dan keramahannya? " Nukha tak mau kalah.

Sea tertawa kecil, "gak ada salahnya kan ramah."

"Gak ada, cuman bikin salah paham aja." Nukha mulai menjawab dengan santai.

"Kacang..kacang..kacang..." usik Marc dan Bastian saat sudah tidak dianggap kehadirannya.

"Udah mulai serasi kayaknya," tambah Bastian.

"Kalo gitu gue duluan ya," pamit Sea pada semua orang disana untuk pulang.

"Gak mau gue anter?" tanya Nukha.

"Gue bawa motor, makasih." Sea mulai melangkah menjauhi para cowok itu.

"Hati-hati." Nukha menjawab.

"Daaah," jawab Marc melambaikan tangan.

Sementara di ujung sana Sea sudah menyalakan mesin motornya dan berniat untuk pulang, tak ada yang spesial dari awal perkenalannya dengan Nukha. Nukha tipekal yang dingin, kaku dan tak pandai merayu. Sea mengendarai motornya dengan pelan sambil senyumnya mengembang walaupun hanya sedikit, ia tak mau orang-orang berpikir dia gila karena senyum sendiri sambil mengendarai motor.

Sesampainya di rumah, Sea langsung berbaring di kasur mengingat setiap perkataan Nukha yang singkat tadi.

"Jadi ini juga cewek yang selalu jadi topik utama pembahasan para cowok karena kecantikan dan keramahannya?"

Sea masih senyum-senyum sendiri saat mengingat perkataan Nukha, memang berbeda ya jika dikatakan oleh orang cuek. Meskipun hanya seperti itu tapi kekuatannya mampu membuat ia mengapung di udara.

Ting..Nong..

Suara bel dari pagar rumahnya tiba-tiba berbunyi tanda ada tamu, ia segera bergegas melihat siapa yang datang karena Mamanya sedang masak di dapur.

Nukha itu Luka (Tamat)✓ #dilirikmedianbooksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang