Udah pada baca bab Maturenya? Gimana?
Udah lama gak buat bab panas dingin...
----------------------
Untukmu yang kini menetap di hati, tolong pahami aku tidak akan menjadi sempurna bila seorang diri. Maka dari itu dirimu hadir untuk melengkapi hati ini.
Cantik. Satu kata itu yang muncul dalam pikiran Dante mana kala dia melihat Dara keluar dari toilet setelah membersihkan diri dan berpakaian rapi. Walaupun bukan pakaian mahal dan mewah yang dikenakan Dara, dari sekian banyak bentuk dan model yang Dante siapkan dalam wardrobe, tetap saja dimata Dante malam ini Dara terlihat cantik sekali.
"Mau ke mana sih kita?" tanya Dara sambil menyandang tas ranselnya kembali. Tas ransel yang sudah usang itu menarik perhatian Dante.
"Kamu mau bawa tas?"
Dante mulai mendekatinya, kemudian melihat secara detail apa yang kira-kira dibawa oleh Dara dalam tas tersebut.
"Iya, bawa? Kenapa? Aku butuh tempat untuk bawa hape, butuh tempat untuk dompet, butuh tempat untuk taruh botol minum, butuh ...."
"Kita memangnya mau pergi ke mana sampai kamu harus bawa botol minum?"
"Ya ... siapa tahu aku haus dijalan. Udahlah, protes aja bisanya. Toh, tasnya aku bawa sendiri, enggak minta tolong sama kamu."
Saling tatap dan berdebat, mereka terlihat sangat mirip seperti sepasang kekasih. Setelah sebelumnya, lebih tepatnya kurang lebih 1 jam lalu mereka saling membantu dan membahagiakan untuk merasakan kenikmatan duniawi yang sulit sekali dijelaskan oleh kata-kata, kini mereka sudah seperti pasangan kucing dan tikus yang tidak pernah bisa akur satu sama lain.
"Yasudah."
Dante berjalan mendahuluinya. Sedangkan Dara diposisinya hanya bisa terpaku melihat sosok Dante yang begitu sempurna. Postur tubuh Dante yang tinggi dan besar, serta bentuk wajah yang begitu khas pria-pria luar negeri justru membuatnya takut. Takut bila Dara hanya sedang bermimpi indah berada diposisinya kini. Sekalipun status mereka masih belum jelas akan seperti apa kedepannya, namun entah mengapa Dara yakin akan sangat banyak perempuan yang menginginkan tempatnya ini.
Begitu dekat dengan sosok Dante Chesario, seorang pebisnis sukses dengan usia yang masih dikategorikan cukup muda, siapa yang tidak tertarik pada pria itu. Terutama kalangan artis-artis Indonesia yang terkadang sering kali mengundang Dante untuk datang ke sebuah acara amal atau apapun yang berbau uang, dan mereka di sana sengaja mendekati Dante untuk masing-masing keperluan pribadi mereka.
"Dara ... ayo."
Dante memanggilnya, menyadarkan Dara akan lamunannya.
"Iya."
Sama-sama masuk ke dalam lift untuk turun dari kamar hotel presidential suite di daerah Salatiga ini, mereka saling diam sesaat ketika pikiran mereka mengulang kejadian beberapa jam lalu.
"Masih sakit?" tanya Dante sedikit bergumam. Ketika mereka berdiri berdampingan seperti saat ini, ukuran tinggi badan mereka memang terlihat sangat tidak sebanding. Namun melihat dari kejadian tadi yang sudah mereka lewati sama-sama, ukuran tinggi badan bukanlah masalah besar baik untuk Dante yang memang sudah menjadi pakarnya dalam bercinta, ataupun untuk Dara si newbie.
"Enggak."
"Kalau besok masih terus terasa sakit, kita bisa ke dokter untuk memeriksanya."
"Ah?" tatapan Dara terlihat tidak mengerti. Maksud Dante apa berbicara demikian?
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOSAMI! DANTE
RomancePerkara uang 100 Juta, aku pikir kami akan terikat dan menjadi dekat setelahnya. Namun nyatanya tidak. Setelah membaca-baca berbagai macam berita, akhirnya aku sadar, salah satu negara di dunia ini yang mayoritas pendudukanya terlambat menikah adala...