BAB 1

5 3 2
                                    

Liony Safirra

Aku memiliki nama yang unik, yang berarti Singa dan batu Safir. Apakah ketika Ayah dan Bunda menamai ku, mereka berharap aku tumbuh menjadi Singa yang kuat sekaligus indah seperti batu Safir? Dan aku sudah hidup dengan cukup baik.
Akankah Ayah dan Bunda bahagia di sana? Melihatku tumbuh sesuai harapan kalian.

Awalnya ku kira semua akan baik-baik saja, namun tidak. Aku tiba-tiba mengalami kecelakaan, apakah gantung diri termasuk kecelakaan? Jika iya, maka aku tertawa, karena itu yang beberapa saat lalu aku lakukan. Kukira akan bertemu Ayah dan Bunda, tapi kenapa sekarang jiwaku malah terombang-ambing tidak karuan? Aku hanya bisa melayang mengikuti angin yang menerpa.

Sampai sesosok putih turun dari atas langit, "Siapa itu?" gumamku kecil.

"Aku adalah penjaga pintu Reinkarnasi, Liony. Kemarilah dan akan ku antar jiwamu untuk memilih kehidupan selanjutnya." sosok putih itu berkata dengan tegas, mau tak mau aku pun mengikutinya.

Kami sampai di atas awan, 'Sangat empuk ' pikirku saat menginjakkan kaki di sana. Tiba-tiba sosok itu menggerakkan tangan, dan seketika terdapat dua cermin yang muncul entah darimana.

Dia menatapku seolah berkata, 'Sentuhlah' aku pun berjalan mendekat dan menyentuh cermin sebelah kanan. Terdapat video kehidupan seseorang di sana. Rambut perak bersinar, mata sejernih lautan, bibir yang ranum, tatapan matanya sangat tajam, dan ... Sinis ku rasa?

Memang ada manusia se cantik itu di dunia ini? Tapi kala ku perhatikan dengan jelas, gadis itu hanya beruntung dalam segi wajah, tapi tidak dengan kehidupannya. Dia menyedihkan. Menjadi penjahat, selalu menindas orang yang lemah, bahkan tidak berbelas kasih.

Ah ... Daripada mengatakan gadis itu yang menyedihkan? Bukankah aku lebih menyedihkan dengan ditemukan gantung diri? Lucu sekali.

Cermin itu menghilang, setelah adegan sang gadis berambut perak tadi dipenggal oleh Kekasihnya sendiri, yang ternyata mendekatinya hanya untuk balas dendam. Benar kan perkataanku, dia me.nye.dih.kan.

Sosok dengan jubah putih tadi bertanya, "Bagaimana? Apakah kau akan bereinkarnasi menjadi Vanilla Dorce?" tanya-nya kepada-ku.

"Aku tidak akan menjadi dirinya. Dan, bolehkah aku bertanya? Apakah aku bisa mengubah takdir yang sudah di perlihatkan tadi? Atau tidak?"

"Kamu akan mengetahuinya, jika kamu menjadi dirinya." Jawabannya tidak membantu sama sekali tuh. Dasar sosok putih misterius dan pelit!

Tiba-tiba sekumpulan awan jatuh dari langit menimpa badanku "aww ... T-tolong aku Pak putih" Pintaku dengan sedikit merengek kesakitan

Tapi tanpa ku duga. Ekspresi orang yang sangat dingin itu tidak berubah, menyebalkannn dunia ini menyebalkan, meski aku sudah tiada sekalipun!!

"Berhentilah menggerutu didalam hatimu, maka awan itu akan pergi dengan sendirinya" nada bicaranya terdengar malas, tapi yaa patut di coba, kenapa tidak gitu loh.

Dan benar saja! Awan-awan itu mengambang seperti tidak memiliki beban "huhh, cih! Dasar awan sialan!" Baru saja berdiri aku sudah ditimpa lagi oleh awan-awan ini

Memang sangat cocok awan sialan menjadi nama panggilan untuk mereka, empuk sih empuk, tapi petaka!

"Hei, sudah ku bilang berhenti menggerutu, gadis kecil!"

Aku memutar bola mataku malas, kali ini aku kubur dalam-dalam rasa kesal akibat awan-awan si-

Belum sempat aku berpikir lebih jauh, kepalaku sudah di jitak oleh sosok putih tadi, wah auranya sangat dingin~ aku takut:>

"Huhh" aku menghela nafas singkat sebelum berjalan ke arah cermin di sebelas kiri

Sama seperti sebelumnya, cermin itu awalnya bergelombang dan mulai memunculkan sesosok gadis cantik, dengan Surai berwarna hitam malam, iris-nya berwarna hijau batu Safir seperti warna mainan kalungku.

LionyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang