Tanpa terasa sudah 3 bulan Lia berada disana. Lia mulai terbiasa dengan lingkungan barunya. Lia beberapa kali ingin kabur dari tempat itu tetapi ia teringat dengan kejadian mengerikan sebelumnya. Jujur saja Lia tidak tega bahkan tidak mau jika Joel mendapatkan getah dari perbuatan nekatnya itu. Tidak seperti saat pertama kali Lia berada disana, kini Lia sudah diizinkan untuk keluar dari ruangan penyekapannya dan bermain di taman belakang mansion tersebut.
"Walaupun aku sudah diizinkan untuk keluar dari ruanganku, tapi... aku masih ingin keluar dari sini. Aku rindu rumahku, aku rindu papi dan kakak-kakakku. Aku juga rindu kak Angela dan kak Brielle. Mereka pasti mencariku. Tapi... aku tidak mau kejadian itu terulang lagi. Joel sangat baik padaku. Dia yang menjaga dan merawatku selama aku disini." ujar Lia dalam hati sambil mengamati tanaman yang berada pada halaman tersebut.
"Lia?"
Lia menoleh ke arah sumber suara tersebut.
"Joel? hehe, bukannya kamu tadi di dalam rumah?" tanya Lia sedikit bingung.
"Iya, aku ke dalam rumah untuk bawakan ini. Kamu belum makan sejak tadi. Nanti kamu sakit." jawab Joel sambil membawakan sepiring spagetthi dan segelas air putih.
"Ah, Terima kasih Joel. Kamu sudah makan?"
Joel hanya mengangguk sebagai jawaban. Joel tersenyum pada Lia dan menemani Lia. Lia mengambil makanan itu dan teringat dengan masa kecilnya.
"Lia, ayo makan. Kata almarhumah ibuku dulu, kalau makan tidak boleh melamun. Nanti rejekinya hilang." ujar Joel sambil tersenyum hangat.
Lia tersenyum kecil mendengar kalimat polos Joel. Lia pun mulai memakan Spagetthi tersebut.
"Aku tau ada sesuatu yang kamu pikirkan Lia. Kamu pasti rindu rumah dan keluargamu." ucap Joel dalam hati.
"Uhm, Joel..."
Joel menoleh ke arah Lia.
"Uhm, Apa kamu tidak rindu dengan keluargamu? Maaf, kalau aku lancang." ujar Lia hati-hati.
"Uhm, ya.. aku rindu. Aku rindu ayahku, aku rindu almarhumah ibuku, almarhum adikku dan..." perkataan Joel terhenti.
"Dan siapa Joel?"
"Dan... Aku... merindukan Rino yang dulu. Rino yang lembut.. Rino yang baik.. walaupun dia usil dan nakal. Hehehe... ya itulah adik kembarku."
Lia sangat paham dengan apa yang Joel rasakan. Entah berapa tahun Joel berada dibawah ancaman Rino selaku adik kembarnya. Joel merindukan masa kecilnya ketika ia bermain bersama kedua adiknya, Rino dan Brian.
"Tidak apa-apa jika kamu merasa sedih. Sedih itu wajar kok. Ya kita doakan saja semoga ada keajaiban. Doa anak baik dan sabar pasti akan terkabul. Hanya butuh waktu saja." ujar Lia.
"Terima Kasih Lia. Yeah, semoga saja." ujar Joel sambil tersenyum hangat.
Lia pun lanjut menghabiskan makanannya dengan lahap dan meminum air putih tersebut. Setelah itu, Joel pun membawa piring dan gelas yang Lia gunakan.
"Aku bawa ke dalam dulu ya, nanti aku kembali."
Lia mengangguk sebagai jawaban. Joel pun berjalan ke dalam. Tanpa sengaja, Joel mendengar percakapan Rino dan pamannya.
"Rino, apa yang akan kamu lakukan dengan gadis bernama Lia itu?" tanya Dragon sang paman.
"Entahlah paman, mungkin aku akan menjual gadis itu. Agar lelaki bernama Choi Seunghyun itu semakin menderita. Aku akan membalaskan dendam ayah pada pria itu." jawab Rino sambil memakan anggur hijaunya.
"Kenapa kamu tidak menikahi dia saja? Jika kamu menikah dengan dia, kamu bisa lakukan apapun sesuka hatimu. Toh tugas istri adalah nurut dengan suami. Dengan begitu, gadis itu akan menderita seumur hidup denganmu." ujar Dragon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace of torture
FanfictionJulia Choi atau yang akrab disapa Lia merupakan putri tunggal dari Choi Seunghyun yang merupakan seorang pebisnis terkenal dibidang garmen. Lia merupakan gadis yang baik, ramah, anggun, ceria dan sedikit manja. Lia selalu mendapatkan kasih sayang da...