326. Jiskala idola FEB

842 63 0
                                    

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Teh? Di kamar mandi rame gak?" tanya Hardin kepada wanita paruh baya yang sedang mengisi cairan pembersih lantai di botol.

"Dari tadi gak ada yang masuk pak cuma teh Jiska,"

"Jiskala?"

Wanita itu mengangguk.

"Teh Jiska yang bapaknya ganteng itu kan?"

Mendengar pernyataan wanita itu Hardin hanya tertawa. Calon mertuanya ternyata terkenal di fakultasnya hingga cleaning service mengenalinya.

"Iya teh. Saya mau nganter ini buat Jiskala,"

"Yaudah titipkan saja ke saya,"

Hardin terlihat berpikir. Ia merindukan gadis itu, ia ingin melihat keadaan gadis itu.

"Kalo saya masuk tapi teteh ikut masuk bisa gak? Saya mau liat keadannya. Kata orang-orang menstruasi di hari pertama sakit sekali ya?" tanya Hardin hati-hati sambil menunggu reaksi wanita itu.

"Pak dosen kakaknya teh Jiska ya?"

"Eh? Bukan teh. Saya.. pacarnya,"

Setelah sedikit ragu, pria itu berhasil mengucapkan kalimat itu. Bahkan ia sendiri terkejut bahwa dirinya berani mengatakan kalimat itu kepada orang kampus.

Reaksi wanita itu hanya tersenyum.

"Boleh. Ayo teteh anter. Teh Jiska mah baik banget, semua orang diajak ngobrol. Sampai semua cleaning service, satpam, sampe teknisi wifi khusus fakultas aja hafal sama teh Jiska. Saya ikut seneng, teh Jiska yang ramah banget dapet cowok kayak pak dosen yang perhatian banget,"

Perkataan wanita itu membuat Hardin tersenyum. Ia bangga memperkenalkan diri sebagai pacar Jiskala yang terkenal satu fakultas bisnis.

Kemudian wanita itu memeriksa dua bilik kamar mandi yang terbuka. Lalu beralih pada bilik kamar mandi dekat pintu keluar, ia mengetuk pintu memeriksa apakah Jiskala masih di dalam. Wanita itu langsung mengode Hardin untuk masuk ketika dirasa aman dan Jiska masih ada di dalam bilik itu. Ia menjaga di depan pintu agar tidak ada yang masuk.

"Jiskala ini saya,"

Setelah mengetuk pintu tiga kali, gadis itu langsung membuka sedikit pintunya. Namun, hanya kepala yang menyembul lewat celah pintu itu. Jiskala menyembunyikan tubuhnya di balik pintu agar Hardin tidak melihatnya.

Hardin langsung tersenyum melihat wajah gadisnya. Hatinya lega melihat Jiskala yang tersenyum kepadanya. Tangan Hardin terulur untuk mengusap rambut gadis itu.

"Kamu gak papa?"

Ekspresi Jiskala berubah menjadi kesal, tetapi Hardin malah tertawa pelan karena menurutnya sangat lucu.

"Bocor. Kesel banget Jiskala lupa tanggal mana sampe kena celana. Kesel banget,"

Hardin menyerahkan totebag berisikan rok Jiskala dan plastik berisikan satu kotak pembalut.

"Pembalut sama rok kamu yang ketinggalan di apart saya. Untung saya lupa terus mau kasih ke kamu, jadi tertinggal di mobil,"

Gadis itu menerima totebag dan plastik berisikan pembalut sambil tersenyum lebar.

"Pak Hardin sumpah. Pak Hardin yang terbaik,"

Pria itu terkekeh. Ia kembali mengusap rambut Jiskala.

"Pak Hardin selese jam berapa? Mau nebeng ayang. Gak karuan perutnya,"

Hardin memeriksa jam tangannya.

"45 menit lagi. Gak papa kamu nunggu?"

"Gak papa. Asal pulangnya sama ayang Hardin,"

Pria itu mengusap pipi Jiskala lalu tersenyum.

"Iya. Saya tinggal sekarang ya? Nanti tunggu di parkiran saja. Sebentar kok cuma mantau anak presentasi,"

"Oke ayang Hardin. Bye bye ayang,"

21 to 28 dosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang