Pagi-pagi sekali delvan sudah siap dengan baju kerja nya, ia turun ke lantai satu untuk menemui anak bungsu nya yang sedang bersantai di ruang keluarga dengan TV yang menyala.
Ia mendekati elvino dan mencium seluruh inci wajahnya yang masih sayu karena baru saja bangun tidur, "daddy ingin kemana?", tanya elvino polos.
"Daddy ingin bekerja, el di rumah saja ya sampai daddy pulang".
"Yahh emang kerja nya tidak bisa di tunda dulu ya, el gak ada yang menemani dong di sini".
"Yasudah el mau ikut daddy tidak ke kantor?", tawar delvan, elvino menggelengkan kepala nya lesu.
"Tidak mau, El kan ingin sekolah beberapa jam lagi daddy, nanti kalau selalu membolos El tambah bodoh", ujar elvino dengan bibir yang melengkung kebawah.
Delvan memutar otaknya, ia benar-benar tidak tega kalau meninggalkan elvino seorang diri di mansion megah ini tanpa ada nya seorang teman, tapi pekerjaannya kali ini tidak bisa di tunda ia harus berangkat sekarang agar tidak terlambat, "gimana kalau El menyusul daddy saja ke kantor sehabis belajar, El mau?".
"Boleh kah, kan peraturan daddy El hanya bisa keluar sebulan sekali, dan minggu kemarin el baru saja keluar dari mansion untuk ke makam bunda".
"Untuk kali ini boleh, karena el sudah menjadi anak baik".
Elvino tersenyum lebar mendengar itu ia memeluk daddy nya erat, "terimakasih daddy".
"Sama-sama baby, daddy pergi dulu oke, jangan nakal selama daddy tidak ada dan dengarkan apa yang di ucapkan oleh adelio", delvan mencium kembali kening elvino dan menurunkannya di sofa.
"Daddy hati-hati ya", ucap elvino dan di balas anggukan serta senyuman oleh delvan, "adelio jaga elvino baik-baik, saya pergi dulu".
"Baik tuan saya akan menjaga tuan muda dengan baik", ucap adelio dengan badan yang ia bungkukan sampai sembilan puluh derajat.
Delvan akhirnya melangkahkan kaki nya menuju ke pintu keluar diikuti oleh reno, jadi karena reno akan mengikuti delvan selama seharian ini jadi ia di gantikan oleh adelio yang tidak kalah hebatnya dari reno, ia juga salah satu orang yang di percaya delvan untuk menjaga elvino.
Setelah tubuh daddy nya tidak terlihat lagi elvino bangkit dan mendekati adelio yang masih berdiri di dekat sofa dengan muka yang tetap datar menatap ke depan, "om kapan miss lail datang?", tanya elvino setelah ia berdiri di depan adelio.
Adelio yang mendengar itu langsung melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, "Dia akan datang empat puluh lima menit lagi tuan, apakah anda butuh sesuatu?".
"El ingin susu sembari menunggu miss lail datang", ucap elvino, segera ia kembali melangkahkan kaki nya menuju ke dapur untuk meminta maid membuatkan susu, tapi baru beberapa langkah ia berjalan tubuh nya sudah di tahan oleh adelio.
"Tuan muda anda ingin kemana?", tanya adelio dengan tangan yang menggenggam kerah baju elvino, memang di bandingkan reno adelio lebih berani, ia tidak segan-segan menahan tuan nya seperti ini kalau reno ia cukup segan, dia lebih memilih berucap daripada menggunakan tindakan karena ia takut melukai tuan muda nya itu apalagi elvino mempunyai tubuh yang ringkih.
"El ingin ke dapur, kenapa ya om?".
"Silahkan menunggu di sofa tuan, saya yang akan berjalan ke dapur untuk membuatkan anda susu".
"Ishhh tidak mau El ingin sendiri saja".
"Tuan muda turuti lah apa kata saya, karena kalau kulit anda ada yang terluka bahkan se gores pun saya bisa menjadi santapan singa besar tuan axvel".
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVINO 2
Roman pour AdolescentsIni kisah kedua dari pemuda menggemaskan bernama elvino, setelah kejadian dia di culik itu keluarga nya semakin overprotective kepada nya, bahkan sekarang peraturan yang di buat keluarga nya semakin membuat nya terkekang, oh ayolah dia bukan melakuk...