Sempak Bekas Pakai

51.3K 549 22
                                    

Hai, aku Adnan. Remaja 18 tahun yang baru saja lulus dari jenjang pendidikan SMA. Aku Gay sejak lahir, bottom tulen penikmat kontol hitam, tebal dan panjang. Meski binal, mulut dan anusku ini masih perawan jadi jangan diragukan kerapetannya yang bisa membuat pria manapun melayang ke surga.

Aku punya fetish membaui sempak bekas pakai bapak-bapak beristri, bagiku pria berusia 35 tahun ke atas dan sudah menikah punya daya tarik tersendiri. Mereka sangat seksi dan menggiurkan mata dengan otot-otot natural yang bercampur dengan lemak dan daging berkat kepiawaian para istri mengurus mereka. Otot-otot kering mereka mulai hilang digantikan dengan tubuh bulky dan gempal berotot yang sangat amat bisa memancing gairah, melihatnya saja lubangku sudah basah karena membayangkan bisa disetubuhi dan melihat kilatan keringat di tubuh mereka sangat mengentotku.

Salah satu bahan coliku tak lain adalah bapaku sendiri. Bapaku bernama Bramantyo, dia adalah contoh sempurna dari betapa indahnya tubuh bapak-bapak beristri di luaran sana. Bapak sangat sempurna, dia punya wajah sangat tampan dengan hiasan rambut halus yang menyelimuti wajahnya dengan sempurna, perawakannya tinggi besar, kulitnya agak gelap karena pekerjaan bapak sebagai satpam mengharuskannya untuk sering berada di luar ruangan, tinggi bapak 175cm,  meski perutnya membuncit tapi otot-otot hasil olahraga seadanya masih terlihat di tubuhnya yang padat berisi. Bapak rutin bersepeda dan jogging setiap sabtu serta minggu pagi, maka tak ayal meski di umurnya yang menginjak 44 tahun bapak masih sangat terlihat enak untuk diterkam, bukan sekali dua kali aku melihat tetangga kompleks rumahku mencoba menarik perhatian bapak, dasar janda-janda binal jelalatan.

Kalian mungkin bertanya-tanya apakah aku sudah pernah membaui sempak bapak? Jawabannya belum, jujur saja fetish sempak ini baru aku alami baru-baru ini. Biasanya aku hanya coli sambil membayangkan tubuh berkeringat bapak setiap dia habis berolah raga. Membayangkannya saja bisa membuat kontolku ngaceng maksimal, apalagi kalau bisa mencium bau harum bekas sperma dan kencing yang bercampur serta keringat di area selangkangan bapak, pasti baunya bagai surga dunia.

Kalian penasaran apakah aku bisa mendapatkan sempak bapak untuk kuciumi? Atau justru aku bisa mendapat lebih dan bisa merasakan kontolnya di mulut dan anusku yang selama ini hanya bisa kulihat dari balik celana satpamnya? Ikuti ceritaku, akan kubuat kalian coli sampai nikmat ke ubun-ubun membacanya.

***

"Lagi apa Nan?"

Aku menoleh saat mendengar suara bariton yang sangat seksi terdengar di telinga. Mataku kemudian menangkap sosok bapak yang nampak sedikit terengah karena kuyakini baru pulang bersepeda. Tubuh gempal berotot bapak setengah telanjang, kaosnya sudah dia pegang di tangan kanannya. Tubuh bapak dihiasi bulu-bulu jarang di sekitar dada yang menambah tingkat keseksian suami dari ibuku ini. Bulu itu juga tumbuh disekitar pusar yang menjalar sampai ke selangkangan, pastinya tumbuh sampai ke kontolnya yang kuyakini panjang dan tebal, buktinya kontol itu sudah tegang tercetak di celana olahraga yang dia pakai. Ah... aku jadi sange.

"Nan? Anak ini, orangtua nanya bukannya dijawab malah ngelamun," kata bapak dengan mata memicing padaku.

Aku gelagapan. "E-eh iya pak, Adnan lagi siapin keperluan kuliah buat bulan depan."

Bapak mengangguk, sudut bibirnya tertarik ke atas, dia tersenyum manis padaku.  Melihat itu aku balas tersenyum pada bapak. Ketika senyum ketampanan bapak naik berkali lipat, aku jadi ingin dientot saat ini juga.

Entot aku pak...

Sayangnya ucapan itu hanya mampu kudengungkan di dalam hati, aku kemudian bertanya. "Bapak pulang sepedaan?"

"Iya Nan," jawab bapak mendekat ke arahku, bau keringatnya menusuk hidung dan membangkitkan libidoku, aku tidak tahan ingin segera coli.

Aku merasakan tangan bapak mengelus kepalaku pelan. "Bapak bangga sama kamu Nan, bisa dapat full beasiswa buat kuliah. Uang tabungan bapak yang tadinya buat kuliah kamu jadi bisa bapak alokasiin buat yang lain."

Susu Kental BapakWhere stories live. Discover now