TW : Darah, cutter dan cutting (?)
.
.
.
.
.
.Huh.. huh...
Jaehyuk terengah-engah, keringat bercucuran dari pelipisnya tiada henti.
Sambil tertatih ia dengan sekuat tenaga dan langkah yang sangat dipaksakan berusaha membawa tubuhnya yang terasa berat menuju garis finis.
Ia rasa sudah berlari beribu kilo meter kenapa garisnya tidak muncul-muncul?
Tanpa ia sadari, sekelilingnya mulai gelap.
Jaehyuk hanya bisa pasrah apabila ia nanti terbangun dengan badan penuh memar karena terjatuh pingsan di tanah yang keras.
.
.
.
.
.
.
.
.Jaehyuk mengerjapkan matanya pelan. Ketika matanya terbuka, ia disuguhkan pada langit-langit putih dan bau khas obat-obatan dan minyak kayu putih yang sangat familiar untuknya.
Ruang UKS.
"Lo udah bangun?"
Tiba-tiba wajah tan seorang laki-laki dengan mata serigala muncul di hadapannya.
Park Jeongwoo.
"Hmm lo nggak anget si tadi gue cek, lo belom makan?"
Jaehyuk menggeleng.
"Panas ya cuacanya?"
Jaehyuk mengangguk pelan kemudian.
Jaehyuk menelisik dan meraba-raba setiap sudut tubuhnya. Ia tidak merasakan sakit apapun. Bukankah seharusnya tadi ia terjatuh?
"Untung tadi gue ngintilin lo, gimana jadinya kalau gue nggak nangkep lo tadi, memar deh semua badan lo"
Ah, jadi Jeongwoo tadi yang menangkapnya, batin Jaehyuk.
Jeongwoo duduk disamping kasur sambil menyodorkan segelas teh hangat kepada Jaehyuk didepan mulutnya.
Dengan pelan Jaehyuk meminum teh tersebut.
"Aaa"
Jaehyuk menatap Jeongwoo yang hendak menyuapkan sepotong apel kearah mulutnya.
"Gue nggak suka makanan"
"Makan gue kalo gitu buru"
"..."
"Lo tadi pingsan karena kelamaan dijemur dibawah matahari. Energi lo kekuras"
Jaehyuk menggeleng.
"Jeongwoo bukan makanan" Ucap Jaehyuk pelan.
"Bebal banget sih jadi orang"
Jeongwoo kemudian mengeluarkan sebilah cutter dari saku celananya dan secara tiba-tiba menggores telapak tangannya.
Darahnya mengalir deras.
Sial kayaknya kedaleman gue potongnya, batin Jeongwoo.
"Jeongwoo!"
Dengan segera Jaehyuk meraih telapak tangan Jeongwoo yang berdarah dan mulai menghisap darah yang sedari tadi mengalir dari sana.
Jeongwoo sangat menyukai pemandangannya saat ini.
Jeongwoo menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajah Jaehyuk.
Jaehyuk dengan mata yang berubah merah dan taring mencuat yang sedang menghisap telapak tangannya terlihat sangat menggoda dari sudut pandang Jeongwoo.
Dirasa pendarahan Jeonwoo telah berhenti Jaehyuk pun juga berhenti menghisap telapak tangan itu.
Ia menjilat sisa-sisa darah yang masih tersisa disekitar luka yang Jeongwoo dan ia buat.
"Jangan gini lagi, aku gasuka" Ucap Jaehyuk setelahnya.
"Lo udah keliatan makin cerah, udah kenyang?"
Jeongwoo mengusap lembut pipi Jaehyuk dengan tangan satunya yang tidak terluka. Selain itu, ia juga mengusap bekas darah yang masih tersisa disudur bibir Jaehyuk.
Tidak dipungkiri setelah menghisap sedikit darah Jeongwoo, Jaehyuk malah menjadi semakin lapar.
Menurutnya darah Jeongwoo adalah darah termanis yang pernah ia rasakan selama ia hidup.
Dengan enggan akhirnya Jaehyuk mengalah pada nafsu rasa laparnya.
Ia menggeleng menanggapi pertanyaan Jeongwoo yang menandakan bahwa ia masih lapar.
"Sini" Perintah Jeongwoo sambil menepuk-nepuk pahanya agar Jaehyuk duduk dipangkuannya.
Jaehyuk patuh dan memposisikan dirinya diatas pangkuan Jeongwoo menghadapnya sambil mengalungkan kedua tangannya pada leher laki-laki itu.
"Ada syaratnya" Ucap Jeongwoo kemudian.
"Apa" Tanya Jaehyuk sambil menatap Jeongwoo dengan mata merahnya.
"I want to kiss"
Jaehyuk membolakan matanya kaget dan hanya menatap Jeongwoo dalam diam.
"Gue itung sampe tiga nih, kalo nggak nggak jadi makan. 1... 2...-"
Belum sampai hitungan ketiga Jaehyuk sudah menyambar kedua belah bibir laki-laki itu.
Awalnya Jaehyuk hanya menempelkan bibirnya diatas bibir Jaehyuk sambil memejamkan matanya gugup. Namun, tiba-tiba jeongwoo menggigit bibir bawah Jaehyuk memintanya untuk membuka mulutnya.
Kecupan pun berubah menjadi ciuman dalam dan basah. Setelah diberi akses, Jeongwoo dengan telaten mengabsen setiap inchi mulut Jaehyuk.
Rasa anyir darah dapat dirasakan oleh Jeongwoo. Kalian mungkin menganggapnya aneh, tapi Jeongwoo menyukai apa yang ia rasakan saat berciuman dengan vampir kecilnya itu.
Jeongwoo menekan tengkuk Jaehyuk untuk memperdalam ciuman yanh sedang mereka lakukan dan Jaehyuk hanya bisa pasrah dan tunduk dengan arahan sang dominan.
Sudah sekitar 5 menit mereka berciuman nostop dan Jaehyuk pun akhirnya mulai kehabisan napas. Ia memukul kecil dada bidang Jeongwoo agar sang dominan mau berhenti.
Setelah menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, dengan mata sayunya Jaehyuk menatap Jeongwoo lekat. Kemudian pandangannya beralih pada sisi leher Jeongwoo yang terekspos.
Mengetahui arah pandang vampir kecilnya itu, Jeongwoo dengan sengaja memiringkan lehernya sebagai tanda bahwa ia memberikan akses kepada Jaehyuk agar ia dapat menggigitnya lebih mudah.
"..." Pandangan Jaehyuk kembali ke mata serigala Jeongwoo.
Sambil terkikik kecil Jeongwoo mendekatkan belah bibirnya disamping telinga Jaehyuk dan membisikkan sesuatu.
"Gue udah kunci uksnya, lo gausah khawatir"
Ia kemudian kembali mengecup kecil bibir kemerahan Jaehyuk yang sedikit bengkak akibat ciuman tadi.
"Eat me baby" Ucap Jeongwoo.
Perlahan Jaehyuk memposisikan kedua taringnya diperpotongan leher Jeongwoo. Dengan cepat taring tersebut kemudian tertanam dan Jaehyuk mulai menghisap darah Jeongwoo.
"Argh" geram Jeogwoo.
Ketika darahnya dihisap, Jeongwoo merasakan ekstasi yang amat besar. Ia merasa dibawa terbang ke awan dan kesadarannya perlahan kian menipis.
"Eat well my little vampire"
The end.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verhalen || JeongJae
Fanfic|| Oneshots || Just Park Jeongwoo, Yoon Jaehyuk, and their little stories • • • • • BXB || Dom! Jeongwoo Sub! Jaehyuk || Might contain harsh words || Typo harap dimaklumi Pict cr: Pinterest