BEGINNING

3.2K 235 2
                                    

┏━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┓
Happy Reading
┗━━━━•❅•°•❈•°•❅•━━━━┛

Seorang gadis berusia tiga belas tahun berjalan menyusuri koridor setelah dia selesai dengan kegiatan berkunjungnya di rumah sakit. Harry Potter, dalam pertandingan Quidditch Gryffindor melawan Hufflepuff, mendadak Harry jatuh dari sapunya setelah menerima serangan mendadak Dementor, mahluk penjaga Azkaban yang ditugaskan kementrian untuk menangkap Sirius Black. Karena kecelakaan itu tim Quidditch Gryffindor mengalami kekalahan, sedangkan Cedric Diggory, Seeker tim Quidditch Hufflepuff, berhasil menangkap Snitch dan meraih kemenangan.

“Zee!” panggil seseorang dari belakang.

Zee Cortez segera menoleh, dia melihat gadis Slytherin seumurannya—Daphne Greengrass berjalan mendekat sambil terengah-engah. Jubah hijau keperakan yang digunakannya melambai di lantai, langkahnya tergesa-gesa dan dia tampak panik.

Daphne Greengrass adalah satu dari sedikitnya murid asrama Slytherin yang dekat dengan Zee. Keduanya berteman sejak tahun pertama mereka di Hogwarts, meski tidak sedekat Zee dengan Harry, Ron ataupun Hermione. Hal yang jarang terjadi di kehidupan murid asrama Hogwarts. Pertemanan seorang Gryffindor dan Slytherin. Bukan rahasia umum lagi bahwa kedua asrama itu pada dasarnya saling membenci, seperti pendiri mereka yang tidak akur, Godric Gryffindor dan Salazar Slytherin dahulu kala.

Sejak pertama kali bertemu, memang Daphne lah yang mengajak Zee berteman, dia tak mau menyia-nyiakan kesempatan menjalin relasi dengan sesama Pure-Blood.

“Daphne, ada apa?” tanya Zee tenang.

“K-kau ... Harus—ikut ... Aku!” kata Daphne dengan napas tersenggal.

Zee mengerutkan dahinya samar, “Ke mana? Hei—apa kau baik-baik saja?”

Daphne mengangguk, segera menjambret tangan Zee dan menariknya tergesa-gesa.

“Tunggu! Aku belum mengganti baju ku,” protes Zee, hendak menarik diri akan tetapi pegangan Daphne kencang sekali, sehingga dia tidak bisa lepas darinya.

Semua atas keinginan Profesor McGonagall. Di tahun pertama dia melihat Harry dan Zee terbang menukik menangkap Remembrall milik Neville yang di rebut Draco Malfoy.

“Berikan padaku bolanya,” kata Harry, “kalau tidak, ku dorong jatuh kau dari sapu mu!”

“Oh, yeah?” kata Malfoy, berusaha menyeringai, tetapi wajahnya tampak cemas.

Harry mungkin tahu apa yang harus dilakukannya. Dia membungkuk
sedikit dan memegang erat-erat sapunya dengan kedua tangannya dan sapu itu melesat menuju Malfoy. Nyaris saja Malfoy tertabrak, tetapi dia berhasil menghindar pada saat
terakhir. Belum satu detik Malfoy berhenti, Zee sudah melesat kearahnya dan hampir mendapatkan Remembrall Neville. Akan tetapi sekali lagi Malfoy bisa menghindar, meskipun dia hampir jatuh dari sapunya karena terkejut mendapat serangan yang tiba-tiba.

Harry membelok tajam dan memegangi sapunya supaya lebih mantap.

“Di sini tak ada Crabbe dan Goyle yang bisa menyelamatkan lehermu, Malfoy,” kata Zee.

Pikiran yang sama rupanya terlintas di benak Malfoy.

“Tangkap saja sendiri kalau bisa!” teriaknya, dan dilemparkannya bola kaca itu tinggi-tinggi ke angkasa, lalu Malfoy meluncur turun.

Zee melihat, seakan dalam gerakan lambat, bola itu terlontar ke atas, lalu mulai turun mengarah ke salah satu menara. Dia berpandangan dengan Harry sebentar sebelum-keduanya melesat lagi menuju menara di mana Remembrall akan jatuh, Harry menjulurkan tangan, kira-kira tiga puluh senti dari jendela dia berhasil menyambar bola itu, akan tetapi karena tangannya yang basah oleh keringat, bola itu lepas dari genggaman tangannya. Zee bergerak cepat, membungkuk dan mengarahkan gagang sapunya ke bawah. Detik berikutnya dia meluncur turun cepat sekali, angin menderu di telinganya, bercampur dengan jeritan dan teriakan anak-anak yang menonton. Sapunya terbalik ketika dia turun dengan kecepatan tinggi dan menangkap bola itu bersamaan kembali duduk di gagang sapu tepat satu lima belas senti di atas tanah.

FROM DARKNESS INTO LIGHT || Draco Malfoy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang