42. Kunjungan Aira

3.7K 313 19
                                    


Selamat malam🌛
Mohon bantuannya kalau ada typo ya:)

Ok, happy reading<3
.
.
.
.
.
.
.
-----

Saat Aira baru saja datang di ponpes shiratul karomah, para santri masih sibuk roan( kegiatan bersih - bersih di lingkungan pesantren). Wajar, ini hari Jum'at. Jadwalnya roan.

Melihat ada orang yang datang, para santri sontak menoleh dan berseru kaget mendapati ustadzah Aira, calon Gus Labib berkunjung. Mereka kira, ustadzah nya ini tidak akan kesini lagi sebelum di halalkan.

Salah satu santri putri mendekati Aira .

"Masyaallah ustadzah...kaget banget akutuh pas tau ustadzah dilamar Gus Labib. Gak nyangka loh. Mana gak keliatan pdkt an lagi" ungkap Zia setelah mencium tangan Aira.

"Iya dong. Biar surprise. Keren gak?" Tanya Aira bercanda.

"Hih apasih surprise - surprise. Surprise kagak, ngeselin iye"

"Iya ih. Apa coba maksudnya di sembunyiin gitu? Biar keliatan privasy life gitu? Cih"

"Palingan Gus Labib ada rasa terpaksa tuh ngelamar ustadzah Aira. Yakali, modal ustadzah yang tadinya gak bisa apa - apa kok bisa - bisanya Gus Labib mau"

Cibiran itu memang seperti bisikan, tapi entah kenapa terdengar sangat jelas di telinga Aira. Membuat dirinya tertampar dan sakit hati secara bersamaan. Harus bagaimana sekarang Aira? Diam atau membalas ucapan para santriwati yang kurang ajar itu?

Dirinya sudah pernah membicarakan hal itu kepada Gus Labib. Perihal dirinya yang sepertinya tidak cocok pada Gus Labib. Kalau dilihat dari nasob, jelas dirinya hanya dari seorang orangtua yang biasa. Ah bukan begitu. Maksudnya, tidak ada kaitannya dengan keturunan kyai.

Jelas itu yang selalu Aira pikirkan. Dirinya bukan ning, hanya santri biasa yang dulunya tidak bisa apa - apa tapi dengan izin Allah Aira sekarang sudah bisa lebih baik dan bisa berbagi ilmunya.

Lalu mau tau apa jawaban Gus Labib?

"Saya gak peduli kamu keturunan siapa dan siapa ai. Yang saya lihat itu kamu. Dan saya juga gak bisa memilih kan dimana hati saya akan berlabuh?"

Kembali ke Zia dan Aira.

Hah!

"Zia, kamu tau kan apa yang akan terjadi jika seorang muslim berbicara tentang hal yang buruk atau ghibah untuk saudara muslim yang lain?"

Kening Zia mengkerut. Tidak mengerti dengan maksud ustadzah nya ini. Zia memang tau apa yang akan terjadi, tapi agak kurang nyambung dengan pembahasan yang sedang Zia tadi bicarakan.

Ya, dari tadi Zia memang bercerita banyak tentang pelajaran yang sedang di pelajarinya saat diniyyah.

"Tau ustadzah. Pahala nya akan diberikan kepada seseorang yang mereka ghibahi." Aira mengangguk - angguk.

"Menurutmu, rugi tidak orang yang melakukan hal itu?" Tanya Aira agak keras. Membuat para santriwati yang berbicara di belakangnya tadi menghentikan kegiatan mencabut rumput.

Menggapai Cinta Sang Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang