"Ayah kenapa ayah pergi apa salahku?"
"Ibu kenapa ibu tinggalin aku dan punya keluarga baru emang salahku apa?"
"Nek jangan sama kayak mereka jangan tinggalin ura"
"Kak kenapa kakak marahin aku terus salahku apa?!"
"Sayang jangan tinggalin mama ya...
Tepatnya 17 Juni 2009pukul 22.00 malam dimana aku dilahirkan untuk menjadi cahaya di hidup mereka
Oekkkkkk Oekkkkkk Suara tangisan bayi bergema di sebuah ruangan persalinan dan ya itu aku yg baru lahir di dunia
"Selamat bapak ibu anak anda berjenis kelamin perempuan"Ucap bidan yg berada di sana
"Alhamdulillah"Mama papa ku mengucapkan syukur atas kelahiranku kepada Tuhan kami
"Hiks pah akhirnya anak pertama kita lahir juga"isak ibuku melihatku dengan tatapan bahagia disertai tangis
"Iya sayang akhirnya perjuangan kita gk sia-sia hiks akhirnya"Isak tangis ayahku sembari memangku ku dari pelukan ibu
Lalu ayah meng azan ni ku dengan suara sangarnya ya walaupun di kehidupan nyata aku tak pernah mendengar suaranya ataupun melihat wajahnya
1 Years Later Hari ini tepatnya 1 tahun usia ku hari dimana... "Hallo ini dengan ibu mina?(Namanya disamarin)"Ucap seseorang di telpon
"Iya ini dengan saya Mina ini dengan siapa ya?kenapa anda memakai ponsel suami saya?"Tanya ibu ku di telpon
"Suami anda jatuh dari lantai 30 di gedung xxx"ucap seseorang di dalam telpon tersebut
Tes Tes Air mata lolos dari pelupuk mata ibuku,ibuku menangis tersedu-sedu hingga tak bisa berkata-kata
"Hiks ini prank kan?"Tanya ibuku disertai isakan tangisnya
"Maaf tapi ini sungguhan kalau begitu saya tutup terlebih dahulu"
Tut "Hiks kamu jahat mas kenapa kamu tinggalin aku sendirian hiks anak kita masih kecil mas hiks kenapa kamu tinggalin aku"Tangis ibuku pecah dikala ia mendengar bahwa ayahku meninggal dunia
"bu kemapa ibu nanis(ibu kenapa ibu nangis)" Tanyaku yg baru berusia 1 tahun
"Diam kamu dasar anak sial gara2 kamu suami ku meninggal karena harus membiayai hidup kamu!!"Bentak ibuku kepada ku
"Hiks ibu wahat!!(Ibu jahat)"Tangisku lalu aku pergi keluar rumah ku,di luar aku didapati bibi ku yg sedang menjemur pakaian
"Hiks ibu wahat mata ibu biyang aku anak cial(ibu jahat masa bilang aku anak sial)"Ucapku dengan tangisan tersedu-sedu
"Heeehh?emang kenapa ibu sampe bilang kamu anak sial emang kamu ngelakuin apa?"Tanya nya pada ku
"Hiks Ayah datuh dali gedung teyus meningal(Ayah jatuh dari gedung terus meninggal)"Isak tangisku memberi tahu hal yg sebenarnya mengundang semua orang yg sedang melakukan kegiatan pun terhenti
"Kak Darent(nama samaran)meninggal?"Tanya pamanku Joshua(nama samaran)yg sedang melakukan kegiatan memancing pun terhenti setelah mendengar penuturanku
"Iy ayah ahat(Ayah jahat)"Ucapku
"Telpon keluarga besar lalu kabari bahwa darent meninggal"Titah pamanku kepada pamanku yg bernama Jay(nama samaran)
"Baik"ucap om Jay lalu langsung merogoh ponselnya dan menelpon keluarga besar
Keluarga besar ku pun datang beserta berisikan mayat dingin ayhku yg dimasukan ke dalam peti yg badannya sudah tak berbentuk dimulai dari kepalanya yg buntung,pokoknya badannya sudah menjadi LEGO
Banyak yg memberikan ucapan duka atas meninggalnya ayahku,kerabat dekat maupun jauh menberikan ucapan duka berkali-kali
Mereka merasa iba dan lebih parahnya aku yg masih kecil sudah ditinggalkan ayahku karena mati jatuh dari gedung sungguh konyol sekarang aku mungkin berfikir kalau ayahku dibunuh mafia/psyko mungkin aku sudah membalas dendam terhadap mereka yg telah membunuh ayahku
1 Years later 1 Tahun kepergian ayahku menyisakan luka yg mendalam bagi ibuku,ibu? iya mungkin bukan mungkin lagi pasti dia sangat dan sangatlah membenciku karena dia pasti berfikir kalau aku adalah anak pembawa sial.
Ibu bekerja di kuli bata karena cuma itu yg bisa ibu lakukan untuk menghidupi keluarga
Ia sering membentak ku,memarahiku,namun aku tetap bertahan alasanku tetap bertahan adalah ibu
Hingga suatu hari ibu membawa ku ke rumah kakak dari ibu yg sering aku panggil nenek.
Woah gimana ceritanya sad? Ya gk tau ya hehe Jadi sooo ikuti terus me and you See you next part Papay please Folow me!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
