5. Olahraga Di Gym

32.3K 319 18
                                    

Menjaga agar tubuhnya fit dan kekar tidaklah mudah. Dominic banyak menghabiskan waktunya di gym, biasanya ditemani oleh pelatih pribadinya, Andre. Sayangnya Andre hari ini sakit dan Dominic tidak punya pilihan selain berlatih sendirian. Melihat itu Bee memutuskan untuk membantu ayah angkatnya.

"Aku bisa menjadi private trainermu hari ini, Daddy," Bee memberi usul pada Dominic yang sedang menggunakan salah satu alat di gym. "Aku bisa menggantikan Mr Andre dan menyemangatimu."

Dominic melepaskan alat yang sedang digunakannya dan meraih handuk untuk mengelap wajahnya yang berkeringat.

"Oh?" Dominic menimpali. "Menjadi private trainer harus mengerti cara memotivasi seseorang, Princess. Apakah kau tahu caranya?"

Bee menganggukkan kepalanya keras-keras, terlihat bangga dan yakin di saat yang bersamaan.

"Tentu saja aku tahu, Daddy. Kau kan sudah sering memberi contoh bagaimana cara memotivasi seseorang."

"Benarkah?" Dominic mengerutkan dahinya.

"Ya. Setiap waktu."

"Kapan aku melakukannya, Princess?"

"Oh, Daddy... apakah kau lupa?" Bee tertawa cekikikan. "Kau melakukannya setiap kita hendak melakukan hubungan spesial di ranjang. Okay. Kau siap?" Bee berdehem.

Mendengar itu Dominic langsung membelalakkan matanya, "Tidak, Bee—"

"OK JALANG KECIL! WAKTUNYA KAU MENGANGKANG DAN MELAKUKAN PEMANASAN! JANGAN MENYERAH SEBELUM AKU MEMBERIMU IZIN UNTUK SELESAI, OK?"

"BEE!" Dominic langsung membekap bibir Bee erat-erat dan menggeram di telinga gadis itu, "Bukan begitu caranya."

Mata Bee membelalak menatap ayahnya yang melotot. Gadis itu meraih tangan Dominic yang masih menutup mulutnya dan menariknya ke bawah.

"Oh.... Bukan ya? Kukira sama," gadis itu menggumam, nggeloyor pergi meninggalkan Dominic mengelap keringat dingin yang meluncur keluar dari dahinya.

Merasa tidak mampu membantu Daddynya, Bee memutuskan untuk menggunakan salah satu speda statis di dalam gym. Sambil mengayuh, Bee mengamati suasana di dalam gym yang sepi. Hanya ada dua orang lain didalamnya malam ini.

Seorang om-om berumur 50 an dengan perut buncit dan kepala botak kini sedang menatap ke arahnya dengan pandangan yang mungkin sama dengan yang dilakukannya ketika menatap sepiring steak, mulut penuh air liur dan nafas terengah-engah, wajar karena gadis itu mengenakan pakaian serba mini. Sementara yang lain, seorang wanita muda yang kini berjalan ke arah Dominic.

Bee tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita berbokong besar itu. Mengenakan pakaian olahraga serba ketat berwarna merah muda terang yang membuat mata Bee berair, Bee jadi teringat akan bungkusan lontong yang diisi terlalu penuh ketika melihat tubuh wanita itu.

Bee menyipitkan matanya ketika wanita itu mulai mengajak Dominic ngobrol.

Bee tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan karena ia berada agak jauh dari keduanya, tapi ia bisa melihat Dominic memberikan perhatiannya pada wanita itu dan keduanya bercakap-cakap.

"Okay... tenang, Bee. Mereka hanya bercakap-cakap. Tidak perlu cemburu," Bee menggumam dalam hati.

"Tapi bagaimana kalau mereka bukan hanya sekedar berbasa basi?" suara lain dari benak Bee terdengar. "Kau lihat sendiri bagaimana wanita itu berpakaian di depan Daddy? Lihat saja dada dan pantatnya yang besar. Pria mana yang tidak tergiur? Apalagi keduanya adalah bagian favorit Daddy."

"Tapi... Daddy kan suka wanita ramping sepertiku—"

"Shh... Lihat! Wanita itu sekarang sudah berani menyentuh pundak Daddy."

Daddy's Princess [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang