Brownies.

3 0 0
                                    

Minggu pagi adalah jadwalnya Alca untuk olahraga. Untuk hari ini, ia memilih untuk yoga. Hari ini ia yoga seorang diri. Biasanya Mama juga menemani Alca, tapi hari itu Papa dan Mama memilih untuk bermain Golf di lapangan golf yang berada di perumahannya. Alca langsung mempersiapkan dirinya untuk yoga di balkon kamarnya. Dipandu dengan video Youtube yang dia putar di iPadnya, ia melakukan yoga selama kurang lebih 1 jam.

Setelah yoga, ia turun untuk sarapan. Dikala sarapan, handphone-nya berbunyi, ada telefon yang masuk. Ternyata, itu adalah Tante Lani, Mama Gadiel. Tanpa pikir panjang, ia langsung mengangkat telefon itu.

"Halo, tante?"

"Halo, Alca. Maaf ya tante ganggu kamu pagi-pagi. Alca ada di rumah kan ya?"

"Ada tante."

"Tante mampir ya ke rumah, ini udah deket kok."

"Hah? tante tau rumah saya?"

"Tadi sih Gadiel kasih tau."

"Okay deh tante, ditunggu."

Alca menutup telefon itu. Ia sangat terkejut dengan apa yang terjadi. Ia bergegas menghabiskan sarapan.

Tak lama, ia mendengar ada bel yang berbunyi. Dengan sigap ia langsung membukakan pintu. Benar saja, sosok dibalik pintu itu adalah Tante Lani.

"Halo tante."

"Halo, Alca."

"Duh maaf ya tante ganggu kamu pagi-pagi."

"Gapapa tante, ga ganggu kok. Masuk dulu yuk."

"Ga usah, tante disini aja kebetulan tante ga lama kok. Ini, tante mau anterin brownies buatan tante. Tadinya tante mau minta kamu buat dateng ke rumah, tapi kebetulan tante mau belanja jadi sekalian keluarnya."

"Astaga, repot-repot deh tante. Makasih banyak ya tante. Ini tante beneran ga mau masuk dulu?"

"Ga usah, sayang. Tante langsungan ya."

"Ooo gitu, iya tante. Hati-hati."

"Iya, makasih sayang. Tante titip salam ya buat papa mama."

"Iya tante, nanti Alca sampaikan."

"Tante duluan ya."

"Iya tante, Mari."

Mama Gadiel meninggalkan rumah Alca. Alca pun langsung masuk kedalam rumah. Ia menaruh browniesnya di kulkas dan ia bergegas untuk mandi terlebih dahulu.

Setelah mandi Alca kembali turun untuk mencoba brownies yang telah diberikan untuknya. Ia mengambilnya, lalu menyantapnya di meja makan sembari menonton series. Tak lama, mama datang menghampirinya. Dengan rasa sedikit lapar karena habis golf, mama bertanya pada Alca.

"Ca, apa itu?"

"Brownies, ma."

"Kamu beli?"

"Nggak, tadi mamanya Gadiel kasih."

"Oh iya? Baik sekali."

"Iya, ma. Tadi beliau juga nitip salam buat papa sama mama."

"Salam balik deh kalau gitu. Eh, mama minta dong."

Mama mencoba brownies itu. Ia tercengang dengan rasanya. Rasa ini seperti familiar. Selain enak, rasanya de javu sekali.

"Eum, enak banget ini browniesnya. Mama kayak pernah makan."

"Oh iya? beli dimana, Ma?"

"Mama lupa, tapi ini rasanya familiar banget. Tapi sumpah, ini enak banget mama suka."

Tanpa sadar, mama telah menghabiskan semua brownies yang ada.

"Eh buset, Ma. Ga dihabisin semua juga kali."

"Sorry sayang, tapi ini enak banget. Dan mama kangen banget sama rasa ini."

"Iya deh, terserah mama.

"Btw, orang tuanya Gadiel tau tentang kedekatan kalian?"

"Tau kok ma. Aku udah dikenalin juga sama Mama-nya. Udah sempet ke rumahnya juga."

"Oh ya? Kapan-kapan kenalin Gadiel ke Mama sama Papa dong."

"Iya, iya. Kapan-kapan aku kenalin ya."

"Status kalian apa sih, Nak? Pacar?"

"Haha, enggak ma. Aku sama Gadiel cuma sahabat. Walau baru kenal beberapa bulan, tapi kita udah klop banget."

"Ohh gitu. Paling juga nanti demen kalian berdua."

"Ngga lah mah, ada-ada aja."

Mama dan Alca masih mengobrol santai di meja makan. Tapi, tak lama Alca kembali ke kamarnya karena ada tugas yang harus ia selesaikan.

Di kamar ia membuka laptop dan iPadnya. Ia membuka beberapa tugas yang masih harus ia kerjakan. Disela-sela mengerjakan tugas, tiba-tiba terdapat telefon dari Mika. Alca langsung mengangkatnya.

"Halo, Mik?"

"Halo, Ca. Sorry, gue ganggu ga?"

"Enggak kok, santai aja. Kenapa?"

"Gue mau nanya design ini sama lu."

Mika menanyakan tugas design kelompok mereka pada Alca. Setelah lama berdiskusi soal design, Akhirnya...

"Ok, Ca. Thankyou banget udah dibantu."

"Iya, sama-sama. Btw gue mau cerita deh, Mik. Bonyok gue aneh banget akhir-akhir ini."

"Hah? kenapa tuh?"

"Jadi, pas kemarin kita kerja kelompok di sekolah pas gue dateng gue ketemu dia di lobby dan posisinya bonyok liat. Pas pulangnya kan gue juga dianter sama Gadiel sampai ke lobby dan bonyok gue bisa ramah dan kayak seneng gitu sama Gadiel. Asli, bonyok tu ga pernah suka sama temen cowok gue siapapun itu. Ini tiba-tiba ramah banget?! Gila ga sih?"

"Hah? asli aneh banget. Kok bisa sih, Ca?"

"Ga tau, begitu lihat pada pandangan pertama mereka langsung suka dan sreg gitu sama Gadiel. Gue juga bingung kenapa."

"Kata gue, itu lampu ijo sih."

"Maksudnya?"

"Ya lu kalo mau lanjut sama Gadiel ya no prb buat bonyok lu."

"Gitu ya?"

"Eh, kalian itu statusnya apa sih? Temen? Sahabat? atau udah Pacaran?"

"Ga, kita sahabatan aja sih. Gue sayang sama dia sebagai sahabat."

"Dih si yang berkedok bestie. Ca, gue yakin lu punya perasaan yang beda ke Gadiel. Cara lu treat Gadiel sama Nathan aja beda. Padahal sama-sama deket sama lu."

"Emang iya?"

"Ih, gue sadar ya. Ya mungkin sekarang lu belum memvalidasi rasa itu. Tapi gue yakin, suatu saat nanti pasti rasa lu akan tervalidasi. Saran gue, jujur sama perasaan sendiri."

"Masa iya gue punya rasa lain selain sahabat ke Gadiel, Mik?"

"Bisa aja kan?"

"Iya sih."

"Udah ga usah galau. Sana lanjutin tugas lu dulu."

"Eh AHAHAHHA iya. Thanks Mik. Bye~"

"Bye~"

Alca mematikan telfon itu. Ia masih memikirkan perkataan Mika tadi. Apakah benar?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Aku, Kita, dan Mereka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang