[Eps. 1] Ombak selalu datang

46 9 1
                                    

-Happy Reading-

"Kenangan yang selalu datang, bagai ombak yang tak pernah habis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenangan yang selalu datang, bagai ombak yang tak pernah habis."

-•••-


Senin, selalu menjadi hari yang paling buruk dalam seminggu. Bukan hanya karena perpindahan dari hari minggu menuju hari sibuk, tapi menjadi hari dimana Suma harus bertemu dengan pelajaran yang paling dia benci, tentu saja matematika empat jam pelajaran penuh dengan guru yang sangat galak dan tegas pada peraturan.

Suma, gadis remaja kelas sebelas. Gadis biasa yang suka membaca, mendengarkan musik, kadang bernyanyi dan menari jika hatinya sedang diterpa suasana riang nan gembira. Lagu 90an menjadi lagu favorit yang selalu tersetel pada putaran earphone milik gadis ini, Close To You oleh The Carpenters menjadi salah satunya. Rambut legam sebahu dengan potongan biasa disisipkan ke belakang kuping sembari angin sejuk dan halus menerpa.

"Pagi, Suma. tumben sekali pagi-pagi begini sudah nangkring di halte" ujar Nana teman sebangku dan satu komplek rumah dengan suma.

"Pagi, Na. Mungkin aku sedang tidak mau terlambat untuk upacara pagi ini" jawabnya.

"Hahahaha, apa yang membuatmu ingin mencoba jadi siswi teladan begini?" tanya Nana yang heran dengan semangat Suma yang biasanya datang terlambat setiap upacara.

"Tidak tau Na, aku malah tidak tau apa yang harus aku kerjakan dirumah, jadi aku berangkat saja ke sekolah" jawab Suma sedikit menghela nafas.

Baiklah, Nana mengerti apa yang terjadi dengan Suma pagi ini, dia bukan semangat pergi ke sekolah, bertemu dengan pelangi yang selalu membuat hatinya hangat dan mengembang. Sekolah, melainkan tidak semangat melakukan apapun sehingga dia terpaksa datang ke sekolah dengan tidak terlambat.

"Ayo naik, jangan jadi meleha-leha disini nanti tidak jadi sampai sekola tepat waktu" ajak Nana pada Suma untuk menaiki bus yang sudah tiba di halte. Tapi tenang saja, suasana hati Suma akan mulai perlahan membaik ketika dia tiba di sekolah.

•••••

"Hai, mari ku kenalkan pada laki-laki baik hati nan sempurna selembut kapas sutra. Laut namanya, panggil saja begitu. Laki-laki dengan perangai ramah, memiliki senyum paling manis, tinggi nya melebihiku, kulitnya kecoklakan manis memikat, rambutnya bergelombang mirip ombak sedikit seperti namanya hihi. Tangannya selalu hangat saat memegang tanganku, matanya menusuk saat menatap, dekapan nya sejuk membuat tenang. Hmm apalagi yang harus ku tulis, semuanya ada di kepalaku tapi susah kujelaskan. Mungkin sampai sini dulu, nanti ku lanjutkan saat semuanya sudah jelas, terimakasih". Tulisannya pada buku harian yang selalu menjadi temannya bercerita, Suma memberi kepercayaan penuh pada buku itu untuk mengetahui seluruh isi hatinya.

•••••

Upacara sudah selesai, semua orang berhamburan menuju kelas masing-masing, berbeda dengan Suma yang sedang mencari keberadaan laut ditengah hamparan manusia yang berhamburan ricuh. Laut menarik lengan Suma, gemas dia padanya yang kebingung mencari dia dengan muka sebal dan pipi mengembang.

Tree of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang