Aji Mumpung

27.4K 390 19
                                    

"Beres semua?"

Aku mengangguk saat suara bass pria yang kusukai terdengar di belakangku. Itu adalah suara bang Bara, dia adalah abang iparku.

"Udah bang," kataku menoleh setelah memasukan koper ke bagasi mobil.

Mataku menangkap sosok pria jantan bertubuh kekar sedang tersenyum ke arahku. Otot-otot bang Bara tercetak jelas di kaos oblong yang dia pakai. Wajah bang Bara juga sangat sempurna, alisnya tebal, matanya tajam, hidungnya mancung, rahangnya tegas dan bibirnya padat berisi. Semua kesempurnaan itu dipadukan dengan kulitnya yang coklat dan eksotis, terbayangkan bagaimana penampilan sosok pejantan di depanku ini? Setiap kali melihat sosoknya, boolku tak henti berkedut manja minta disodok.

Walau aku baru berumur 19 tahun, tapi jangan kalian remehkan pengalaman seksku. Aku sudah lama berkecimpung di dunia pelangi dan merasakan bagaimana nikmatnya boolku di sodok kontol panjang dan tebal.

Salah satu impianku sejak lama adalah merasakan pusaka bang Bara tertancap di anusku, aku akan sangat bahagia kalau itu bisa terjadi. Membayangkan kontol bang Bara yang berwarna kecoklatan dengan kepala kontol yang lebih tebal dari batangnya saja sudah membuat lubang anusku basah, apalagi kalau benar-benar digenjot oleh kontol bengkok miliknya itu.

Kenapa aku tau bentuk kontol bang Bara? Itu karena aku pernah mengintip dia ngentot dengan mba Mirna yang tak lain adalah kakakku. Detailnya, kontol bang Bara itu berwarna coklat gelap, kepala kontolnya agak merah dan lebih tebal dari batangnya, batangnya sendiri dihiasi urat-urat yang tercetak jelas bak petir di langit. Ukuran? Ketebalan? Kalian pasti tidak akan percaya, kontol banh Bara kuperkirakan memiliki panjang 19cm dengan diameter ketebalan sebesar 4 cm! Belum lagi kontolnya bengkok ke kiri, aku jamin kalau benda itu masuk ke boolku aku pasti akan merintih keenakan. Buktinya mba Mirna saja dibuat sampai mendesah tanpa henti.

Untuk ukuran pria 35 tahun yang sedang dalam masa primanya. Bang Bara sangatlah sempurna dan nyaris tanpa celah, aku tidak aneh sih kalau semisal dia punya selingkuhan di luar sana. Lagipula siapa yang tahan dengan sosok bang Bara yang amat menggoda didukung dengan pusakanya yang bisa membuat lubang pria maupun wanita kejang-kejang karena keenakan. Tapi semoga saja tidak, karena kalau dilihat dari gelagatnya bang Bara itu cinta mati dengan mbak Mirna.

"Ya udah yuk jalan? Pamit dulu sama bapak dan ibu kamu."

Aku mengangguk, setelah sesi sedih perpisahan antara aku dengan kedua orangtuaku akhirnya kami melanjutkan perjalanan untuk sampai ke Jakarta.

"Kamu jangan cengeng dong, masa laki-laki nangis," ejek bang Bara ketika mobil yang dikendarainya sudah cukup jauh dari rumah kedua orangtuaku.

"Su-susah bang, Rayhan bakal kangen sama bapak dan ibu."

Bang Bara mengelus pelan rambutku, karena tidak punya adik kandung dia selalu menganggapku sebagai adiknya sendiri sejak dirinya masih berpacaran dengan mbak Mirna dulu. "Udah, jangan cengeng. Kan nanti libur semester bisa pulang."

Aku hanya mengangguk kecil, dielus seperti itu malah membuatku sanget. Rasa sedih tadi seakan menguap entah ke mana digangikan keinginan untuk dientot oleh iparku.

"Kira-kira berapa jam sih bang sampai Jakarta?"

Bang Bara menelisik, dia terlihat tampan sekali ketika berpikir seperti itu. "Mungkin lebih dari setengah hari, nanti kita nginep aja satu malam di Malang. Abang nggak kuat kalau harus nyetir lama-lama."

"Haduh bisa tepar di jalan aku bang."

***

Sampai di Malang bang Bara memesan kamar hotel. Awalnya dia memesan kamar hotel dengan dua ranjang, tapi karena penuh akhirnya dia memesan satu ranjang. Toh katanya sama-sama laki-laki. Hihihi, tidak tau saja dia kalau aku penikmat kontol.

Lendir Putih Abang IparTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang