9 - Kenapa Harus IPS? √

1.8K 162 27
                                    

"Halo semuanya perkenalkan nama saya Klara Larasati. Saya menjabat sebagai wakil ketua OSIS," kata Klara dengan suaranya yang terdengar merdu.

Dia pemeran utama dalam cerita "Cinta Untuk Klara" ia di gambarkan memiliki kepribadian yang lemah lembut, dewasa dan paling pengertian. Wajahnya terlihat cantik juga imut, tatapan matanya selalu terlihat polos seperti bayi. Dia juga pintar. Semua orang akan mengagumi sosoknya ini, apalagi setelah melihat manik matanya yang terlihat menenangkan.

"Dan di samping saya ada ketua OSIS sekolah ini. Dia Nico Stewart Vettel panggil saja, Nico." lanjut Klara yang memperkenalkan dirinya dan Nico di hadapan semua murid baru.

Jika di tanya kenapa tidak Nico saja yang memperkenalkan diri, alasannya simpel. Dia tidak suka berbasa-basi dan terlalu malas untuk menyebut namanya sendiri.

Qila membulatkan matanya terkejut dengan fakta yang ada. Seingatnya, mereka berdua tidak langsung dekat juga di novel tidak di sebutkan jika Klara adalah wakil ketua OSIS. Apakah alurnya sudah benar-benar berubah akibat dirinya, atau memang Qila yang melupakan alur ceritanya. Qila juga mengakui jika Klara terlihat sangat dewasa dan suaranya terdengar lembut, pantas saja dia menjadi pemeran utama.

"Salam kenal kak Nico, kak Klara!" seru para murid dengan serempak sambil tersenyum. Klara yang mendengar itu membalas senyuman mereka, dan Nico hanya menampilkan raut wajah datar andalannya. Qila hanya bisa termenung akan hal itu.

"Selamat datang di SMA White Trisakti. Untuk kegiatan sekarang dan seterusnya, kalian akan di pimpin oleh anggota OSIS dan OSIS nya tertentu." ujar Nico dengan suaranya yang tegas dengan pengucapannya yang berwibawa.

Para murid semua mengangguk semangat. Kesan pertama mereka di sekolah ini sangat baik, apalagi dengan ketua OSIS nya yang seperti ini. Mereka tidak akan membolos dan akan selalu sekolah untuk melihat wajah tampan itu.

"Untuk kegiatan sekarang, silahkan cari nama kalian masing-masing di list peserta didik baru. Sudah ada para guru yang bertugas. Sebutkan nama kalian, setelah tahu di mana kelas kalian, kalian langsung saja masuk dan lakukan sesi perkenalkan. Mengerti kalian semua?" Nico menjelaskan sambil menunjuk dengan sopan ke arah samping kanan.

"Mengerti kak!" jawab mereka serempak.

"Baiklah, silahkan." balas Nico kepada mereka. Matanya sedari tadi menatap ke arah Qila yang kebetulan berada di barisan paling depan.



Setelah mendengarkan penjelasan dari Nico, para peserta didik baru mulai berhamburan berjalan menuju meja di sisi lapangan yang masing-masing meja sudah berisi tiga guru, dan mulai menanyakan kelas mereka.

Qila berjalan dengan semangat menuju meja nomor lima dan hanya menunggu orang yang di depannya selesai.

"Hay," Tiba-tiba saja ada orang yang menyapa Qila. Seorang perempuan yang terlihat seperti bule, memiliki rambut pirang dan kulitnya putih seputih susu, matanya berwarna amber dengan wajahnya yang terlihat cantik.

"Hay juga," balas Qila ramah.

"Kelas berapa?" tanyanya kepada Qila. Dia terlihat seperti tidak gugup ataupun malu, Qila dapat menyimpulkan jika dia memiliki kepribadian ekstrovert.

"Belum tau," jawab Qila jujur sambil tersenyum.

Dia membalas senyuman itu, "Ya udah, gue antri di sana ya," ucapnya sambil menunjuk meja nomor tiga.

Qila mengangguk, "Iya, bay!"

Qila berbalik dan terlihat masih ada dua orang yang antri.

"Kenapa dia tidak antri di sini saja ya, padahal 'kan sudah mau kosong." pikir Qila heran.

NADQIL? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang