4▪︎ Clue 2

243 46 11
                                    

POV Winziel Raegan

Aku sekarang sudah memanjat 5 batu yang ada di tembok panjat tebing. Merasakan bahwa aku sudah sangat tinggi, keningku mulai berkeringat dingin. Padahal aku memakai sabuk safety sebelum naik tapi detak jantungku yang tak karuan dan telapak tangan yang dingin menjadi saksi bahwa aku sekarang ketakutan.

Kiera benar-benar mengerjaiku sekarang, aku mengikuti jejak yang tidak pasti ini. Membuang rasa takut yang sudah menjalar sampai kaki. Gemetar setiap panjatan batu yang aku ambil, berharap sampai dipuncak aku menemukan serpihan Kiera yang aku cari. Tinggal 3 batu lagi dan aku sudah sampai ke titik tertinggi tembok tebing.

"Ah.. tinggi banget" aku meremas batu terakhir yang menjadi jembatanku untuk melihat tembok paling tinggi. "Okay tenang.." bisikku pada diri sendiri, dengan penerangan yang lumayan minim aku melihat tembok tertinggi itu. Aku memicingkan mata, untuk setidaknya penglihatanku lebih terarah dan tajam.

Jackpot!

Aku menemukan pahatan diatas sana. Aku menghela nafas lega karena teori gilaku benar adanya, untungnya juga pahatan itu tak tertutupi cat renovasi yang sepertinya baru dilakukan oleh kampus. Aku menghela nafas berat, Kiera benar-benar ingin aku melakukan hal-hal yang dulu saat kuliah tidak berani aku lakukan.

Aku membaca pahatan itu yang berisikan 3 kata. Tanda 3 ( / ) didepannya membuatku tersenyum lebar, karena aku percaya diri bahwa teka-teki yang ini tidak susah untuk kupecahkan. Hanya Kiera dan diriku yang paham tentang makna 3 kata ini. Karena saat kuliah dulu Kiera sering memakainya sebagai kode agar aku dan dirinya bisa berduaan saja.

///usulan. Pernis. Harmonis

Setelah aku membacanya kembali, ternyata ada kalimat lanjutan. Aku kembali memicingkan mata agar dapat melihat kode baru yang mulai membuat kepalaku berkedut.

Sial apa lagi ini?

Laut Bercerita. P. 31 baris 22.

Baris? Apa ini buku? Sebentar, rasanya aku pernah mendengar nama ini. Laut bercerita.. ah iya! Ini buku favoritenya Kiera saat kuliah, dia menyuruhku untuk membacanya berulang kali tapi saat itu aku tak punya waktu. Aku langsung mengulum senyuman, aku dapat clue baru lagi.

Karena tidak ingin melewatkan apapun, aku kembali membaca clue yang diberikan Kiera. Membacanya berulang kali sampai aku ingat betul, karena aku tak mau naik lagi ke ujung atas tembok ini. Setelah merasa aku sudah hafal, akupun turun perlahan. Rasa takutku sekarang diganti dengan rasa penasaran yang tinggi.

Aku selangkah kedepan untuk bertemu dengan Kiera lagi..

Sesampainya di bawah, aku langsung melepas safety belt yang terpasang di pinggangku. Jujur setelah memanjat tebing aku benar-benar salut dengan Kiera yang saat itu nekat naik untuk mencoret tanpa safety belt. Tapi memang Kiera tidak pernah takut pada apapun.. hal itu membuatku terinspirasi untuk meraih cita-citaku di negri orang.

Aku meraih handphoneku yang kutaruh di ransel, membuka aplikasi yang 3 tahun ini sudah berdebu tak pernah kupakai. Aplikasi yang selalu menjadi penuntunku untuk bertemu dengan Kiera, yaitu aplikasi what3words. Dimana aplikasi itu menamakan setiap jalan dengan 3 kode kata, jadi ya kombinasi 3 kata yang dipahat itu adalah nama sebuah tempat.

Aku memasukan 3 kata itu kedalam aplikasi "usulan, Pernis, sama Harmonis" aku mengetiknya dengan kecepatan penuh karena takut lupa. Dengan satu klik saja aku tau dimana clue ke-3 Kiera ditemukan. Aku tertawa kecil, tentu saja tempat ini akan menjadi tempat yang dipilih Kiera sebagai clue.

Ya, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Ya, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Muse And Her Mystery - Jiminjeong/ WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang