Day 2
Tubuh Jin GuangYao bergidik pelan ketika Nie MingJue menjauh darinya. Nafas keduanya masih terengah-engah. Tetapi Nie MingJue dengan cepat menjauh darinya. Seolah Jin GuangYao mengandung wabah penyakit mematikan dan akan menularkan hal tersebut padanya. Meski begitu, Jin GuangYao sudah terbiasa akan hal ini. Sangat terbiasa. Lagi pula hubungan mereka saat ini tak lebih dari patner seks semata. Nie MingJue hanya akan mencarinya jika dia ingin melampiaskan rasa frustasi dan amarahnya. Walalu jujur saja rasanya sangat memuakkan-rasa menyakitkan dan amarah juga kesedihan yang bercampur menjadi satu di dalam hatinya setiap kali Nie MingJue berhubungan intim dengannya benar-benar membuat Jin GuangYao muak.
"Cepat pergi dari sini." Nie MingJue berkata. Jin GuangYao enggan menjawabnya. Dia turun dari tempat tidur dengan kedua kakinya yang bergetar, memungut pakaiannya dan mulai memakainya. Sementara Nie MingJue keluar dari ruangan untuk membersihkan dirinya.
Jin GuangYao tidak pernah mendapat kemewahan untuk beristirahat sejenak setelah mereka selesai melakukannya. Nie MingJue hanya akan mengusirnya begitu dia puas. Tak peduli apakah Jin GuangYao memiliki tenaga nya atau tidak.
Lebih baik Jin GuangYao menyeret kakinya yang gemetar pergi dari pada harus membuat marah pria besar itu. Tendangan yang dia berikan pada Jin GuangYao setelah Kampanye Sunshot berakhir benar-benar menyakitkan dan cedera pada tulang panggulnya masih belum sembuh sepenuhnya. Rasanya masih sangat menyakitkan. Terlebih saat mereka berhubungan intim-dan Nie MingJue tidak bisa dikategorikan sebagai pria yang melakukannya dengan lembut terlebih karena dia melakukannya dengan Jin GuangYao.
Jin GuangYao telah selesai memakai celana nya. Namun ketika dia memakai bajunya kembali, setitik cairan merah menetes ke kain putih yang ingin dikenakannya. Jin GuangYao tercengang atau tepatnya terkejut. Setitik tetesan merah itu perlahan berubah menjadi dua tetes lalu tiga dan semakin banyak. Jin GuangYao merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya dan ketika ia menyentuhnya rasa basah sedikit hangat juga bau anyir membuat kedua manik madu nya bergetar dengan kepanikan.
Mimisan bukan lagi menjadi hal asing bagi Jin GuangYao, tubuhnya terbilang lemah untuk ukuran seorang pria dan kultivator. Dia juga lebih rentan sakit dibandingkan rekan seusianya. Ketika dia kelelahan atau stres, Jin GuangYao akan mengalami mimisan. Tetapi itu hanya sekejap dan bisa dihentikan dengan mudah.
Namun kali ini, darah yang mengalir dari hidungnya sangat banyak, baju putihnya telah berubah merah karena dia gunakan untuk menyeka darahnya. Dadanya mulai terasa semakin sakit dan kepalanya berdenyut-denyut seolah ingin terbelah. Suara berdenging pada telinga nya benar-benar menyakitkan untuk pendengarannya. Jin GuangYao bahkan tak menyadari jika Nie MingJue telah kembali dan terlihat kesal karena masih melihatnya belum beranjak.
"Bukan kah sudah kusuruh kau untuk pergi?! Kau pikir apa yang kau lakukan berlama-lama disini?!" Nie MingJue membentaknya. Jin GuangYao tersentak pelan, dia menoleh tanpa sadar.
..
Ketika memasuki ruangan tersebut, Nie MingJue cukup terkejut Jin GuangYao masih belum beranjak dari tempatnya. Pria itu sedang memunggunginya dan hanya mengenakan celana nya. Nie MingJue tak tahu apa yang ada dipikiran Jin GuangYao, tetapi dia dengan cepat merasakan amarahnya menggelegak dan tak bisa menahan dirinya untuk tidak membentak Jin GuangYao.
"Bukan kah sudah kusuruh kau untuk pergi? Kau pikir apa yang kau lakukan berlama-lama disini?!"
Jin GuangYao menoleh padanya, terlihat linglung dan bingung. Tetapi Nie MingJue hanya dapat membelalakkan matanya karena terkejut. Hidung Jin GuangYao mengalirkan darah cukup banyak dan pakaian putih yang ada ditangannya telah berubah menjadi merah karena noda darah.
"Skema apa lagi yang sedang kau mainkan?!" Nie MingJue menyalak.
Jin GuangYao tersentak, namun dia tak menjawab pertanyaan Nie MingJue. Dia menghapus darah dari hidungnya walau rasanya itu percuma. Pria itu kembali memakai pakaiannya yang berlumuran darah dan memakai jubahnya. Dia berjalan melewati Nie MingJue hanya untuk goyah dan menopang diri pada dinding. Jin GuangYao kembali melangkahkan kakinya, namun akhirnya dia terjatuh ke lantai dengan bunyi gedebuk yang cukup keras.