Xiao Zhan remaja polos yang baru genap berusia delapan belas tahun beberapa minggu lalu.
Remaja lelaki dengan parasnya yang menawan membuat siapapun sulit menolak pesonanya yang begitu anggun dan mempesona.
Xiao Zhan adalah anak tunggal dari keluarga konglomerat di beijing, ayah dan ibunya adalah pebisnis handal hingga membuat Zhan hidup nyaman bergelimang harta tanpa pernah merasakan perihnya bekerja bertaruh nyawa demi selembar uang.
Zhan duduk nyaman di kursi paling sudut di kafe milik sepupunya, Rose kim, gadis berdarah korea-tiongkok, rose adalah Puteri dari adik ibunya Zhan.
Rose membawa segelas jus jeruk pesanan Zhan yang tampak sibuk mengotak atik ponselnya sejak remaja polos itu mendudukkan pantatnya di kursi kafenya beberapa menit lalu.
"Hei, serius sekali?" Rose melongok ke depan untuk melihat apa yang tengah sepupunya lakukan pada ponsel canggihnya.
Zhan kaget karena tak menyadari kehadiran rose di depannya, ia buru-buru menyimpan ponselnya ke dalam saku kemeja kotak-kotak yang di pakainya.
"Apa itu?" Zhan tampak gugup.
"Ini minuman pesananmu." Rose mencebik, sepupunya pelupa.
"Ooh..." Zhan hanya tertawa garing dan itu membuat rose curiga.
"Kau kenapa?"
"Tidak apa-apa." Zhan tersenyum gamang, sejak semalam nomor ponsel kekasihnya tak bisa di hubungi dan ia sangat mencemaskan keadaan kekasihnya.
Beberapa bulan lalu Zhan tanpa sengaja bertemu dengan seorang pemuda dengan paras wajahnya yang begitu indah bak pahatan dewa Yunani, sikap lembut pria itu membuat Zhan langsung menyukainya sejak pertemuan pertama mereka di pinggir jalan di depan departemen store tanpa sengaja kala itu Zhan hampir terserempet mobil karena menolong kucing yang berjalan lemah di bahu jalan.
Siapa sangka karena kejadian itu Zhan justru di selamatkan seorang pemuda tampan dengan kacamata minus yang bertengger manis di hidung mancungnya membuat nilai plusnya semakin bertambah.
Wang Yibo, karena kejadian itu Zhan tanpa sengaja menjadi dekat dengan pria yang dia ketahui bekerja sebagai direktur cabang di wang corporation.
Tepat sehari sebelum ulang tahun Zhan yang ke delapan belas Wang Yibo menyatakan perasaannya pada Zhan dan tentu saja langsung di sambut baik oleh Zhan sendiri karena remaja polos itu sudah jatuh hati pada sosok Yibo sejak pertemuan pertama mereka.
Segalanya sudah Zhan berikan untuk Yibo bahkan apa yang harusnya tak pernah ia berikan pada seseorang yang hanya berstatus sebagai kekasihnya, semuanya sudah Zhan berikan. Banyak teman-teman Zhan yang memberinya nasehat agar tak terlalu berlebihan dalam mencintai seseorang apa lagi mereka berdua belum lama berpacaran teman-teman Zhan khawatir Yibo hanya memanfaatkan kepolosan Zhan untuk kesenangannya saja.
Namun sejak semalam nomor ponsel Yibo tidak aktif dan Zhan tak tahu dimana alamat rumah Yibo karena pria itu tak pernah memberikan alamat rumahnya pada Zhan selama mereka bersama.
"Apa kau tak percaya padaku Zhan?" Tanya rose setelah mengamati raut gelisah sepupunya.
Zhan menghembuskan nafasnya lesu. "Dia tidak bisa di hubungi sejak semalam." Cicitnya sendu.
Rose langsung mengerti apa yang Zhan maksudkan. "Apa kau sudah mencoba menemuinya di rumahnya?"
"Aku tidak tahu dimana alamat rumahnya rose." Keluh Zhan tak bersemangat, tak mendengar suara Yibo menyapanya sejak semalam saja ia sudah sangat rindu pada prianya, anggap saja Zhan cinta buta tapi sungguh seseorang yang pernah merasakan rasa cinta yang ia miliki untuk Yibo barulah orang itu akan mengerti sulitnya menahan rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Bet On You (End)
Fanfictionku pertaruhkan diriku saat aku memilih untuk mencintaimu... namun kau membuatku kecewa pada diriku sendiri... Part sudah tidak lengkap, sebagian part di hapus untuk menghindari plagiarisme!