Sudah dua jam berlalu Sila maraton movie, ia merasa bosan karena seharian tidak bisa apa-apa dengan keadaan kaki yang masih di gips. Sesekali Sila mengecek ponselnya menunggu notif yang satu minggu ini sering mengganggunya.
Helaan nafas keluar, Sila merubah posisinya duduk bersandar di kepala ranjang. Ia melihat notif WA yang terakhir ia kirim namun masih centang dua abu-abu.
"Sila."
Kamila datang mendekati ranjang Sila.
"Iya Nek?"
"Di luar ada tamu. Ayo temui," ujar Kamila sembari mengambilkan kruk, alat bantu Sila berjalan.
"Siapa Nek?"
"Nanti kamu tau sendiri."
Kamila membantu Sila berdiri dan membantu gadis itu berjalan ke ruang tamu.
Sesampainya di ruang tamu langkah Sila memelan. Ia melihat seorang pria paru baya berjas rapih tengah mengobrol dengan Papanya.
"Nah ini dia anaknya." Farel berdiri membantu Sila duduk di sofa.
"Pak Andreas ini Aysila, putri saya," ucap Farel memperkenalkan Sila. Pria paru baya setengah bule itu mengangguk, tersenyum ramah.
"Sila, ini Pak Andreas rekan kerja Papa waktu di luar kota."
"Halo Om," sapa Sila.
"Halo, cantik ya, Ga anak mu," puji pria bernama Andreas itu.
Farel terkekeh, di dunia kerja Farel terkenal dengan sapaan Arega. Dan itu tidak berlaku di dalam keluarganya.
"Tentu saja siapa ayah nya," bangga Farel."Ouh ya di mana anak mu katanya dia ikut kesini?"
"Sebentar lagi dia datang, biasa pulang sekolah latihan basket dulu."
Sila mengerutkan kening seperti ada yang aneh dengan pembicaraan Papa dan rekan kerjanya itu. Tidak seperti biasanya, Farel memperkenalkan Sila kepada rekan kerjanya.
"Assalamualaikum," suara seorang laki-laki terdengar dari balik pintu.
"Waalaikumsalam."
"Nah itu dia sudah datang."
Seorang pria dengan seragam bola basketnya masuk, berjalan kearah ruang tamu. Sila membelakkan matanya melihat pria yang tidak asing di matanya ada di rumahnya.
"Halo Om," sapa Abi saat sudah berada di depan Farel dan juga Sila.
"Ini anakku, Ga namanya Abiputra," ucap Andreas memperkenalkan putra keduanya itu.
"Ouh hai Abi."
"Abi, itu anak Pak Arega namanya Aysila." Andreas memperkenalkan Sila pada Abi. Cowok itu terkekeh lalu mengambil duduk di samping ayahnya, Andreas.
"Abi udah kenal kok Yah jauh sebelum Ayah bekerja sama dengan Om Arega," kata Abi menatap Sila. Namun Sila lebih memilih menatap kearah lain.
"Jadi kalian udah saling kenal nih?"
"Iya. Kita juga satu sekolah kok Om," ujar Abi.
Sila berdecak."Pasti cari muka!"
"Kenapa sayang?" tanya Farel saat tidak jelas mendengar ucapan Sila.
"Ouh nggak." Sila menggelengkan kepalanya.
"Kalian kenal udah berapa lama?"
"Dari SMP sih Om kita cukup dekat dulu," jawab Abi lagi.
"Wah berarti kalian udah saling kenal satu sama lain ya?" ujar Andreas.
"Ya gitu deh, Yah."
"Dulu. Sekarang mah nggak," gumam Sila malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMASILA (HIATUS)
Roman pour AdolescentsSpin Off TRAVMA Kesalahpahaman di masa lalu membuat Darma ingin membalaskan dendam atas kematian sang pacar. Darma pun membentuk geng motor demi membalaskan dendam pada pria yang sudah membunuh Kania, gadis yang ia cintai. Darma juga menutup identit...