Remon menghentikan motornya tepat di halaman rumah, tanpa menunggu ia segera menarik Arisha untuk masuk ke dalam rumah. Tidak hanya itu, Remon bahkan mengunci pintu terlebih dulu sampai akhirnya Arisha menyentak cekalannya.
“Apa liat-liat? Sana masuk kamar,” kata Remon karna saat ini Arisha tengah memandangnya dengan sorot tajam.
“Lo kenapa sampai segininya sih? Gue juga bisa jaga diri, gue sama Darka---”
“Gue bilang, masuk. Lo mau gue aduin ke bokap? Nanti gue bilang kalo lo setiap hari keluyuran sama cowok tiap malam, gue jamin setelah itu lo gak akan diijinin keluar sama bokap. Mau lo?”
Arisha mendelik, ia tidak percaya kini Remon berani mengancamnya. “Apaan sih, kayak bocah banget dikit-dikit ngadu. Lo pikir gue gak bisa? Nanti gue ngadu ke nyokap dan bilang kalo lo sering tawuran, lo pikir gue gak tau kalo dua hari yang lalu lo tawuran sama sekolah sebelah?”
“Anj---lo kok ngancem balik sih?!”
“Lo duluan yang mulai!” balas Arisha berusaha tidak terbawa emosi.
“Gue gak suka orang lain ngatur hidup gue, Remon. Hubungan gue sama orang tua gue aja gak baik karna mereka selalu larang gue ini-itu. Kalo sikap lo juga sama kayak mereka, siap lagi yang harus gue percaya?”
“Sha, lo salah paham. Gue gak berniat buat ngelarang apapun yang mau lo lakuin, ini cara gue. Cara gue ngelindungin lo,” ujar Remon nada suaranya merendah.
“Iya, gue tau. Tapi lo masih punya batasan, gue juga belum maafin Darka. Enggak, gue mungkin gak bisa maafin Darka. Karna itu, lo gak perlu khawatir sampai segininya,” tutur Arisha panjang lebar, ia membalikkan tubuhnya berniat pergi menuju kamarnya. Namun, baru beberapa melangkah, Arisha kembali menoleh ke arah Remon.
“Makasih,” ucap Arisha membuat laki-laki itu menatapnya bingung sampai akhirnya Arisha kembali berbicara. “Karna lo, gue bisa ngerasain gimana rasanya dilindungi sama seseorang.”
Remon terkekeh pelan, ia tidak pernah salah mengenai Arisha. Gadis itu mungkin kasar kepadanya, namun di sisi lain Arisha tentu menginginkan seseorang yang ada untuk melindunginya.
*****
Tatapan Darka sejak tadi tidak teralihkan sedikitpun dari Arisha. Posisi keduanya saling berjauhan, Darka yang bersama teman-temannya dan Arisha yang saat ini sedang berbicara dengan Rey di depan kelas. Lamunan Darka terpecahkan saat mendengar suara.
“Lo itu baru masuk sekolah lagi, tapi langsung liatin Arisha,” ucap Gema dibalas anggukan oleh Saka.
“Arisha ... belum maafin lo?” tanya Saka pada Darka.
Darka menggeleng. “Kesalahan gue terlalu besar.”
“Bukan cuma itu masalahnya,” terang Gema tatapannya bertemu dengan Darka. “Kita tau gimana Remon, dia gak akan pernah ngijinin lo deket sama Arisha lagi. Mungkin, kalo nantinya Arisha maafin lo, Remon belum tentu maafin lo. Lo paham kan?”
Benar, seperti apa yang dikatakan Remon kepadanya tadi malam. Laki-laki itu terang-terangan menunjukkan kebencian terhadap Darka.
“Apapun itu, gue gak akan berhenti sampai Arisha maafin gue. Gue akan berusaha buat deket lagi sama Arisha. Itu janji gue,” tekan Darka tatapannya kembali pada Arisha.
Di sisi lain Arisha menatap tiket yang diberikan oleh Rey kepadanya. Kedekatannya dengan Rey mungkin tidak akan dipermasalahkan lagi oleh Remon mengingat kebenaran tentang Rey yang sudah mendapatkan kembali ingatannya. Namun sikap Rey setelah pernyataan perasaannya, terasa aneh bagi Arisha. Seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine, Arisha!
Teen Fiction"Permohonan maaf lo, gak berlaku buat gue. Sikap lo yang kayak gini, justru nunjukkin kalo lo emang laki-laki rendahan, Darka." Bayang-bayang masa lalu membuat Arisha merasa ragu jika berdekatan dengan Darka. Tetapi sayangnya, Darka selalu mempunya...