Happy reading and Enjoy~
"Bagaimana? Apa kau menyukai tempat tinggal barumu?"
Nathalie tidak menjawab, ia cukup terkesan dengan rumah baru yang diberikan Arthur.
"Aku tidak menghinamu dengan memilihkanmu tempat tinggal di pedesaan, karena kupikir kau akan merasa nyaman tinggal di tempat yang tidak terlalu berisik dengan hiruk pikuk jalanan."
Nathalie tahu Arthur tidak bermakud seperti itu, lagipula memang benar ia lebih senang tinggal di desa. Selain dirinya tidak bisa ditemukan oleh orang-orang dari ajaran sesat ayahnya, rumah dengan pemandangan bunga yang begitu banyak ini sangat memanjakan matanya.
Tiba-tiba ia ingin mempunyai rumah kaca untuk menjual bunga-bunga ini. Kedua matanya langsung berbinar, itu bisa menjadi penghasilan sampingan yang akan ia raih. Mungkin pekerjaan melukis di desa ini bisa ia lakukan di pinggir jalan.
Meskipun ia tahu bahwa dengan bekerja sebagai pelukis jalanan tidak menghasilkan banyak uang. Ia juga akan melukis dan menjualnya di kota. Bagaimana jika sebulan tinggal di sini ia belum bisa menghasilkan uang? Apa ia akan hidup dengan kelaparan di rumah besar ini.
Arthur mencium dahinya. "Jika kau butuh sesuatu katakan saja padaku. Dan jika kau dalam keadaan mendesak dan merasa terancam, segera telepon bawahanku yang tempat tinggalnya tidak jauh darimu. Aku sengaja mempekerjakannya di sini agar bisa mengamatimu. Aku akan mengirimimu semua kebutuhanmu setiap bulan."
Seolah menjawab semua kekhawatirannya. Itu berarti hidup dengan kekurangan uang tidak perlu ditakuti lagi.
"Kau bisa kembali tinggal padaku jika memang merasa berat tinggal sendiri."
Nathalie mengangguk patuh. Bukan tanpa alasan Arthur membuat kepergian Nathalie lebih cepat dari yang direncanakannya. Ini semua karena Neve, ia khawatir jika Neve terbangun, gadis itu mengintimidasi Nathalie dengan kedudukannya. Ia juga tidak mau repot-repot mengurusi Neve dan seluruh keluarganya.
"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu."
Nathalie memasang wajah sendu, wanita itu menarik jas yang dikenakannya. Arthur tersenyum. Tangannya terulur untuk mengelus pipi Nathalie.
"Jangan memasang wajah seperti itu, kau membuatku tidak bisa meninggalkanmu."
Lelaki itu menghela napas, lalu duduk di sofa. Ia juga menarik tangan Nathalie agar duduk di pangkuannya. Memeluk wanita itu erat-erat dan menghidu aroma Nathalie yang terasa manis. Jadi seperti ini rasanya membebaskan dan melepaskan seorang budak.
"Jangan sungkan-sungkan untuk menghubungiku jika kau butuh sesuatu."
Nathalie mengangguk.
"Sebentar lagi musim dingin, jangan lupa memakai pakaian yang tebal dan hangat. Jangan menunda-nunda sarapanmu, aku akan menghukummu jika melihat tubuhmu lebih kecil saat kita berpisah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Bird
Romance"Aku memberimu kebebasan untuk mencintaiku, karena itulah tugasmu sebagai budak. Tapi ingat, jangan mengharapkan yang sebaliknya. Karena aku akan memberikanmu apapun itu, selain cinta." Nathalie berharap ia bisa melakukan hal itu, tapi nyatanya tida...