Abel dan Shelina

1 2 0
                                    

Annyeong!

Mau cerita.. sebenernya tuh aku mau rajin up tapi bingung sama alurnya wkwkw, mau unpub tapi sayang bgt:)
sedangkan aku pengen banget nulis cerita.. gmn ya jd bingung sendiri.

😠😌

uda deh langsung aja bodo amat ama alur karena otak uda rendet bgt mau mikir.

________________

Sore ini Shelina menunggu bus untuk mengantarnya pulang seusai dari aktivitas selama 8 jam disekolah.

Namun bus yang ia gunakan biasanya tak kunjung datang sampai jam menunjukkan pukul 15.13. Lamanya bus membuatnya bosan, ingin naik gojek tapi uangnya tinggal empat ribu. Huh.

"Hmm.. kemana ya Busnya kok belum lewat dari tadi?." gumamnya sambil menengok kanan kiri.

"Mana udah jam 3 lebih lagi, yaallah." lanjutnya.

Tak berselang lama sekumpulan anak ekskul bulu tangkis lewat didepannya sambil membawa gerobak yang berisikan teman kelas lelakinya.

Abas, Jaki, Rasya, Udin dan 2 lagi anak bulu tangkis yang belum Shelina kenal. Mereka sedang menaiki gerobak besar itu sambil bernyanyi yang didorong oleh Udin anak kelas 11 Ips 4.

"Lah.. belum pulang Shel?." tanya Abas dengan menyuruh Udin untuk berhenti sejenak.

"Belom." jawab Jaki jengah dengan kebodohan Abas. Kan udah diliat dia masih disekolah terus berdiri juga deket halte apa lagi kalo bukan mau jual bayem.

"Udah tau masih ngejagrak disini masih aja ditanyain belum pulang. Dasar sinting." lanjutnya.

"Yee.. kan basa basi dulu monyet."

"Anjir gue dikatain monyet." tuding Jaki pada dirinya sendiri.

Udin malas melihat keduanya lantas berjalan kepinggir halte untuk mengambil sesuatu. Mengistirahatkan diri didekat gerobak, selanjutnya berselonjor kaki.

"Kebanyakan basi basi lo, langsung tawarin pulang kek kasian." ucap Udin sambil mengipas wajahnya dengan potongan kardus yang iya temukan disudut halte tadi.

Shelina yang bingung dengan mereka pun lantas meringis.

"Aku lagi nungguin bus dari tadi tapi belum lewat. Mana udah sore banget."

"Oh." jawab Abas dengan menganggukkan kepala dua kali.

"Anjir malah Oh doang lagi." gereget Jaki sambil mengusap wajahnya dengan tangan karena frustasi.

Abas yang tololnya sampe ke akar langsung cengengesan akan kebodohannya. Bisa bisanya oh doang.

"Hehe.. mau gue anterin pulang ngga? sekalian gue mau beli minum." tawar Abas sambil turun dari gerobak tadi.

Shelina yang ditawari pun tidak menyianyiakan lagi, lantas ia menganggukkan kepala untuk menerimanya.

"Emang gapapa Bas? agak jauh soalnya."

SAALGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang