00 | Prolog

7.2K 759 393
                                    

SELAMAT DATANG DI LAPAK REGAN, ALANA DAN ZAYN.

Story' nya aku awali dengan Regan kecil, dan chapter-chapter selanjutnya akan di isi hal-hal yang gak di ceritain di lapak Zaviar and His Struggle.

Tapi ada beberapa perbedaan, jadi harap maklum kalo isinya agak beda sama scene di lapak ZHS.

Sebelum mulai tentukan pilihan kalian buat pasangan Alana yg paling cocok nantinya.

#TimRegan?

#TimZayn?

Semoga lapak ini seramai lapak ZHM ya:)

Jangan lupa vote komennya:)

SELAMAT MEMBACA 📖!

SELAMAT MEMBACA 📖!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

00. Prolog

"Arrgh!"

Seorang anak kecil berumur lima tahun tersungkur di tanah setelah beberapa teman sekelasnya mendorong dengan keras tubuh kecil itu.

Anak lelaki itu menatap teman sekelasnya sedih. "Kenapa kalian dorong aku? Aku juga mau ikut main," ujarnya.

"Kamu gak boleh main sama kami. Karena kamu gak punya ibu," teriak anak laki-laki bertubuh gempal.

"Tapi aku punya Papa," sahutnya.

Teman-temannya malah semakin mentertawakan tanpa berniat membantu anak itu untuk bangun sama sekali.

"Kita juga punya Papa tapi cuma kamu yang gak punya ibu. Jadi kami gak mau berteman sama kamu," ujar salah satu dari mereka yang tubuhnya paling pendek.

"Pergi sana! Jauh-jauh! Hush!" teriak mereka dengan tega mengusir anak lelaki itu.

Akhirnya dengan langkah lesu, anak lelaki itu berjalan meninggalkan tempat tersebut. Memang seharusnya ia tetap di dalam kelas. Tapi tidak bisa dipungkiri jika ia juga kesepian dan butuh teman bermain.

Tapi dengan teganya, teman-temannya malah mengusirnya menjauh hanya karena ia tak memiliki ibu. Memang apa salahnya jika ia tidak punya ibu?

***

Seorang pria dewasa dengan jas kantor yang masih melekat di tubuhnya terlihat memasuki salah satu sekolah dasar dengan langkah tegas.

Ia tersenyum tipis ketika melihat seorang anak kecil yang berjalan keluar dari kelas dengan kepala menunduk.

Alisnya mengkerut saat melihat wajah itu yang tampak lesu.

"Regan," panggilnya yang membuat anak lelaki bernama Regan itu mendongak.

Raut wajah yang murung itu kini berganti dengan senyuman saat melihat sosok yang paling ia sayangi di dunia ini berada di depannya. Regan pikir tak apa tidak mempunyai ibu. Ia masih mempunyai ayah yang sangat menyayanginya melebihi apapun.

Regan berlari untuk memeluk sang ayah.

Begitu ia sampai di pelukan ayahnya, sebuah kecupan di kepalanya ia dapatkan. Sama seperti hari-hari sebelumnya.

"Gimana sekolahnya hari ini?" Pria yang tak lain adalah Ellgar itu bertanya setelah keduanya berada di dalam mobil.

Regan menunduk sembari meremas jari-jemari kecilnya. Ellgar heran, tak biasanya anak itu murung. Tangannya bergerak mengusap pucuk kepala putranya.

"Kenapa? Hm?" tanyanya penuh kelembutan. Ellgar sangat menyayangi Regan melebihi apapun.

"Re–regan gak punya Mama ya, Pah?"

Ellgar tertegun begitu melihat tatapan Regan yang berkaca-kaca. Pertanyaan yang seringkali ia hindari itu kembali keluar dari bibir anaknya.

Melihat keterdiaman sang ayah, Regan semakin murung. "Mama Regan ke mana? Regan pengen punya Mama biar bisa main sama temen-temen," ujarnya yang semakin membuat hati Ellgar teriris.

Ellgar berusaha tersenyum. Meski kini tangannya mencengkram kuat stir mobil. "Regan kan punya nenek. Nenek juga sayang sama Regan,"

Regan menggeleng. "Regan sayang sama nenek. Tapi Regan juga mau punya Mama,"

"Nanti kalau udah besar kamu pasti tau di mana Mama kamu," ujar Ellgar yang membuat Regan tersenyum senang.

"Serius, Papa? Nanti Regan ketemu Mama kalau udah besar. Regan mau makan banyak biar cepet besar," girangnya.

Ellgar hanya mengangguk. Anak sekecil itu pasti berpikir jika tumbuh besar akan berlalu dengan cepat jika makan banyak.





***

NEXT UNTUK LANJUT!📖

SEE YOU NEXT CHAPTER 📖

REGANTARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang