Empat puluh tiga

6.5K 561 43
                                    

Happy reading and enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading and enjoy~

"Sudah berapa kali kukatakan padamu jangan mau dibohongi anak-anak nakal itu."

Nathalie tertawa renyah. "Tidak apa-apa, bibi. Aku hanya memberi mereka sarapan karena mereka mengatakan mereka kelaparan."

Bibi Margaret mendengus. "Mereka baru saja makan di rumah, tapi berani-beraninya meminta makan pada orang lain."

Nathalie tidak menanggapi lebih lanjut ucapan Margaret. Tidak heran jika dirinya dijuluki malaikat. Di desa itu hanya rumah Nathalie yang paling besar. Hanya rumahnya yang hangat saat musim dingin datang. Selain karena gemar berbagi makanan yang dibuatnya, Nathalie juga senang membuat cemilan untuk anak-anak tetangga yang bermain di halaman rumahnya.

Hal itu membuat para tetangga yang awalnya segan karena mengannggap dirinya paling kaya di antara mereka, perlahan mulai membuka diri dan menerima Nathalie. Para tetangga menerimanya dengan baik. Nathalie menjadi kesayangan satu desa. Jika ada pemuda yang mencoba mendekatinya, mereka harus bisa melewati seleksi para tetangga yang tidak ingin Nathalie jauh di tangan orang yang tidak tepat.

"Ini awal bulan, apa lelaki itu masih mengirimimu uang?"

Nathalie menghela napas, tampak kecewa. "Dia tidak pernah menghubungiku selama dua tahun ini, tapi masih mengirimiku uang. Bagaimana penilaian bibi tentang dirinya?"

Bibi Margaret meletakkan cemilan yang tadi dibuatnya ke atas meja. "Itu sudah jelas bahwa dia hanya ingin kau berhutang budi padanya. Apa kau tau, Nathalie. Lelaki yang terus menolong itu hanya mengharapkan kesetiaan dan secara tidak langsung ingin mengikatmu untuk merasa berhutang budi padanya. Lalu saatnya tiba, dia akan meminta haknya yang telah menolongmu, mau tidak mau kau harus melaksanakan apa keinginannya."

Ia menglurkan tangan untuk mengambil cemilan yang dibawa bibi Margaret, lalu memakannya dan menutup mata untuk merasakan rasa manis yang menyebar di seluruh mulutnya.

"Tapi aku memang ingin membalas kebaikannya. Aku akan mengabulkan apa pun itu keinginannya."

"Gawat! Ini sudah parah."

Nathalie langsung berdiri dan menghampiri Margaret yang kali ini bersiap-siap membersihkan jendela.

"Ada apa? Kenapa bibi berteriak seperti itu?"

"Bukan apa-apa, aku hanya tidak menyangka masalah ini semakin besar. Kalimat inilah yang ingin di dengarnya darimu. Kalimat yang mengatakan bahwa kau bersiap melakukan apa saja. Jika ingin membantu, bantu saja. Jika dia membantu dan mengharapkan imbalan itu artinya dia orang yang jahat."

Ia pikir bibi Margaret terkena benda tajam atau sesuatu yang membahayakan wanita itu, ternyata tidak. Nathalie kembali duduk di sofa.

"Uang yang selalu dia kirimkan tidak pernah kupakai, aku menyimpannya dengan baik. Aku berharap suatu saat nanti bisa mengirimkan seluruh uangnya beserta uang yang sudah kukumpulkan untuk membalas jasanya."

Slave BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang